13. Cafe

33 6 1
                                    

Happy reading 🖤

Jesin segera berjalan masuk kedalam rumahnya, setelah mobil Jeno menghilang dari pandangannya. Ia baru pulang dari sekolah, dan tentunya diantar oleh Jeno.

Ia lalu melangkahkan kakinya menuju kamarnya, yang berada di lantai dua.

Setelah sampai di kamarnya, Jesin tidak langsung mengganti pakaiannya. Ia hanya duduk di atas kasurnya.

"Jeno kenapa yah.., kok dari kemarin dia cuman diam" gumam jesin yang heran melihat Jeno yang sedari kemarin hanya diam.

Jesin lalu mengingat kejadian kemarin saat Arthur memujinya cantik, Jeno tiba-tiba menarik tangannya dan pergi dari lapangan, meninggalkan semua yang ada disana. Dan setelahnya, Jeno langsung mengantar dia pulang ke rumahnya tanpa berbicara satu katapun.

"Tau ah" ucapnya lagi lalu berjalan ke arah lemari dan mengganti pakaiannya.

Setelah mengganti pakaiannya, jesin lalu keluar dan berjalan menuruni tangga untuk turun ke lantai bawah.

Ia lalu berjalan kearah ruang tamu dan duduk di sofa panjang yang ada disana. Karna bosan ia lalu beralih memainkan hpnya.

"Nanti malam jesin mau di masakin apa??" Tanya seseorang yang usianya tidak bisa di katakan muda lagi.

Dia adalah Bi Ina, Art di rumah Jesin. Bi Ina sudah bekerja disana selama bertahun-tahun. Jesin dan orang tuanya juga sudah menganggap Bi Ina seperti keluarganya sendiri.

"Eh astaghfirullah bibi ngagetin aja. Enggak usah bi, nanti jesin mau makan di luar." Ucap Jesin yang sedikit terkejut.

Setelah mendengar jawaban jesin, Bi Ina lalu mengangguk-anggukan kepalanya. " Yaudah kalau gitu bibi kebelakang dulu yah" ucapnya.

"Iya bi"

****

Sekarang jesin sedang berada di sebuah kafe yang letaknya tidak jauh dari rumahnya. Ia duduk sendiri dan di tangannya terdapat sebuah Novel.

Ia belum memesan apapun, ia masih sibuk dengan novelnya.

"Mau pesan apa mbak??" Tanya seseorang, yang Jesin pikir itu adalah seorang waiter.

Mendengar itu Jesin langsung meletakkan novelnya dan beralih mengambil buku menu yang ada di meja itu.

"Untuk makanannya saya mau roti bakar satu, terus minumnya vanilla latte aja" ucap Jesin tersenyum melihat kearah orang itu.

"Kamu pacar Jeno kan?" Ucap orang itu.

"Eh kamu, Kamu yang kemarin itukan?? Tanya Jesin.

"Wkwk iyaa, yang kemarin kita ketemu di lapangan itu" ucapnya diiringi tawa.

"Eh kenalin nama gue Arthur" ucap Arthur menyodorkan tangannya.

"Jesin" balas jesin tersenyum.

"Oke jesin, tunggu bentar yah, gue ambilin pesanan lu dulu" ucapnya lalu berjalan pergi untuk mengambil pesanan jesin.

Selang beberapa menit akhirnya Arthur datang dengan sebuah nampan di tangannya.
"Nih pesanan lu" ucapnya meletakkan makanan jesin.

"Makasih" ucap Jesin.

"Gue boleh duduk disini nggak??" Tanyanya.

"Eh boleh kok, duduk aja"

Arthur lalu menarik sebuah kursi yang ada di depan jesin dan duduk disana. "lu kok sendiri, kenapa nggak bareng Jeno?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SHADOW  || Lee Jeno [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang