"Erno!"
Erno langsung memutar bola matanya malas dengan tangan yang tetap menggenggam tangan Dinda yang sedari tadi berjalan bersamanya.
"Apa lagi?" tanya Erno saat Sherin yang tadi memanggilnya kini sudah berada di depannya
"Bisa ngobrol ber--"
"Gue bilang enggak ya enggak. Lo ngerti bahasa manusia nggak sih?" kesal Erno lalu menarik Dinda pergi dari sana
"No, please" ujar Sherin mencekal tangan Erno yang bebas
"Lepas nggak?"
Sherin langsung menurunkan tangannya, "Maaf"
Setelah itu Erno menghadap ke arah Sherin dengan pandangan jengah, "Lo kalau mau deket sama Iki tuh deketin langsung, jangan lewat gue. Mana bisa peka si Iki kalau Lo aja kesannya malah kayak ngejar gue"
Erno menarik tangan Dinda dan membawanya pergi, kali ini tanpa dicegah lagi oleh Sherin.
Dinda menoleh ke belakang dimana Sherin berdiri diam di tempatnya, kemudian menoleh ke arah Erno dan bertanya, "Sherin suka sama Iki?"
"Menurut Lo?" balas Erno
"Gue kira dia suka sama Lo"
Erno tersenyum kecil, "Kalaupun dia suka gue tapi gue nggak suka sama dia, dia bisa apa?"
"Hm?" tanya Erno mencium punggung tangan Dinda yang ada di genggamannya sambil tersenyum
Dinda tidak bisa menyembunyikan senyumnya yang tiba-tiba muncul saat mendengar ucapan Erno barusan.
"Sejak kapan bocah manja gue pinter ngegombal?" tanya Dinda
"Dari lama kali, Lo aja yang lupa"
"Oh ya?" tanya Dinda pura-pura berpikir
"Iya lah"
"Hm… pantes sih kalau gue lupa, soalnya mikirin Lo selalu bisa bikin gue lupa segalanya"
Erno yang tadinya menghadap ke depan pun langsung menolehkan kepalanya cepat ke arah Dinda, "Belajar gombal dari siapa Lo?" tanyanya berusaha mengalihkan pembicaraan
"Dari… mantan"
"Lo punya mantan?!" tanya Erno
"Menurut Lo?"
Erno memicingkan matanya, "Siapa?"
"Apanya yang siapa?" tanya Dinda menggoda, dia mengerti maksud Erno tapi dia akan pura-pura tidak peka
"Mantan Lo. Siapa?"
"Orang"
"Din!" tegur Erno dengan wajah mengerut kesal
"Gue nggak punya mantan, Erno" jujurnya
"Ucapan pertama itu biasanya yang lebih bisa dipercaya. Siapa?"
"Gue bilang nggak ada"
"Dinda ih! Kasih tau gue!"
"Ya ampun, dibilangin nggak ada juga" Dinda mulai ikut kesal karena Erno keukeuh bertanya
"Gue marah sama Lo kalau Lo nggak ngasih tau gue siapa namanya"
"Erno…" geram Dinda
Erno berdecak pelan lalu memalingkan wajahnya sambil bersidekap dada.
"Lo itu first and last buat gue, Erno. Lo cinta pertama dan terakhir gue. Nggak ada orang sebelum atau sesudah Lo. Cuma ada Lo" terang Dinda yang tengah dibelakangi oleh Erno
Tapi sesaat kemudian dia merasa tubuhnya terhuyung ke belakang saat Erno memeluknya dengan erat dan menggerak-gerakkan tubuh mereka berdua, "Sa…yang Dinda"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Here with You, Adinda
Ficção Adolescente"Yaudah kita nikah aja kalau gitu" putus Erno kelewat pasrah "Lo gila?!" "Cuma ganti status doang elah" "Cuma ganti status kata Lo?!" sentak Dinda mencengkeram kerah seragam Erno dengan geram "Pernikahan itu nggak segampang itu!" lanjutnya "Gue tau...