#10 - I'm sorry Zac

69K 987 8
                                    


"What the fuck are you doing!?" ucap maya tiba tiba Zac menyeretnya dari lift

Zac langsung ke kamar yang paling dekat dengan lift, mengambil kartunya dan masuk menarik maya. Maya sangat panik namun tetap mencoba tenang disana dan terus menjaga jarak dengan Zac

"What the fuck are you doing?!" teriak maya dengan lantang, membuat Zac sedikit terkejut karena tidak ada sorot ketakutan dimatanya.

"To fuck you, as you wish maya" ucap Zac

Maya benar-benar ketakutan sekarang namun enggan menunjukannya. 

"Sekarang berikan aku payudaramu aku ingin merasakannya lagi" ucap Zac mengejek 

"Anjing emang" ucap maya dalam bahasa Indonesia

Zac menutup matanya sedikit "English please maya"

"ish males gue bangsat, anjing lo!" maya tetap berbicara dalam bahasa Indonesia 

"Sudah ku bilang padamu untuk jangan bermain-main denganku maya!" bentak Zac membuat maya sedikit tersentak 

"Kau yang memulai dan tidak berani melanjutkan?!" ucap Zac sinis 

"Whatever you say i want back to my own place Zac, please.." ucap maya lelah

"Suck my dick then!" ucap Zac lalu berjalan ke arah maya

"Fuck off!" teriak maya

Zac menarik maya dan menggendongnya lalu melemparkannya di kasur. Dari lubuk hatinya, maya sebenarnya ingin sekali merasakan hal itu, namun itu berarti dia telah menjatuhkan harga dirinya di depan Zac. 

"Fuck off !" Maya menendang Zac dengan keras sampai dia tersungkur ke lantai dan kepalanya menghantam ujung meja hingga membuat luka di kepala belakangnya 

"ARGGHHH" teriak Zac, dia sendiri tidak menduga kekuatan kaki maya akan sekuat ini. Maya yang melihat ada bercak darah di ujung meja coklat itu sangat terkejut, dia terdiam beberapa saat di kasur itu menatap Zac yang merintih kesakitan. 

Tiba-tiba samar samar maya melihat bercak merah di kaosnya di bagian ulu hati badannya, maya semakin panik namun enggan bergerak, dia ketakutan lalu menangis sejadi-jadinya

"Zac.. Zac.. Can you hear me? Zac.. " ucap maya sambil turun kebawah melihat Zac yang sudah tak bersuara 

"Zac.. Pleaseee omg" Maya menangis sambil mengangkat kepala Zac bersandar di pahanya. 

Zac masih bernafas namun terlihat nafasnya seperti menaha sakit

"Zac.. Tell me what to do" ucap maya sambil memeluk kepala Zac dan mengelus pundak serta wajahnya zac. Zac tidak menjawab 

Maya lalu memberanikan diri membuka kancing baju Zac dan melihat luka yang ada di dalam sana, maya semakin menangis saat menyadari itu luka bekas jahitan, maya sadar sepertinya alasan dia tidak masuk adalah karena operasi ini.

"Zac please answer me.. i don't want to lose you aaaaaaa" ucap maya sambil terus menangis

"Maya bring me my phone" ucap Zac merintih 

"oh wheree where?" tanyanya langsung mengusap air matanya

"Di dalam kantongku" 

Maya segera merogoh kantong Zac dan mengambil telfon genggam Zac

"Kodenya wajah dan jari kelingking ku" ucap Zac, maya segera mengarahkan handphonenya ke arah Zac. 

"Telfon Dokter Tom" 

Sambil mengusap air matanya dia mencari kontak dr.Tom dan menelfon 

"Apa yang harus ku ucapkan?"

"Bilang bahwa aku terluka dan luka ku robek, datang di kamar VVIP A12" 

Segera setelah telfon tersambung

"Yes boss?" ucap dr.tom. Maya terkejut akan salam tersebut

"Hello, i'm not Zac, Zac sedang terluka, luka operasinya terbuka.. dan kamar VVIP A12" 

"Baik saya segera kesana nyonya" 

"Okay" maya agak kebingungan dengan sebutan sebutan yang dia dengar barusan 

Zac masih terlihat kesulitan untuk bernafas karena luka itu.

"Zac.. i'm sorry" ucap maya sambil terus mengelus badan dan kepala Zac 

Tak lama, ada yang mengetuk kamar mereka dan dengan perlahan maya menaruh kepala Zac dibawah dan mengambil bantal untuk sandaran Zac

Maya lalu membuka pintu terdapat 4 orang di depan sana dan masuk, mereka menggotong Zac dan menaruh Zac di atas tempat tidur. 

"Oh God zac?!" ucap salah satu dari mereka 

Lalu mereka langsung melakukan operasi penutupan luka itu dan membuat maya semakin merasa bersalah. Luka di kepalanya pun ikut di jahit. Maya yang tidak kuat akhirnya memutuskan masuk ke kamar mandi dan menangis sambil menutup mulutnya agar tangisnya tidak terdengar diluar. 

Setelah hampir 30 menit maya di dalam kamar mandi tiba tiba ada suara ketukan dari luar 

"Tuan ingin menemui anda nyonya" ucap pria itu

"Okay" balas maya 

Maya merogoh kacamatanya dari dalam tas agar matanya bisa tertutup 

Saat menatap dirinya sendiri dia bingung dengan panggilan mereka pada maya 'nyonya' (?) 

Saat maya keluar ternyata mereka semua sudah keluar dan tersisa maya dan Zac. Maya berdiri di ujung ruangan menatap ke arah Zac yang terbaring dengan infus. Zac lalu menoleh ke maya karena tak kunjung mendekatinya

"Kemarilah.." ucapnya 

Maya dengan lemahnya berjalan ke arah Zac "Zac i'm sorry for hurting you, harusnya tadi aku lakukan saja blow job itu" ucap maya

Zac tertawa mendengar ucapan maya, sampai dia memegang perutnya kembali karena langsung terasa perih 

"Oh God, you okay?" ucap Maya sambil mendekatkan tubuhnya pada Zac. Zac mengangguk

"Tidurlah disini maya, aku membutuhkan seseorang" ucap Zac sambil menepuk kasur di sebelahnya.

"Aku ingin mandi dulu dan mengganti pakaianku, aku akan kembali secepatnya, aku janji" ucap maya 

"Kau ambil barang yang kau butuhkan dan mandi disini" ucap Zac

"oh okay" 

Lalu maya pergi ke apartementnya untuk menyusun barang-barang yang dia perlukan. Sambil mengemas maya benar benar merasa sangat bersalah kepada Zac, dia merasa game yang dia mulai akan segera berakhir. 

Setelah beberapa menit maya kembali ke apartement di atas dan membersihkan dirinya.

TBC...


MAKASIH SUDAH BACA

JANGAN LUPA VOTE 

JANGAN LUPA KOMEN JUGA!

My Favorite ProfessorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang