5

6 2 2
                                    

Hai, apa kabar?

Semoga kamu bahagia terus yaa!

Selamat membaca 🌻

.

.

.

Sahara sedang melamun sambil menatap ponselnya. Ia sedang bingung ingin memesan makanan apa, antara burger atau ayam. Sebenarnya bisa saja ia membeli keduanya sekaligus, tetapi nanti ia harus olahraga tambahan saat malam. Dan itu benar-benar bukan ide bagus.

"Astaga! Gue udah mikir 15 menit tapi belum dapat juga hasilnya." Ujar Sahara sambil mengetuk-ngetuk pelan kepalanya.

"Kenapa sih, Dek?" Tanya Sarah, kakak Sahara. Kebetulan kamar mereka itu barengan, jadi Sarah selalu tahu apa yang sedang adiknya lakukan.

"Gue bingung. Gue kan mau pesen makanan online, tapi belum tau mau pesen apa. Pilihannya sih antara burger atau ayam. Ayo dong kasih gue saran." Ujar Sahara.

"Ayam aja sih, nanti kan bisa pake nasi dari rumah. Lo bisa kenyang ampe malem. Lo juga bisa irit duit. Kalau burger nggak bisa pake nasi, terus juga kenyangnya nggak lama, apalagi modelan lambung boros kayak lo." Sarah memang memberi saran, tetapi kenapa akhirnya jadi mengejek?

Sahara terdiam akibat kata terakhir dari ucapan Sarah. Mau marah, ya tapi emang bener. Tapi jujur aja sedikit nyakitin.

"Mending gue lambung bocor, daripada lo kurang gizi." Balas Sahara yang masih tidak terima dibilang lambung boros.

"Kurang ajar lo ya! Jadi Adek nggak ada sopan-sopannya sama yang tuaan." Ujar Sarah marah. Kini ia sudah bangkit dari tidurnya berniat untuk memberikan sedikit pukulan untuk adik songongnya itu.

"APA LO, HAH?!" Teriak Sahara yang kini juga sudah berdiri sembari bersiap dengan serangan yang akan diberikan kakaknya.

"DASAR GEMBROT!" Ucap Sarah sambil menarik rambut Sahara.

"Apa lo bilang?! Gembrot???? Ini montok tolol!" Balas Sahara yang kini juga sedang menjenggut balik Sarah.

"Dih najis geli banget! AW! LEPAS GAK!" Teriak Sarah saat Sahara menjenggut rambutnya dengan kencang.

"Lo duluan lah yang lepas. Enak aja!" Balas Sahara.

Disaat mereka berdua sedang jambak-jambakan rambut, tiba-tiba datang Lisa. Lisa datang dengan membawa satu pisau dapur ditangan kanannya, dan pisau daging di tangan kirinya.

"BAGUS YA! BERANTEM AJA TERUS! NIH AMBIL! MAU PILIH YANG MANA?! JAMBAK-JAMBAKAN DOANG MAH NGGAK SERU!" Ujar Lisa.

Mendengar Mamanya sudah bilang begitu, mereka pun saling melepaskan jambakan masing-masing. Masalahnya kalau sudah disuruh memilih pisau dapur atau pisau daging itu tandanya sudah peringatan terakhir dari Lisa.

"KOK BERHENTI?" Tanya Lisa.

Sahara dan Sarah diam sambil menunduk, tidak ada yang berani membuka mulut untuk menjawab pertanyaan Lisa.

"KOK PADA DIEM? ORANG MAMA LAGI NANYA KOK, JADI BISU NIH SEKARANG?!"

"Nggak, Mah." Jawab keduanya bersamaan.

"Kenapa berhenti berantemnya?!" Tanya Lisa.

"Gapapa, Mah." Jawab keduanya bersamaan, lagi.

"Sekarang mau saling minta maaf, nggak?" Tanya Lisa.

"Mau, Mah." Jawab keduanya bersamaan.

"Maafin gue, Dek." Ujar Sarah dengan malas sambil menjulurkan tangannya ke arah Sahara.

Aku SaharaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang