Hai, apa kabar?
Jangan lupa bahagia terus, ya!
Selamat membaca 🌻
.
.
.
Kedatangan Sahara dengan Rama membuat kehebohan. Hmmm nggak. Lebih tepatnya adalah teman-teman Sahara yang heboh.
"Wahh ada hot news apa nih? Kok gue gak tau sih, Sa?! Sebagai teman lo yang paling kiyowo diantara semuanya, gue bener-bener tersinggung loh ini. Atau jangan-jangan lo bukan temen gue lagi? Lo udah unfriend gue, Sa?! Ihhh jangan dong, partner gue jajan tabul siapa nanti?" Ujar Aida panjang lebar.
"Kok lo bisa berangkat bareng Rama?" Tanya Namira.
Sahara memilih mendiamkan ocehan Amira yang sengaja ia lebay-lebay kan itu.
"Iyaaa, panjang ceritanya, Nam." Jawab Sahara. Yaa, memang hanya itu jawaban yang saat ini bisa ia berikan."Lo Rama kelas berapa? Kok lo bisa berangkat bareng Saha? Rumah lo sebelah mana? Semester kemarin lo dapet peringkat berapa?" Nazala mulai menginterogasi Rama dengan pertanyaan beruntun.
"Punya apa lo sampai bisa deketin Saha? Jajan lo sehari berapa? Nongkrong dimana lo biasanya?" Kini Nada mulai ikut-ikut menginterogasi Rama.
Ketiga Rama ingin menjawab, Sahara langsung menganggelengkan kepalanya. Pertanda supaya Rama tidak perlu menjawab pertanyaan tidak jelas itu.
"Aduhh lo pada kenapa sih? Udah Ram,
mending sekarang lo ke kelas deh. Ini temen-temen gue emang freak semua." Ujar Sahara pada Rama.
Rama belum beranjak, ia menatap khawatir ke arah Sahara. Sahara yang sadar kalau Rama mengkhawatirkannya pun tersenyum lalu mengangguk. Ia mencoba untuk meyakinkan Rama bahwa ia baik-baik saja.
"Yaudah, gue ke kelas ya, Sa."
"Heh! Belom! Jawab dulu pertanyaan gue. Woi! Enak aja lo main kabur!" Teriak Nazala.
"Saha lo apaan sih? Kok lo udah nyuruh dia pergi aja? Dia bahkan belun jawab satu pun pertanyaan gue loh." Ujar Nazala pada Rama. Ia tidak setuju dengan sikap Sahara. Karena menurutnya, menginterogasi Rama itu perlu. Sebagai teman, ia pasti menginginkan yang terbaik untuk Sahara.
"Lo gak usah interogasi dia, sini gue aja. Lo mau nanya berapa pertanyaan? Sini gua jabanin." Ujar Sahara. Sebelum beberapa menit kemudian, ia sangat menyesali ucapannya tersebut.
—————
Sahara dan teman-temannya kini sedang jajan di kantin gedung tetangga. Mereka berempat menuruti permintaan Amira untuk jajan disana. Alasannya apalagi kalau bukan karena pacarnya yang berada di gedung tersebut.
"Sumpek banget ini ya!" Ujar Nazala yang mulai geram karena sempitnya akses keluar masuk kantin.
"Wallahi iya! Mana pada bau ketek anjing. Buset! Siapa nih yang keteknya asem banget!" Ujar Nada sambil menjepit hidungnya dengan jari tangannya.
"Iyaaa gilaaaa." Ujar Nazala setuju. Ia daritadi memang sudah mencium sesuatu yang tidak sedap. Awalnya ia belum bisa menebak bau ini bau apa, tetapi saat Nada menyebutkan kalau ini bau ketek baru dia sadar.