13

6 2 2
                                    

Hai, apa kabar?

Jangan lupa bahagia terus yaa!!

Selamat membaca 🌻

.

.

.

Sahara dan teman-temannya sudah mulai berbaris di lapangan. Hari ini adalah pelajaran Penjasorkes, mereka juga sudah menggunakan seragam olahraga berwarna putih biru. Ntah kenapa mereka bersyukur sekali karena seragam olahraga mereka adalah putih biru.

Kalo kamu, seragam olahraga sekolahnya warna apa? Oren neon yaaa? Hahahaha

Tapi kalo beneran warna oren neon kalian harus bersyukur. Kenapa? Karena kalau nanti ada pengumpulan murid satu Indonesia, dan memakai seragam olahraga. Sekolah kalian yang paling kelihatan. Hehe

Ok lanjutttt...

"Okee anak-anak! Ayo semuanya berbaris! Perempuan di kiri, laki-laki di kanan." Ujar Pak Sidup. Selaku guru Penjasorkes.

"Cewe kanan aja, Pak! Di kiri panas." Ujar Hasya.

"Iyaaa Pak! Saya lebih suka kanan soalnya kayak lebih suci aja gitu. Kan kalo kiri kayak jorok aja gitu Pak." Ujar Sahara.

"Maksudnya apa?" Tanya Pak Sidup. Sekaligus mewakili pertanyaan teman-temannya yang lain. Karena yang lain juga tidak paham dengan maksud Sahara.

"Ya iyaa. Coba nih, tangan kanan kan fungsinya yang bagus-bagus. Buat sedekah, buat salaman, buat makan, buat minum. Terus kan kalau tangan kiri buat cebok, apalagi cebok bekas ber— Oke cukup, Nak. Bapak paham." Pak Sidup memotong ucapan Sahara.

"Yaudah lah kalau gitu, terserah kalian saja mau baris dimana. Bapak ikut saja." Ujar Pak Sidup pasrah. Habisnya kalau mengikuti kemauan remaja labil ini memang tidak akan ada habisnya. Yang ada emosi nanti.

"Duh Bapak baik deh! Kalau barisnya di depan adem kan saya jadi semangat!" Ujar Fania.

"Bener tuh Pak!" Ujar Aisyah, menambahi.

"Yaudah-yaudah! Sekarang kita akan belajar materi tentang kebugaran jasmani. Kalian akan melakukan push up, sit up, dan juga back up. Berpasangan yaa, yang satu menghitung, dan yang satu lagi melakukan. Waktu yang bapak berikan adalah 1 menit." Jelas Pak Sidup.

"Yahh Pak, sit up nya nggak usah deh." Eluh Nada.

"Loh..tadi katanya sudah semangat. Ini kenapa nawar lagi?"

"Iyaa Pak, sit up jangan Pak." Ujar siswi-siswi lainnya.

"Kalau nggak mau melakukan, ya tidak usah dapat nilai." Ucap Pak Sidup dengan tegas.

Sebenarnya ia juga kesal. Sudah dituruti kok ngelunjak? Untung saja dia sudah profesional menjadi pengajar. Jadi yaaa, sudah sabar menghadapi murid-murid yang banyak minta seperti ini.

Para siswi mengambil posisi untuk melakukan sit up dengan wajah ditekuk. Berbeda dengan anak laki-laki yang malah kesenangan.

Asiiik tontonan gratis, begitu pikir mereka.

"Satu..."

"Dua..."

"Tiga..."

Prittttttt......

Begitu suara pluit dibunyikan. Sahara dan Amira yang mengambil posisi bersampingan mulai melakukan gerakan sit up. Mereka saling berlomba untuk mendapatkan skor sit up terbanyak.

Aku SaharaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang