Jay POV
Aku menatap pria ini dengan mulut menganga, tubuhku tidak bisa bergerak, ini bukan perasaan biasa! Dia dengan santainya menyatakan dirinya gay. Ya tuhan, jika ini mimpi, biarkan aku terus bermimpi, biarkan aku tertidur selamanya.
Hatiku senang luar biasa, tidak, melebihi luar biasa. Rasanya aku ingin sekali meloncat-loncat kesenangan lalu memelukknya.
Jika aku tidak waras, aku pasti akan melakukan itu, sayangnya aku masih waras. Bodoh rasanya jika aku melakukan itu.
Aku berdeham dan duduk di sampingnya, sesekali melirik Ni-Ki dalam diam.
Wajah tampannya terkena cahaya lampu taman.
Tak butuh waktu lama aku menghela napas kecewa.Tidak mungkin dia masih single, lihat wajahnya, tampan, sangat tampan! Pastilah banyak laki-laki gay yang menyukainya, lebih baik aku tidak usah berharap yang muluk-muluk. Pikirku
"Kau tidak akan pernah tahu seberapa beratnya menghadapi penyakit kecilku ini" Katanya menatap lurus taman yang sepi ini.
Aku menggeleng.
Yang benar saja? hey! Aku yang duduk disampingmu ini gay, tidak kah kau mengerti tatapanku ini? Aku sangat mengagumimu. Protesku dalam hati.
Ni-Ki mengernyitkan dahinya. "kenapa kau menggeleng?"
"uhm.. Tidak apa"
Pria ini menyenderkan kepalanya kebelakang kembali, memenjamkan matanya dan menghela napas.
Ingin sekali rasanya mengusap rambut coklatnya lalu mengecup basah bibir kecil itu.
Badannya tidak terlalu berotot, tapi tingginya sama dengan Heeseung. Matanya menggambarkan bahwa ia adalah seorang yang lembut, kulit yang dikategorikan putih untuk laki-laki, terlihat lembut. Sangat berbeda dengan Heeseung , walaupun sama-sama tampan.
Heeseung mempunyai wajah dengan kesan 'bad boy'. Dan lebih berotot, matanya bisa dibilang tajam, rahangnya terbentuk mantap.
Ah, apa kabar dia sekarang? Tanyaku dalam hati. Sudah 2 tahun aku tidak bertemu dengannya, komunikasi pun sangat jarang, terkadang chat difacebook walaupun hanya 5 menit.
"Jay," Panggil Ni-Ki dengan lembut, kepalanya
tertunduk malu. "Bolehkah aku menginap di rumah mu?"Aliran darahku berdesir, jantungku seakan berdertak 10x lebih cepat, dan aku merasakan pipiku memerah.
Dia tidak gila kan ? Atau mungkin otaknya sedang korslet karena pikirannya penuh dengan kakaknya?
"Baiklah, Maaf jika aku berpikir aneh-aneh, lagi pula aku bukan orang biasa pada umumnya"Katanya beranjak dari bangku. "Ini sudah malam
sebaiknya aku pulang."Aku mengerjap, mulutku terbuka namun tertutup kembali, "Tunggu!" Aku hampir menggenggam tangannya. "K-kau boleh menginap dirumahku"
"Benarkah? Kau.. tidak jijik denganku?" Ni-Ki tersenyum canggung.
Aku menggeleng. "Tidak, tidak sama sekali"
Masih dengan senyumnya, Ni-Ki merangkulku dan itu sukses membuatku kaku. "Ayo kita kerumahmu! Sungguh, aku tidak pernah merasa diterima seperti ini"
"Tapi, aku tinggal di apartement kecil"
"ah, tidak apa," Katanya seraya mengibaskan tangannya
"Selama aku jauh dari keluargaku itu, aku tidak masalah"
Aku memberentikan langkahku. Ni-Ki menatapku bingung, ada kilatan kekhawatiran di matanya "Kita seharusnya lewat sana" Telunjukku mengarah kebelakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Gay Teacher
Fiksi PenggemarJay Park. Seorang guru dari SMA ternama di Seoul. Berparas tampan dan umur yang masih muda, membuat dirinya banyak dikagumi oleh siswi-siwi di sekolah tempat ia kerja. Disayangkan sekali, Jay sama sekali tidak tertarik pada perempuan mana pun, karen...