"Kak Erno… Lia mau ketemu kak Dinda…" rengek Lia tepat ketika Erno dan ayah ibu nya berkumpul di ruang keluarga
Gadis kecil yang baru keluar dari kamarnya itu langsung berjalan ke arah Erno dan naik ke pangkuan sang kakak, "Lia kangen sama kak Dinda"
"Kak Dinda siapa, sayang?" tanya Ratna—ibu Erno dan Lia—dengan bingung
"Temennya kak Erno, Bun. Dia baik banget, cantik juga" jawab Lia tersenyum lebar pada sang ibu
"Lia" tegur Erno
"Ayo…" ajak Lia keras kepala, "Lia kangen kak Dinda, mau jalan-jalan sama kak Dinda lagi"
"Kamu pernah jalan sama cewek, bang?" tanya Ratna yang terkadang memang memanggil Erno dengan sebutan 'bang'
"Bukan cuma jalan, masuk apartemen aja pernah" sahut Andre kelewat santai, pria paruh baya itu bahkan tidak mengalihkan pandangannya dari laptop yang ada di atas pangkuannya
"Apa?" ujar Ratna dengan terkejut, wanita itu menoleh perlahan ke arah Erno
Laki-laki itu pun menghela napas pelan, "Cuma temen, Bun"
"Temen katanya" Andre terkekeh, dan entah kenapa Erno merasakan sedikit nada sinis di dalam ucapan ayahnya itu
"Yah" ucap Erno memelas
"Oh iya, aku lupa belum bilang kalau Minggu depan anak kita bakalan nikah" kata Andre pada Ratna
"Apa?" lagi-lagi Ratna terkejut
"Sama perempuan itu. Dinda" jawab Andre
Ratna menatap ke arah Erno, "Bunda belum pernah liat mukanya dia loh" lalu beralih kepada Andre, "Kenapa tiba-tiba bilang anak kita mau nikah? Umur anak kita masih muda--"
"Tapi otaknya udah lumayan dewasa buat ngerti hal semacam itu. Tanya ke dia alasannya sebelum mikir buat ngajak anak gadis berduaan"
"Yah, udah. Kalau Ayah bilang kayak gitu terus, seolah aku sama Dinda nggak ada harganya" sahut Erno
Laki-laki itu berdiri dari duduknya sambil menggendong sang adik yang sedari tadi diam mendengarkan.
"Mau ke kak Dinda" cicit Lia penuh harap pada Erno
"Lain kali aja ya?" bujuk Erno tersenyum tipis
Gadis itu pun hanya menunduk lalu mengangguk pelan.
Erno melanjutkan langkahnya menuju ke kamar sang adik dan mendudukkan Lia di atas ranjangnya.
Erno menangkup wajah adiknya yang menunduk, "Kenapa?"
"Mau ketemu kak Dinda…" lirih Lia
"Lain kali pasti kakak bawa kalian ketemu, kakak janji"
"Besok?" pinta Lia
Erno tersenyum, "Nggak secepat itu juga, Lia sayang"
Bibir gadis kecil itu melengkung ke bawah. Dia merebahkan tubuhnya lalu menarik selimut hingga menutupi kepalanya.
"Hei jangan kayak gitu, nanti kamu nggak bisa napas" tegur Erno
Lia menurut dan menurunkan selimut itu sebatas lehernya dengan wajah enggan, membuat Erno terkekeh geli melihatnya.
Cup
Erno mencium pipi adiknya lalu mengelus kepalanya dan keluar dari kamar.
*#*
"Yah, Bun, Erno pergi lari-lari pagi ya"
Andre yang tengah meminum kopinya di meja makan pun menoleh ke arah Erno yang turun dari lantai atas sembari meminta izin keluar rumah padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Here with You, Adinda
Fiksi Remaja"Yaudah kita nikah aja kalau gitu" putus Erno kelewat pasrah "Lo gila?!" "Cuma ganti status doang elah" "Cuma ganti status kata Lo?!" sentak Dinda mencengkeram kerah seragam Erno dengan geram "Pernikahan itu nggak segampang itu!" lanjutnya "Gue tau...