Suara rantai mengikuti langkahnya pria bersurai hijau itu melangkah menuju tempat Dimana ia biasa minum teh bersama putranya
Pria itu adalah Eden bukan tapi arwah Eden yang mendapat sebuah hadiah spesial dari Tuhan untuk melihat dunia nya yang sudah ia tinggalkan lebih dari tiga tahun
Rantai di leher, tangan, dan kakinya adalah tanda bahwa dia masih terikat dengan surga.
"Yang mulia?"
Eden berbalik, dia bisa melihat wajah terkejut Liz dengan jelas
"Yang mulia, itu benar kau?"
Alih-alih takut ketika melihat orang yang sudah meningal ada di depannya Liz malah dengan gembira mendekat
"Jangan mendekat" Ujar Eden
"Ke-kenapa yang mulia? Ini saya!" Liz menepuk dadanya "saya Liz yang mulia"
Eden mengangguk "aku tahu" suaranya lembut "namun aku tidak ingin terikat dengan dunia lagi" Liz membeku
"Liz......" Angin bertiup membuat gaun putih Eden bergoyang
"Aku sudah mati"
Tangis Liz pecah seketika, dia masih tidak menerima tentang kematian tuannya, dia tidak bisa. Itu terlalu menyakitkan untuk nya
"Liz, jika kau tidak merelakan ku. aku tidak bisa pergi dengan tenang, rantai rantai ini terus mengikat ku dengan erat"
Liz melebarkan Matanya, dia memandang rantai yang melilit di tubuh (roh) Eden. A-apa dia harus merelakan tuannya? Tapi kemudian dia akan sendirian. Liz gemetar ketika memikirkan nya dia tidak ingin sendiri seperti dulu dia hanya ingin Eden bersamanya hany Ed-
"Liz, aku punya adik kembar kau tahu itu kan? Bagaimana jika kau merawatnya untuk ku? Aku pasti akan sangat berterima kasih untuk mu" senyum lembut muncul di wajah halus Eden rambutnya yang hijau dan bola mata birunya adalah satu-satunya yang berwarna di tubuhnya
"Sa-saya....."
"Liz, aku ingin bebas, kenapa aku report-repot bunuh diri jika pada akhirnya aku tetap terperangkap di sini?"
Liz mencengkram erat gaun tidurnya lalu dengan ragu menjawab "ba-baik, saya akan berusaha"
Eden tersenyum "terima kasih telah mau berusaha" ujarnya sebelum berubah menjadi puluhan kupu-kupu putih yang bersinar
Liz hanya menatap kosong tempat Eden berdiri sebelumnya"adik kenbar......" Gumamnya
Malam itu Liz tidur dengan linglung, walau begitu dia tetap melakukan apa yang Eden katakan padanya semalam ia memundurkan diri dan melamar di keluarga Eden dan tentu saja Jordan menerima Liz dengan senang hati.
Liz memasuki kamar Ethan dengan ragu, di tangannya sudah ada nampan berisi makanan "tuan muda, saya membawakan makanan anda" ujarnya
Ethan mengerang ia kemudian bangkit dan memandang Liz dengan teliti "kau..... Kak Liz?"
Liz tersentak mendengar namanya di sebut "y-ya?"
Ethan tersenyum sendu "nama mu sering di sebut di surat kakak"
Angin berhembus menerbangkan gorden di kamar itu, itu semua membuat Liz merasa Dejavu
Liz kini memandang Ethan dengan teliti, dia memang terlihat mirip dengan Eden namun Liz bisa merasakan betapa berbedanya mereka "saya membawakan makanan anda, saya harap anda mau memakannya" ujarnya dengan lembut
Kini ia memiliki tekad yang baru, harapan baru, dan cahaya baru "saya harap, saya tidak akan kehilangan cahaya lagi. tuan muda"
Ethan membelalakkan matanya, ia tidak menyangka bisa melihat orang yang bukan siapa-siapa kakaknya terlihat sangat kesakitan dan kelelahan "aku...... Tidak akan kemana-mana Liz"
Tangan Liz gemetar membawa nampan itu, buliran bening jatuh di nampan dia berusaha, berusaha untuk bisa berdiri tegak dia berusaha agar suaranya tidak terdengar di berusaha.........
Bruk
Pada akhirnya Liz jatuh berlutut dan menangis dengan kencang, dia berusaha untuk tidak menangis karena Eden, tapi dia juga manusia ia tidak bisa menyembunyikan kesedihannya dengan sempurna
Ethan mendekati Liz dan memeluknya dengan lembut ia juga menangis dengan keras, kini dia memeluk seseorang bukan untuk menghiburnya namun untuk mencurahkan kesedihannya bersama-sama.
Kepedihan yang mereka simpan berhari-hari, air mata yang mereka usahakan untuk tidak keluar selama tiga tahun lebih akhirnya bisa keluar dengan bebasnya
Matahari memang tenggelam namun masih ada bulan yang menerangi malam yang gelap. Meski tidak seterang matahari namun setidaknya bulan bisa bersinar untuk memberikan cahaya pada jalan mereka yang gelap
Masih terlalu cepat untuk mereka menyerah.
Eden berdiri diam di pojok tempat tidur, tubuhnya transparan hampir tak terlihat namun rantai di tubuh membuatnya terlihat jelas. rantai yang melilit pinggangnya retak dan akhirnya hancur bersatu dengan debu, suara rantai yang keras membuat Liz dan Ethan mendongak tapi saat itu yang terlihat hanyalah puluhan kupu-kupu putih yang bersinar
"Hiks....a-apa ini?" Tanya Ethan
"I-ini..... Yang mulia Eden..... Hiks..... Di di sini...."
Ethan tersenyum dengan air mata yang mengalir di wajahnya "kakak aku menyayangimu..... Hiks.... Huaaaa...." Tangisnya kembali pecah dan kini dia bahkan memeluk Liz dengan lebih erat.
Suara Eden yang halus tidak terdengar oleh mereka berdua namun Eden merasa sangat bahagia ketika mengucapkannya
'ya.... Kakak juga menyayangi mu'
~~~~~~
hai kawan-kawan, aku ingin mengatakan maaf jika kalian tidak nyaman dengan alur ceritanya
Tadinya aku ingin menamatkan cerita ini di chapter 13 di tambah ekstra namun aku adalah ibu yang mencintai anak-anak jadi aku tidak membiarkan anak-anak ku menderita.Ya^^
Aku ingin happy ending untuk cerita ini
Jadi sekali lagi maaf jika alur ceritanya tidak nyaman ( ・ั﹏・ั)
![](https://img.wattpad.com/cover/287076666-288-k193919.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
You Know I Want You [BL]
FantasíaMatahari telah lelah bersinar, ia perlahan turun dan berganti dengan malam yang gelap.