Prolog

89 41 33
                                    

°°°
Happy reading
°°°

Bandung, 30 September 2021
"Jadi, kamu batalin semua rencana kita karena kamu mau ketemu sama dia? Kamu mau berduaan sama dia?" Kesabaran Angel sudah benar benar habis.

Menurut dia, semenjak Laura datang diantara dia dan Kevin, semua jadi berantakan. Sifat Kevin yang selalu hangat padanya sekarang telah berkurang. Pada intinya, Kevin Retragio adalah dia yang sekarang.

"Angel?" Air mata yang tadinya bisa Angel tahan, jatuh setelah mendengar jawaban Kevin yang terlihat tanpa penyesalan, "Aku nggak punya maksud untuk batalin semuanya," Kevin mendekat, mencoba menjelaskan.

Angel menggeleng tidak percaya, "Aku mau datang, tapi waktu dijalan aku lihat Laura keserempet motor dan aku tolongin," Kevin diam sejenak hanya untuk menghirup udara.

"Kita manusia, makhluk sosial," lanjutnya.

Mendengarnya, Angel langsung mengusap air matanya yang terasa sia-sia, "Manusia? Makhluk sosial?" Ulangnya dengan senyum remeh, "Kamu selalu gunain kata kata itu kalau kamu sama Laura, tanpa sengaja kamu bisa aja menganggap dia sebagai cewek lemah!" Lanjutnya yang langsung diberi tatapan tajam oleh Laura yang sedari tadi duduk di bangku taman.

"Angel!" Bentak Kevin yang membuat Angel dan juga Laura yang sudah berdiri kaget mendengar untuk pertama kalinya Kevin memanggil Angel dengan membentaknya, "Apa susahnya sih kamu percaya sama semua alasan aku? Semua itu simpel!" Lanjutnya.

"Simpel nya menurut gue, Lo sama gue nggak pantes buat bareng bareng terus," Angel melangkah mundur dengan muka datarnya, "Lebih simpel lagi, kita bubar!" Lanjutnya lalu pergi meninggalkan Kevin berdua dengan Laura di taman itu.

Saat itu, dia ingin menarik semua kata katanya. Dia ingin Kevin mengejarnya dan membujuknya agar memintanya kembali. Namun, semua itu hanya ekspetasi.

Dan pada akhirnya, dia nekat ingin membuat ekspetasinya menjadi realita. Kata namun tertulis kembali, Kevin dengan tanpa bersalahnya menggandeng tangan Laura. Air mata itu kembali jatuh. Kini, Angel dan Kevin benar benar berpisah.

Awan sedang berpihak padanya, dia menjatuhkan airnya ke bumi untuk menemani air mata Angel yang turun membasahi pipi.

Angel menundukkan kepala, pasrah akan semuanya. Beberapa saat kemudian, sepasang kaki  bersepatu terlihat sangat dekat dengan kakinya. Dia mendongak dan melihat wajah yang begitu dekat dengannya, "Gue bukan cowok romantis yang akan kasih Lo payung buat berteduh sebentar," Angel mundur dan membelakangi cowok itu lalu melangkah maju, "Lo nggak perlu menyalahkan diri sendiri, karena itu bukan salah Lo," sarannya dengan berteriak dibawah hujan. Angel mendengarnya, namun dia mengabaikan itu. Bukan kata kata itu yang Angel butuhkan untuk sekarang.

Setelah apa yang dia lakukan, dia memilih kabur. Pergi dari segalanya yang menurutnya menyakitkan. Dulu, alasan dia pindah adalah menghindar dari masalah dan sekarang dia harus pindah lagi demi menghindar dari rasa sakit. Pilihannya sudah bulat, kembali ke kota masa lalu nya adalah yang terbaik.

°°°
NEXT
°°°

Look Back [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang