four

40 33 17
                                    

°°°
Happy reading
°°°

"Angelie," Angel berhenti dari aktivitas menulisnya. Dia menegakkan kepalanya, menatap dua cewek yang berada didepannya yang tengah tersenyum lebar padanya. Angel pun ikut tersenyum menanggapinya, "Panggil Angel aja," sarannya.

"Kenalin gue Meta dan ini Fara," ucapnya sambil menunjuk teman disebelahnya. Angel tersenyum dengan raut muka penuh tanya.

"Lo mau kan, jadi temen kita?" Tanya cewek yang disebut bernama Fara. Angel mengangguk.

"Lo sebelumnya udah kenal sama Gaza atau Air?" Tanya meta penasaran.

"Nggak," jawabnya singkat

"Bohong banget," Angel tersenyum lagi.

Pandangannya teralih pada ponselnya yang bergetar, di sana menampilkan notifikasi. Angel membuka dan membacanya. Di sana tertulis pesan "Lapangan basket!" Dari nomer tidak dikenal.

Angel mendongak, "Kalian mau nggak anterin gue ke lapangan basket?" Tanyanya. Dia ingin teman teman barunya menunjukan dimana lapangan basket itu.

***

Dia menghela napas, di depannya sekarang ada tiga cowok yang sedang menatapnya juga dengan kesal.

"Ngapain Lo nyuruh gue kesini?" Tanya Air, Gaza, dan Fahmi bersamaan. Mereka sekarang berada di pinggir lapangan basket.

Angel menautkan alisnya bingung. Bukankah salah satu dari mereka yang jelas jelas menyuruh dia untuk datang ke lapangan basket. Tidak ingin dituduh, Angel menyodorkan ponselnya yang memperlihatkan ruang chat bahwa seseorang telah menyuruhnya, "Nomer siapa?" Tanyanya.

Ketiga cowok itu diam, raut muka mereka seperti orang yang sedang kaget dan berpikir menjadi satu. Secara bersamaan lagi, mereka juga menyodorkan ponsel yang berisi pesan yang sama seperti apa yang Angel terima beberapa menit yang lalu.

Meta dan Fara yang tidak tahu apa-apa hanya menatap mereka secara bergantian. Mereka juga mengambil kesempatan dari itu untuk melihat wajah tampan dari ketiga cowok itu.

"Ayolah. Gue baru masuk, main nanti aja. Tunggu gue hapal sekolah ini dulu," ucap Angel.

"Freak!" Air langsung pergi.

***

Air menoleh kebelakang saat merasa diri sedang diikuti di koridor sekolah. Banyak anak anak juga di sana yang sedang berlalu lalang.

"Lo ngikutin gue?" Dan benar, Angel mengikutinya dari lapangan basket tadi.

"Sebenarnya, yang freak itu Lo," ucap Angel. "Gue merasa kalo Lo itu nggak kenal gue, padahal dua hari yang lalu Lo keliatan.."

"Itu kemarin lusa, bukan sekarang!" Suara Air membuat Angel tersadar. Oke. Pada intinya, sekarang itu bukan kemarin. Angel mengangguk, lalu dia pergi dengan menabrak bahu Air dengan perasaan kesal.

***

Angel menghela napas setelah sampai di rumah. Hari pertamanya di sekolah membuatnya merasa lelah. Matanya mulai terpejam namun gagal karena notifikasi di ponselnya.

0895-4219-95***
Apakah harus dimulai sekarang permainannya?
-your nightmare.

Membacanya membuat dia teringat kejadian dimana Air, Gaza, dan Fahmi juga mendapat pesan yang sama dan orang yang mengaku jika dia adalah mimpi buruknya. "Apa mereka dapet pesan kayak gini juga sekarang?" Tanyanya dalam hati.

***

"Mas Air," panggil Mba Sri yang melihat Air yang baru saja memasuki rumah setelah pulang sekolah. "Ini tadi ada kurir ngirim ini," lanjutnya dengan memberi sebuah kotak berwarna coklat.

Air menerimanya. Dia membukanya dengan menjatuhkan tutupnya. Didalam kotak itu, terdapat potongan kertas untuk menutupi isinya yang berada di bawahnya.

Saat hendak mengambil potongan kertas itu agar tidak menghalangi, Air menjerit dengan menjatuhkan kotak itu.

Mba Sri yang masih berdiri didepannya kaget melihat jari jari Air terluka hingga berdarah. Air melihat tangannya lalu melihat kotak yang ia jatuhnya.

"Mba lagi bercanda? Ini dari Joy kan?"

"Kenapa nyebut nyebut nama gue?" Joy yang baru sampai melihat jari Air yang berdarah serta serpihan kaca yang berserakan dilantai bersama kotak dan potongan kertas.

Saat itu juga, Joy melihat selembar kertas yang dilipat. Dia mengambilnya lalu membacanya dalam hati. Joy tertawa, lalu memperlihatkan isinya pada Air.

Mereka menyetujui untuk dimulai permainan gila ini!
-your nightmare.

Air merebutnya lalu meremas kertas itu. Dia ingat, jika pengirim kotak itu juga mengirim pesan aneh tadi.

"Habis ngapain? Sampai diteror gitu," Tanpa menjawab pertanyaan adiknya itu, Air pergi menuju kamarnya.

°°°
SEEYOUNEXT
°°°



Look Back [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang