Kinda sus

807 77 17
                                    

Ningning POV

Masih terngiang-ngiang di pikiranku. Apa sebenarnya hubungan Jay saem dengan Riki saem?

Kenapa Riki saem selalu ke apartement Jay saem setiap pulang sekolah?

Dia terbatuk-batuk.

"Maaf Ningning, uhuk.. bisa kau ulang pertanyaanmu. Kau mengangetkanku." Ucap Dongpyo seraya membersihkan mejanya yang penuh dengan genangan air jeruk. Aku memutarkan kedua bola mataku.

"Apa yang jauh dari cantik tapi juga tidak jelek?"

"Aku!"

"Apa?" Dongpyo menatapku dengan datar, sapu tangan basah berada di genggamannya.

"Tidak cantik juga tidak jelek? Ya aku!"

"Maksudmu, dirimu atau laki-laki?"

"Laki-laki. Masalah tidak jelek atau jeleknya, itu pendapat orang lain."

"Tunggu! Jadi tidak cantik juga tidak jelek adalah laki- laki?" Aku menahannya yang ingin beranjak pergi. Dongpyo hanya mengangguk dan pergi.

Aku semakin tidak mengerti.

Tidak mungkin Jay saem adalah gay! Sangat tidak mungkin. Aku melangkah pergi ke taman sekolah. Beberapa siswa kulewati begitu saja, tak kupedulikan mereka menyapaku, mungkin aku akan terlihat sangat sombong, tapi aku tak peduli. Yang berada di pikiranku sekarang adalah Jay saem dan Riki saem.

Apa maksudnya Riki saem yang selalu ke apartement Jay saem? Mungkin Jay saem sudah memberitahuku bahwa mereka hanya mengerjakan sebuah project, tapi ini sudah 2 minggu lebih. Project apa yang mereka kerjakan? Apalagi setelah aku bertanya pada Dongpyo, tentang perkataan Jay saem yang membuatku bingung beberapa minggu lalu.

Laki-laki? apa maksudnya? mantan Jay saem adalah laki-laki? Tidak! Tidak mungkin! mungkin mantannya adalah wanita standart.

Tapi Jay saem bilang, mantannya jauh dari kata cantik. Argh!Ini memang tak ada hubungannya denganku, tapi pikiranku yang masih penasaran terus memaksaku untuk mencari tahu lebih dalam.

"Aku akan ke apartementmu hari ini" Kuberhentikan langkahku dan menatap jelas 2 lelaki itu.

Lorong disini sepi, sangat sepi. Jarang sekali siswa siswi berjalan ke arah sini, karena terkenal angker.

"Apa kau gila? bagaimana jika murid-murid melihat kita- maksudku melihatmu yang selalu ke apartementku?"

Pria itu mengibaskan tangannya. "Biarlah mereka mau bicara apa, kita ini kan- Ningning?" Aku tersenyum kikuk dan menggaruk tengkuk ku yang sebenernya tidak gatal.

"Ning-Ningning? Apa yang kau lakukan disini?" Jay saem berjalan kearahku. Begitupula Riki saem yang mengekor.

"Ya, apa yang kau lakukan disini? kau tidak takut jika ada setan yang merasuki-Ukh!" Ucapan Riki saem terpotong setelah mendapat sikut Jay saem dengan sengaja menghantam perutnya. Kelakuan mereka benar-benar seperti suami istri... Eh, hah? apa yang barusan kukatakan?

Riki saem hanya berjongkok menahan sakit. Muka dan telinganya sangat merah. Yaah, kupikir itu terlalu keras untuk seorang Jay saem. Badannya memang kecil untuk ukuran pria, tapi aku tak tahu seberapa tenaga yang ia pakai untuk menyikut Riki saem tadi.

"Ningning-"

"Uhm, anu...Sebenarnya beberapa murid curiga dengan kedekatan kalian berdua.. A-aku tak bermaksud ikut campur, tapi, aku tak mau saem dicap jelek." Dan perkataan ini keluar dengan sendirinya.

Aku tak berani menatap mereka berdua. "Termasuk aku, maaf."

Aku diam. Meremas ujung rokku dan menunduk sedalam- dalamnya. Ketakutan sudah menyebar, aku takut Jay saem menjauhiku.

My Gay Teacher Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang