Ni-Ki POV
Dibawah pohon rindang, belakang sekolah. Aku menyenderkan tubuhku ke batang kuatnya.
Menghirup udara segar, berharap melepas penat dikepalaku ini, berharap juga saat aku membuka mata semua masalah hilang
5 Hari sudah Jay mediamkan ku. Seperti tak mengaggapku ada. Padahal ia tertawa ria dengan Lia, sang guru biologi sexy itu. Selama 5 hari ini, aku hanya mengobrol ringan dengan guru lain. Tak ada yang special jika bukan Jay.
Aku tahu ini bodoh, tapi aku hanya ingin membuatnya tak takut dengan lingkungan yang tak menerimanya. pertama kali bertemu ia terlihat sangat tertutup. Padahal aku menunggunya untuk menyatakan ia gay, tapi ia juga tak kunjung jujur, hingga akhirnya aku harus melakukan sesuatu terhadap dirinya.
Aku meremas kepalaku kuat-kuat. Tak pernah kepalaku sesakit ini, layaknya ada besi tajam yang menusuk kepalaku.
"Kau sedang apa?"
Dengan perlahan aku melepas cengkramanku dari rambut dan mendongakan kepalaku.
Aku menggeleng tak peduli. "Tidak ada, hanya melepaskan rasa sakit di kepalaku."
la hanya menatapku datar dan pergi begitu saja.
Akh, sial! Disaat aku bilang kepalaku sakit saja ia tak peduli.Memang aku salah apa?
Aku hanya membantunya.
Ini sangat menyakitkan. kemarin saat kami bertengkar, bahkan ia bilang bahwa dia menerimaku bukan untuk merusak karirnya. Aku tak merasa merusak!
Aku berjalan menuju ruang kelas dengan gontai. Yah setidaknya hari ini ada pelajaran. Aku beharap pembelajaranku nanti bisa menghilangkan rasa sakit di kepalaku.
"Hai, Class!"
"Hai, Riki saem."
Menaruh laptopku dan berdiri menghadap mereka yang sudah siap dengan baju kelas seni. "Hari ini kalian akan berpasang-pasangan dan menggambar wajah pasangan kalian. Mudah bukan?"
"Ini pelajaran anak SD pak!" Teriak salah satu muridku.
Dari satu mulai menyebar kesemuanya. Mereka gaduh, protes, tak menerima pembelajaranku kali ini.
"Diam!!"
Dengan satu kata bernada tinggi itu kelas seni langsung hening
Bukan ini yang aku mau, ditakuti semua murid. Mereka akan memandangku menyeramkan. Selama ini aku tak pernah membentak mereka, hanya saja, kepalaku sekarang sangat sakit dan seperti tak ingin ada suara berisik.
Sambil memijit dahi, aku terus berpikir bagaimana pelajaranku hari ini agar tak membosankan dan mereka kembali menganggapku menyenangkan.
Karena masalahku dan Jay yang sekarang membuatku begini.
Mereka masih hening, terus menatapku dalam diam. Hingga akhirnya aku mengangkat kepala dan tersenyum kecil.
"Maaf aku sedang banyak masalah," Aku menghela napas. "Kalian bebas hari ini"
Tanpa pikir panjang, aku langsung melangkah keluar kelas. Dari kejauhan kelas seni masih tidak ada suara. Apa mereka berpikir aku marah pada mereka?
Tentu saja, bodoh! Aku habis membentak mereka lalu aku meninggalkan mereka tanpa pelajaran, siapa yang tidak berpikir aku marah?
Masih memijit dahi, aku berjalan menuju UKS bertujuan untuk tidur.
Sebenarnya bukan hanya kepalaku saja yang sakit, badan juga terasa ditimpa oleh baja. Aku lelah dengan semua masalah di hubungan kami. Dari Lara, ibu Jay terlihat tak suka dengan hubungan kami, juga Heeseung yang datang kembali ke dalam hidup Jay, dan terakhir semua murid mencurigai kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Gay Teacher
Fiksi PenggemarJay Park. Seorang guru dari SMA ternama di Seoul. Berparas tampan dan umur yang masih muda, membuat dirinya banyak dikagumi oleh siswi-siwi di sekolah tempat ia kerja. Disayangkan sekali, Jay sama sekali tidak tertarik pada perempuan mana pun, karen...