19

3 1 4
                                    

Hai, apa kabar?

Bahagia terus yaa!

Selamat membaca 🌻

.

.

.

"Sorry..Kalian boleh gak temenin gue lagi abis ini."

Semuanya tidak ada yang berkomentar, Sahara dan Namira masih sangat terkejut dengan berita kalau Amira hamil.

Sahara menggelengkan kepalanya, "Nggak, nggak! Lo pasti ngeprank gue kan, Mir?"

"No! Gue serius, Sa." Jawab Amira pelan, ia juga sambil menangis.

"Maafin gue, Sa. Maafin gue, La. Maafin gue, Nam. Maaf. Maaf. Maaf." Amira menutup wajahnya menggunakan tangan. Ia terus saja menangis dan merasa bersalah kepada semua orang yang menyayanginya.

"Gue kotor. Kalian pulang aja. Gue gak pantes temenan sama kalian." Ujar Amira. Ia memiringkan badannya ke samping, sehingga dirinya menjadi membelakangi teman-temannya.

"Nggak Mir!" Sahara melangkah maju, berniat untuk menghampiri Amira dan memeluknya.

"KELUAR! GUE BILANG KALIAN SEMUA KELUAR! BIARIN GUE SENDIRI DISINI! KELUAR!"

Sahara masih ingin menghampiri Amira. Tetapi tangannya ditahan oleh Namira. Ia pun menoleh ke arah Namira. Namira menggelengkan kepalanya, meminta Sahara untuk segera keluar.

Sahara menatap Namira, memohon agar Namira mengizinkannya untuk tetap berada di samping Amira. Tetapi Namira tidak setuju dan langsung menarik Sahara keluar dari ruang rawat Amira, disusul dengan Nazala dibelakangnya.

"Lo pada yakin bisa tenang ninggalin Mira sendirian? Emak bapaknya belum datang kesini lagi loh. Masa kita biarin dia sendirian. Kalai dia kenapa-kenapa gimana? Kalau dia buat macem-macem yang bisa nyakitin—" Ujar Sahara yang merasa khawatir dengan kondisi Amira saat ini.

"Sssttt..Nggak Sa. Mira yang minta kita keluar, Sa. Gue yakin dia emang lagi butuh sendiri dulu sekarang. Dia pasti syok banget denger kalo dia sekarang lagi isi." Sahut Nazala. Kini ia mulai berani berbicara lagi setelah tadi hanya bisa diam dan menangis.

Sahara mengangguk mengerti. Ia harus membiarkan Amira sendiri terlebih dahulu, agar ia bisa dengan tenang meluapkan amarahnya.

"Gue bakal samperin si anjing Gilang sekarang juga. Lo berdua disini aja, jagain Mira. Jangan sampai dia sendirian pokoknya. Kalau ada apa-apa telepon gue." Ujar Sahara. Ia langsung meninggalkan teman-temannya dan pergi menuju tempat tongkrongan Gilang.

—————

"GILANG! KELUAR LO ANJING!" Teriak Sagara begitu sampai di tempat yang biasa menjadi markas Gilang dan teman-temanny berkumpul.

Tadi, sebelum pergi ke markas Gilang. Sahara menelpon Sagara terlebih dahulu. Begitu mendengar bahwa sepupunya mendapatkan perlakuan bejat, Sagara pun memanggil teman-temannya untuk menghajar habis-habisan Gilang dan teman-temannya.

"Woi Gilang! Sini keluar lo, brengsek!" Teriak Sahara yang kini berada di samping Sagara.

Mendengar suara ribut-ribut di luar, Gilang dan teman-temannya langsung memeriksa keluar. "Ngapain nih rame-rame ke tempat gue?" Tanya Gilang sambil menunjukkan smirk-nya.

Aku SaharaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang