Erno segera melepaskan kedua tangannya dari wajah Dinda dan menghadap ke arah Andre yang ada di sana.
"Yah, Erno cuma--"
"Cuma apa? Jarak wajah nggak ada sejengkal. Yang perempuan acak-acakan. Astaga, Erno…"
"Yah, ini nggak kayak yang Ayah pikirin. Beneran, Yah. Erno cuma kasian liat Dinda lagi nangis, makanya Erno bantuin--"
"Bantuin apa?" sela Andre
"Yah, please… Erno nggak ngapa-ngapain, jangan diintrogasi sampai segitunya" mohon Erno
"Tanya aja sama Dinda kalau Ayah nggak percaya" sambungnya menunjuk Dinda
Tapi begitu melihat Dinda terduduk di atas lantai, Erno berubah cemas, "Din, Lo kenapa?"
"Kepala gue sakit" lirih Dinda memegangi kepalanya
"Kalian jangan mencari alasan" sahut Andre
"Kita nggak cari alasan, Ayah" bantah Erno lalu kembali menatap cemas ke arah Dinda
"Gue nggak pa-pa" Dinda menepis pelan tangan Erno yang ada di bahunya lalu berusaha berdiri
"Pak, apapun hal buruk yang bapak pikirin, itu nggak bener" ucap Dinda pada Andre
"Nggak bener gimana? Gue liat sendiri kalian berdua masuk bareng ke dalem toilet" sahut sebuah suara
"Sat, please… jangan nambahin masalah" ujar Dinda frustasi
"Saya liat sendiri mereka dari tadi berduaan di sini, pak" adu Satria pada Andre
"Satria!"
"Apa? Biasa aja dong, kalau Lo nyolot, ketauan banget kalau Lo emang ngelakuin itu" tantang Satria pada Dinda
"Jika memang mereka berduaan di toilet dan kamu melihatnya, kenapa tidak menegur mereka?" tanya Andre pada Satria
"Mampus! Mau jawab apa Lo?!" batin Erno yang sedari tadi diam
"Saya nggak negur karena tadinya saya berpikir positif, pak. Mungkin mereka mau ngomongin masalah pribadi. Tapi sewaktu tau mereka nggak keluar-keluar, ya pikiran saya jadi negatif dong" terang Satria penuh dusta
"Shit" umpat Erno dalam hati
"Sat, please…" lirih Dinda
Kenapa Satria selalu saja menambah masalahnya?
"Liat kan, pak. Dia mohon-mohon ke saya biar saya nggak bilang ini ke bapak. Ketahuan banget kalau dia emang salah"
Bugh
"Jangan ngefitnah, sialan!" umpat Erno setelah melayangkan tinjunya ke wajah Satria
"Erno, cukup!" sela Andre muak
"Enggak, Yah. Dia keterlaluan! Dia ngefitnah Dinda, juga ngefitnah Erno!"
"Kamu nggak perlu semarah itu kalau kamu nggak salah, Erno!"
"Tapi dia kelewatan!" teriak Erno mencengkeram kerah seragam Satria
"Keep calm, bro" ucap Satria menyeringai
"Hah!" sentak Erno mendorong Satria dengan teramat kesal
"Satria, bisa kamu pergi dulu?" kata Andre pada Satria
Satria tampak menahan senyumnya lalu mengangguk dan pergi. Lihat apakah hal tadi bisa mencoreng nama baik Dinda.
"Yah--"
"Erno, kalau Ayah liat kamu berduaan sekali lagi sama Dinda…" Andre melirik ke arah Dinda sambil mencengkeram lengan putranya, "Kalian mungkin nggak bisa bayangin hukuman apa yang bakal Ayah kasih ke kalian"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Here with You, Adinda
Ficção Adolescente"Yaudah kita nikah aja kalau gitu" putus Erno kelewat pasrah "Lo gila?!" "Cuma ganti status doang elah" "Cuma ganti status kata Lo?!" sentak Dinda mencengkeram kerah seragam Erno dengan geram "Pernikahan itu nggak segampang itu!" lanjutnya "Gue tau...