2

4.3K 438 4
                                        

Eden memandang dingin ke orang di depannya, tubuhnya di penuhi luka, bajunya bahkan sudah robek menampilkan luka segar di tubuhnya

Hadiah?

Orang bodoh mana yang memberikan pembunuh yang hampir membunuh si penerima hadiah?

Tidak berguna.

Eden mendekat dan menarik rantai yang mengikat leher orang itu kemudian berbisik "apa kau ingin hidup?"

Orang itu segera mengangguk kuat. Mendapat tanggapan yang memuaskan dari lawannya Eden melengkungkan bibirnya "bawakan kuncinya"

Penjaga yang berada di luar segera memberikan kunci itu kepada sang ratu. Setelah menerima kunci dari penjaga Eden segera membuka rantai dan borgol yang terpasang pada orang itu

"Pergilah"

Orang itu segera berlari keluar bahkan penjaga tadi membiarkannya keluar dari jeruji, dengan bahagia dia pun menyelusuri lorong menuju jalan keluar namun saat sampai di pintu tubuhnya tiba-tiba terasa sangat sakit dan ia pun terjatuh, semangatnya untuk keluar dari sini membuatnya terus menerus berusaha. Saat hampir menyentuh pintu keluar tubuh orang itu hancur menjadi seperti bubur.

Darah mengotori lantai dan bau anyir darah menyebar di seluruh lorong, di belakang, Eden menatap datar serpihan-serpihan Tubuh itu.

Di istana ini semua kriminal di berikan mantra sihir jika mereka memaksa keluar dari sini maka sama saja menjemput kematian

"Liz, aku ingin minum teh"

"Baik yang mulia"

Eden meninggalkan tempat itu dan langsung duduk di tempat biasa ia minum teh, di sepatunya masih ada darah dari orang tadi bahkan di rambutnya yang berwarna hijau daun yang indah terdapat noda darah

"Yang mulia, bukankah sebaiknya anda mandi terlebih dahulu?"

Eden menyesap teh nya "siapkan kue, aku akan menyapa kaisar untuk terakhir kalinya"

Liz yang menyadari perubahan pada sifat tuannya hanya bisa terus menurut, dia sendiri cukup sedih dengan apa yang terjadi pada tuannya. namun perubahan ini membuat Liz agak takut, ia punya firasat buruk tentang perubahan ini.

"Baik yang mulia"

Eden menatap teh yang ada di cangkirnya. Bayangan tentang darah itu membuatnya mual, namun, dia tidak bisa melarikan diri, tidak bisa mengadu, tidak bisa mengeluh, dan tidak pernah bisa meminta perlindungan

Sebenarnya untuk apa aku hidup?

Di campakkan sang suami cukup menyedihkan namun demi anaknya dia tetap tersenyum. Dan kemudian, ketika putranya menjadi dewasa dia sekali lagi di campakkan.

Sekarang, untuk siapa dia memasang topeng yang bodoh itu? Jadi, lebih baik membuangnya saja karena sekarang hidupnya sudah tidak ada tujuan.

"Yang mulia, ini rotinya apa kita akan berangkat sekarang?"

Eden melirik keranjang roti itu jika itu dulu dia sendiri yang akan membuat rotinya namun sekarang, dia akan menjadi seperti mereka 'tidak peduli'

"Kita pergi sekarang"

Masih dengan penampilannya yang sebelumnya Eden berjalan dengan santai menuju istana utama tempat suaminya tinggal

Pelayan dan penjaga yang melihatnya tercengang dengan penampilannya, biasanya ratu akan kemari tanpa pelayan dengan tubuh yang bersih dan pakaian pakaian yang rapi

Di dalam ruangan Deon yang sedang berkutat dengan dokumen nya mendengar ketukan pintu "ya-yang mulia ratu ada di sini"

Vino berdiri dengan semangat dan Deon sedikit melengkungkan bibirnya sedikit "masuk!"

Namun senyuman mereka hilang ketika Eden memasuki ruangan Deon "Eden memberi salam kepada mata hari kerajaan ini" Deon tidak menjawab dia masih terguncang dengan penampilan Eden

Darah memang terlihat samar di baju Eden. Namun, bau darah tercium sangat menyengat dari tubuh Eden.

"karena saya telah di beri hadiah saya merasa perlu membalas Budi kepada matahari kekaisaran ini, ini adalah kue yang di buat koki di istana saya meski tidak seenak buatan koki utama tapi ini cukup enak" Liz menaruh keranjang kue tadi di meja Deon

"Ya-yang mulia ratu, apa anda baik-baik saja?" Tanya Eden dengan terbata-bata

"Aku baik, terima kasih sudah bertanya. Kalau begitu saya pamit dulu"

Eden tidak menunggu Deon untuk menjawab dan pergi bersama Liz membuat Vino menjadi semakin bingung

"Vin, apa aku salah memberi nya hadiah?"

Vino hanya menggigit bibir bawahnya tidak menjawab, dia sendiri merasa bahwa dia salah.

You Know I Want You [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang