Satu - Gemintang

408 44 9
                                    

Sudah menjadi rutinitas setiap sore untuk Nanda dan Gemintang berjalan-jalan sebentar menikmati pemandangan yang disediakan Tuhan dengan gratis untuk insannya di muka bumi.
Bersyukurnya, Nanda diberikan sebuah kemampuan lebih untuk membeli sebuah rumah dengan fasilitas yang begitu baik akan perawatan dan juga hijau. Jauh dari keramaian kota dan polusi udara.
Sebuah kawasan real estate yang cukup mahal, walau tidak sampai menghabiskan keseluruhan pendapatannya saat memutuskan untuk membeli rumah mereka tersebut ketika itu.

Besok sudah masuk penghujung minggu. Hampir masuk akhir tahun juga. Namun tampaknya tahun ini tidak banyak yang dapat dilakukan oleh Nanda untuk sekedar merayakan pergantian tahun bersama dengan Gemintang, sejak tidak begitu banyak pundi-pundi yang ia hasilkan tahun ini.

"Nginep di rumah tante Kanna aja, Ayah..."

Gemintang mengeratkan genggamannya pada jari jemari Nanda sambil menjawab pertanyaan yang Nanda lontarkan perihal akhir tahun mereka, "aku mau malam tahun baruan sama tante Kanna dan om Yoga juga," kata gadis kecil itu sekali lagi.

"Nanti kita tanya mereka, ya?"

"Oke!"

Lalu keduanya kembali menyusuri jalan setapak pada taman yang berada di sepanjang jalan raya perumahan.

Sesekali Nanda akan memejamkan kedua matanya. Merasakan betapa angin sore beranjak sejuk pertanda malam akan mulai jatuh.

Nanda akan memilih duduk pada sebuah bangku taman yang menjadi tempat duduk favoritnya. Memperhatikan Gemintang yang berlarian kesana kemari. Bertemu dengan teman-teman barunya yang juga sedang menikmati taman bermain pada sore hari ini.

"Nanda!"

Nanda yang tadinya sedang menengadahkan kepalanya memperhatikan segerombolan burung-burung yang tengah berarak pulang, menegakkan tubuhnya dan mencari sebuah seruan tadi berasal.

Kanna dan Yoga berjalan beriringan mengarah ke tempatnya, walau di tengah jalan Yoga kemudian memisahkan dirinya dari gadis itu dan memilih menghampiri Gemintang.

Kedua orang yang sama pentingnya dengan Gemintang, di dalam hidup Nanda.

"Udah pulang kerja?" tanya Nanda sambil menunggu Kanna untuk duduk di sampingnya.

Kanna yang memang memiliki tampilan boyish kemudian menganggukkan kepalanya saja. Ia kemudian merapihkan rambutnya yang sedikit berantakan lalu mengikat helai demi helainya menjadi satu seperti bentuk ekor kuda. Jenis model rambut yang paling sering Nanda bentuk pada rambut Gemintang yang halus dan tidak terlalu panjang, mengingat hanya model seperti itu saja lah yang mahir ia buat.

"Tadi aku pulang cepat karena harus ketemu klien setelah makan siang, terus izin langsung pulang aja. Capek kalau harus balik ke kantor lagi cuma buat absen," jawab Kanna.
"Kata kak Yoga, tadi kamu ketemu mas Jaya? Soal tulisanmu yang kamu bilang buntu itu?"

Giliran Nanda yang kemudian menganggukkan kepalanya, "iya, sekalian wawancara majalah," jawab Nanda, "kata Jaya enggak masalah soal tulisanku yang buntu, aku malah disuruh liburan dulu."

Kanna tergelak halus memamerkan sungging senyumnya yang lebar, "iya. Ananda Rasi Thama tau apa soal liburan? Yang dia tau cuma mengurus anaknya saja. Iya, kan?" kata Kanna dengan intonasinya yang sengaja sekali meledek sepupunya itu.

Kemudian Kanna menaruh ujung dagunya pada pundak Nanda dan kembali berkata, "mas Jaya benar, sekali-kali kamu harus liburan juga, Nanda... Supaya lebih waras."

"Waras?"

Kanna menganggukkan kepalanya bersemangat, "iya, waras."

"Memangnya aku gila?"

The Smell of Rain - Koo Junhoe & Kim Jiwon [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang