Hai, apa kabar?
Jangan lupa bahagia terus yaa!
Selamat membaca 🌻🌙
.
.
.
Suasana istirahat sangat biasa saja hahahaha. Tapi, lapangan kini sangat ramai sekali. Murid-murid melakukan aktivitasnya masing-masing. Ada yang bermain bola di lapangan, ada yang makan bekal sama-sama.
Sahara dan teman-temannya sedang duduk di pinggir lapangan sambil menikmati camilan yang baru saja mereka beli dari kantin. Mereka menghabiskan waktu 10 menit untuk menyusuri sekolah ini sebelum sampai menemukan kantin. Mereka belum tahu letak kantin, maka dari itu mereka harus beradaptasi dengan lingkungan baru.
"Buset! Nad, Lo beli banyak banget jajanan? Nggak salah nih?" Tanya Amira saat melihat tangan Nada yang penuh dengan makanan. Mulai dari nasi lauk sampai camilan-camilan lain.
"Iya, kenapa? Pokoknya nggak ada yang boleh minta makanan gue, terutama lo Saha!" Ujar Nada.
Sahara yang sedang bengong sambil menatap lapangan dan memakan camilan terkejut. "Kok gue sih?" Tanyanya tidak terima dengan perkataan Nada. Kedengarannya tuh kayak dia suka sekali menyomot makanan teman gitu loh.
"Yakan biasanya elo kalau sama makanan gak tahanan." Balas Nada.
"Ya tapi nggak gitu juga lah anjir! Kesannya gue jelek banget. Lo kalo mau pelit ya pelit aja dong, jangan pake jelekin gue." Ujar Sahara.
"Yang waras ngalah." Ujar Namira yang menjadi akhir dari pertengkaran Sahara dan Nada. Tidak bisa dibayangkan bagaimana jadinya pertemanan mereka kalau tidak ada Namira.
Akhirnya mereka pun makan dengan tenang sambil sesekali mengobrol. Kadang juga menyemangati orang yang sedang main bola di lapangan. Padahal tidak ada yang mereka kenal. Ya emang merekanya aja sih yang nggak jelas.
Karena terlalu berisik, mereka mendapatkan lirikan tajam dari murid lainnya, terutama siswi. Mungkin Sahara dan teman-temannya ini terlalu berisik sehingga menganggu yang lainnya.
Mereka tidak peduli, yang terpenting mereka bahagia. Jadi, kenapa harus memikirkan pendapat orang lain bukan? Selain itu juga, memangnya bisa Sahara and the geng tidak heboh satu menit saja?
Tengg...tengg...tengg..
Sahara dan teman-temannya tertawa terbahak-bahak saat bel tanda istirahat dibunyikan. "Maap ya, tapu kok bunyi belnya kayak bunyi kentongan abang es Doger sih??" Tanya Sahara sambil tertawa ngakak.
"Sekalian aja anjir abang siomay, ahahahahaha." Balas Amira.
"Nggak lah goblok! Kalo abang siomay bunyinya ting..ting..ting.." Koreksi Nada.
"Jadi pengen permen ting-ting." Ujar Sahara.
"Semuanya aja lo pengenin, Saha! Udah ayo masuk bego, ayo ke kelas. Nanti ketahuan guru piket, bisa diomelin." Ujar Nazala.
Semuanya setuju, mereka langsung bergegas untuk menaiki tangga dan menuju kelas mereka. Semua kelas yang ada di sekolah ini itu berada di lantai 2 dan 3, tidak ada yang di lantai 1.
Sahara berdecak kecil saat melihat banyaknya anak laki yang berkerumun di bawah tangga. Ada juga sebagian yang berkerumun di tangga.
Maksudnya gini loh. Mereka ini tuli atau gimana? Padahal kan mereka pasti dengar gitu loh. Dan mereka juga lihat kalau ada banyak orang yang mau naik, tapi kok bukannya minggir tapi malah sengaja menghalangi.