twelve

32 33 21
                                    

°°°
Happy reading
°°°

"Niat gue mau bikin Angel ketakutan, tapi kenapa gue yang ketakutan!" Joy tengah mondar mandir di dalam kelas setelah ia ditemui kakaknya. Ardan yang melihat temannya tengah gelisah itu menghampiri.

"Ada masalah apa sih?" Tanyanya.

Joy menoleh, "Lo percaya kan kalo gue bukan peneror itu?" Tanyanya.

"Peneror?"

"Apapun yang terjadi kedepannya Lo mau kan selalu ada buat gue?"

Ardan mengernyitkan dahinya lalu mengangguk dengan ragu.

***

"Kamu tidak apa apa kan, Angelie?" Tanya Bu Sanra.

"Nggak apa apa? Yang bener aja dong Bu, saya hampir jantungan Bu!" Protes Angel menanggapi pertanyaan retoris yang Bu Sanra lontarkan.

"Tapi nggak jantungan kan?" Beliau tidak Meu mengalah.

"Pokoknya saya nggak mau tahu, Joy harus tanggung jawab!" Angel menoleh, menatap Air yang tengah berdiri menatapnya juga.

"Lo nggak keberatankan, kalo adik Lo dihukum atau dipenjara karena mau nyelakain gue?" Lanjutnya menyakinkan Air.

"Lo nggak bisa hukum dia kalo nggak ada bukti,"

Angel terkekeh mendengarnya, "Gue rasa Lo juga saksi di kejadian tadi,"

"Fahmi aja bisa jadi saksi kalo Joy ada di samping Lo tadi," Air menunjuk Fahmi yang berdiri disampingnya.

Angel yang tadi masih duduk di brankar, turun mendekat menipis jaraknya dengan Air, "Kamu masih aja belain Joy? Aku tahu dia adik kamu, tapi kamu juga tahu kalo Joy itu benci kamu!"

Air mengernyitkan dahinya saat dia mendengar Angel mengubah kata ganti gue-lo menjadi aku-kamu. Fahmi yang mendengarnya pun terheran.

"Angel.." ucapan Air terpotong saat seseorang membuka pintu UKS dan menampakan sosok Pak Asep dan Joy.

Joy menghela napasnya saat matanya bertabrakan dengan mata Angel.

"Langsung bawa dia ke penjara aja, Pak!"

"Oh my God! Lo makin kesini makin gila!" Joy tidak percaya jika Angel akan membawa bawa kata 'penjara' dalam masalah ini, apalagi masalah yang bukan dia berbuat.

"Lo masih aja menyangkal?"

"Gue nggak ada hubungannya sama kejadian ini! Kan Lo lihat kalo gue ada disamping Lo,"

"Kan bisa aja Lo nyuruh orang buat ngelakuin itu,"

"Air, Lo percaya kan kalo gue nggak ngelakuin itu?" Joy mendekat lalu menggengam tangan Air untuk memohon.

Tidak ada jawaban dari Air, Angel dengan paksa melepas pengangan tangan Joy.

"Percuma Lo mohon mohon sama Air, dia nggak akan belain Lo," Angel rangkul lengan cowok itu. Dengan senyumannya yang manis dia menyombong, "Karena Air akan belain orangf yang dia sayang.."

"Dan itu aku, pacarnya," akuinya.

Fahmi juga Joy tercengang mendengarnya. Sedangkan guru yang sedari tadi tengah mendengar adu mulut mereka hanya menggeleng.

Saat itu juga, tanpa Angel sadari, nomer tidak dikenal mengiriminya pesan.

0895-4219-95***
almost complete
-your nightmare

Look Back [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang