To Die For - Sam Smith
"Ayah Awan pulang malam lagi ya, yah...?"
Nanda termangu sedetik setelah mendengar pertanyaan Gemintang, lalu berusaha tersenyum sedemikian rupa padahal jelas sekali Nanda paham maksud dari pertanyaan gadis kecilnya yang sudah akan beranjak tidur ini.
"Mungkin Ayah Awan masih banyak pekerjaan, Sayang..."
"Pekerjaan Ayah Awan banyak sekali, ya, yah...?"
Nanda menganggukkan kepalanya sembari menyisir rambut halus Gemintang ke arah belakang kepala, agar poni tipis milik gadis kecil itu tidak perlu mengganggu wajahnya yang mengantuk.
"Mungkin... Coba nanti Ayah tanya, ya...?" Jawab Nanda dengan jawaban yang sekiranya paling aman untuk ia lontarkan saat ini.
Lalu hening, keduanya terdiam. Nanda pikir Gemintang sudah terlelap, namun ternyata Gemintang kembali bertanya, "tahun lalu Ayah Awan enggak ada di sini waktu ulang tahun ku. Tahun sebelumnya juga. Kalau tahun ini bagaimana...?"
Nanda menganggukkan kepalanya dengan sangat mantap. "Pasti ada, dong... Ayah Awan, kan, udah pulang..."
"Tapi aku hampir enggak pernah bertemu Ayah Awan selain sarapan dan mengantar ku ke Sekolah, yah..." Gemintang beringsut masuk ke dalam pelukan Nanda dan memeluk tubuh Ayahnya begitu erat. "Aku pengen jalan-jalan, yah... Pengen beli makanan Abu-abu sama Ayah Awan... Mau beli susu ku ke Mini Market kayak dulu..."
Nanda hanya mampu tersenyum lembut seperti sebelumnya demi menanggapi rengekan Gemintang yang belakangan Nanda sebut dengan rengekan sebelum tidur, semenjak waktunya dan Ayah Awan tersita lumayan banyak dan menghilang.
"Nanti Ayah bilang ke Ayah Awan kalau Gemintang mau jalan-jalan, oke...?"
"Oke..."
***
Setelah berhasil menenangkan dan membuat Gemintang tertidur dengan sesedikit perasaan gadis kecil itu yang tengah begitu gundah akan kehadiran Ayah Awan-nya, kini Nanda merebahkan tubuhnya nyaman di atas sofa ruang keluarga.
Nanda meletakkan laptop di atas tubunya yang terbaring. Membuka-buka E-Mail yang baru saja dikirimkan oleh Jaya perihal eksemplar ke-sekian MAGENTA, juga tulisannya yang baru.
Sesekali kedua matanya akan menoleh ke arah jam dinding yang terpasang di atas salah satu permukaan dinding berwarna pastel, dan menyadari bahwa malam sudah kembali sangat larut demi menunggu kepulangan Awan dari pekerjaannya hari ini.
Namun berselang beberapa menit kemudian, setelah waktu menunjuk pukul 22:25, Nanda mendengar suara daun pintu terbuka, dan Awan, dengan wajahnya yang lelah namun tertutupi dengan senyum rupawannya yang sempurna, masuk ke dalam rumah, menghampiri Nanda yang sudah turun dari atas sofa dan berdiri menyambutnya pulang.
"Gemintang udah tidur, ya?"
"Udah, Awan, sekitar tiga puluh menit yang lalu..."
Awan melepaskan jas, dan untaian dasinya yang berwarna hitam yang sudah terlihat begitu berantakan. Satu pemandangan yang membuat Nanda mengurungkan cerita Gemintang tentang Awan yang kelewat sibuk akhir-akhir ini.
"Mau makan malam sekarang? Biar aku buat sebentar." Nanda menawarkan sesuatu yang sekiranya laki-laki itu butuhkan.
"Aku mandi dulu kalau begitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Smell of Rain - Koo Junhoe & Kim Jiwon [END]
Fanfiction❗ AGE SWITCH ❗ Gemintang hanya memiliki seorang Ayah selama hidupnya. Ayah yang baik, lembut, dan penyayang. Ayah yang dapat diandalkan bahkan ketika dirinya tiba-tiba teringat ada tugas sekolah yang terlupa dan harus segera ia kerjakan. Ayah yang t...