three

42 35 35
                                    

°°°
Happy reading
°°°

"Dari mana aja Lo?" Tanya Gaza.

"Sorry, dua hari ini gue nggak di rumah," jawab Arlen.

"Dimana?" Tanyanya kembali dengan sedikit emosi.

"Lebih tepatnya gue diculik!" Jawabnya dengan nada emosi juga, "Waktu gue mau pulang, gue lihat Air ada di rumah seseorang," dia mencoba menceritakan.

"Seingat gue, yang punya rumah itu cewek, tapi gue nggak lihat mukanya karena waktu itu lagi hujan," lanjutnya, "Setelah gue pergi dari rumah itu, seseorang mukul gue dari belakang, dan setelah gue bangun, gue ada di dalam ruangan yang gue nggak tahu dimana," lanjutnya lebih detail.

"Lo nggak bohong kan?"

"Ngapain gue bohong? Kalo nggak percaya tanya aja sama Pak Haji. Canda canda," Arlen mengangkat dua jarinya, "Tanya sama nyokap gue," Lanjutnya.

"Terus gimana caranya Lo kabur?" Reza mulai tertarik dengan cerita Arlen.

"Itu dia yang bikin gue bingung," Arlen berhenti berucap, membuat teman temannya semakin penasaran, "Si penculiknya sendiri yang balikin gue ke rumah, aneh nggak?" Lanjutnya membuat Gaza menautkan alisnya dan teman temannya menganga kaget.

Pasalnya, bagaimana mungkin seorang penculik sangat aneh seperti itu. Mereka membawa Arlen dan memulangkan Arlen begitu saja. Apa faedahnya?

"Freak banget tuh orang, kurang kerjaan apa gimana?" Reza masih tidak percaya.

***

"Za," panggil Fahmi dengan menunjukan sebuah foto di ponselnya. Gaza yang tadi duduk, langsung berdiri sambil mengambil alih ponsel itu. "Dia pulang".

Gaza dan Fahmi adalah saudara sepupu. Fahmi memang beberapa kali datang ke rumah Gaza hanya sekedar main dengannya. Terkadang juga, Gaza main ke rumah Fahmi.

***

Dua hari di Jakarta sudah berlalu. Angel tidak mau menyia-nyiakan waktunya hanya untuk bermain main. Setelah dia mengurus semua kepindahannya dan juga mendaftar ke sekolah yang ibunya sarankan. Sudah waktunya dia berangkat sekolah.

Pagi ini, dia sudah siap dengan seragam barunya. "Semua udah berubah," ucapnya sebelum masuk ke mobilnya.

Hanya butuh beberapa menit untuk dia sampai ke sekolah barunya.

Apa yang dia pikirkan tadi pun terjadi, sudah menjadi kebiasaan jika ada murid baru pasti selalu dilihat dengan tatapan bertanya tanya.

Angel berjalan di koridor dengan tas yang tergantung dipundak kanannya. Pandangannya teralihkan pada sebuah tepukan tangan seseorang yang sedang berjalan menujunya dengan menabrak bahu seseorang sampai dia terdorong kebelakang.

Angel membuka matanya, kaget. Pasalnya, orang yang sengaja ditabrak itu adalah..

"Sekolah ini udah banyak setan, tapi kenapa masih aja mau nerima iblis?" Suara lantang itu keluar dari mulut Gaza dengan senyum meremehkan.

Angel hanya menghela napas melihat Gaza yang tengah menyindirnya, "Ngapain Lo disini?" Tanyanya.

"Nggak salah Lo nanya gitu?"

"Masih banyak sekolah diluar sana yang lebih bagus, tapi kenapa Lo malah masuk ke sekolah ini?" Itu suara Joy. Air yang berdiri tak jauh dari Gaza kaget, karena ternyata Joy-adiknya mengenal cewek yang pernah bertemu dengannya dua hari yang lalu. "Mau caper sama Air?" Lanjutnya mengalihkan pandangannya pada Air.

Angel tersenyum santai, "Tadinya sih gitu, tapi setelah tahu kalian juga sekolah disini. Gue jadi berubah pikiran," ucapnya. Angel maju mendekati Air, "Gimana kalau kita lanjut permainan dulu yang belum selesai?" Lanjutnya memberi tawaran.

Gaza terkekeh mendengarnya, "Nanti kalah, kabur lagi," jawabnya menyindir.

"Nggak lah, kan sekarang udah ada Air," Angel merangkulnya dengan senyum lebarnya.

"Air?" Panggil seseorang. Air menoleh, setelah tahu jika Abel yang memanggilnya, dia langsung melepaskan rangkulan Angel dengan cepat.

"Intinya sih karena Air gue jadi punya semangat," ucap Angel menatap Gaza, "Lebih simpelnya gue suka sama Air," lanjutnya. Angel hendak pergi namun lengannya dengan cepat dicekal oleh Air.

"Abel, gue nggak kenal sama sekali sama dia, jangan pernah dengerin apa yang dia omongin,"

"Dikasih hati malah nyari aman, awas aja!" Angel kesal mendengarnya.

Angel menepis tangan Air dengan kasar, dia juga tersenyum dengan terpaksa karena malu, "Gue di rumah cuman punya Hoodie satu, gue selalu kedinginan kalo malem malem. Itu Hoodie gue kan?" Awalnya, Angel juga ingin mempermalukannya tapi..

"Hoodie Lo di rumah, ini Hoodie gue," jawab Air dengan muka dinginnya. Gaza dan Joy yang mendengarnya pun tertawa.

Tak ingin tambah dipermalukan, Angel pergi dengan sangat kesal. Dia juga mengumpat dalam hati.

***

"Kamu kenal sama cewek tadi?" Setelah kejadian tadi, Abel membawa Air ke taman sekolah. Dia ingin dengar penjelasan dari Air-kekasihnya.

Air menjelaskan semuanya mulai saat dia tidak bisa dihubungi dua hari yang lalu sampai masalah meminjam Hoodie pada Angel, "Kamu percaya kan?" Tanyanya ingin memastikan.

"Aku nggak mau kamu ngulangin semau itu lagi,"

"Aku juga nggak masalah mau dia suka sama kamu atau nggak karena itu urusan dia. Tapi satu, kamu jangan pernah macem macem, untuk suka juga sama dia," Abel mengangkat jari kelingkingnya berharap Air mengaitkan kelingkingnya balik. Namun Air tidak melakukannya, dia malah memeluk Abel, dia sempat kaget dengan kelakuan kekasihnya itu. Tapi pada akhirnya dia juga membalas pelukan itu.

Seseorang berdehem didekat mereka, membuat keduanya langsung melepas pelukannya, "Awas ada setan," ucap Dede meledek pasangan itu.

"Lo!" Suara Air membuat tawa Dede berhenti dan mengubahnya dengan raut cemberut.

Di lain tempat, ada seseorang terus memperhatikan mereka, "Abel, pacar Air?" Batinnya.

°°°
SEEYOUNEXT
°°°

Look Back [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang