CHAPTER 10 : VISITOR

936 161 2
                                    

tringg!!!













"Baiklah, sekarang kumpulkan kertas di meja saya dan silahkan langsung kembali ke rumah."

Murid-murid berhamburan berdiri, dan pergi ke depan untuk mengumpulkan kertas. Sedangkan Doyoung yang hendak berdiri, di tahan oleh Jeong-Han.

"Mana kertas-ku?"

Doyoung mengambil kertas jawaban di bawah meja, kemudian memberikannya pada Jeong-Han lalu Hwan-Ju.

"Awas sampai salah jawabannya." Ancam Hwan-Ju tajam sebelum pergi ke depan, bersama Jeong-Han.

Doyoung menarik nafas dalam kemudian berdiri, dan pergi ke depan. Sementara Haru terkekeh, menyeringai kecil.

***
Di luar pagar, Haru pergi ke arah Doyoung yang saat ini sedang bersembunyi dari Hyun-Su dan teman-temannya. Mata Haru menatap ke arah kumpulan Hyun-Su kemudian menyeringai tipis.

"Ku biarkan saja manusia lemah itu bersembunyi. Karena hari ini, aku akan bermain-main dengan mentalnya." Haru terkekeh geli sebelum pergi.

Hingga saat dia menemukan Doyoung, lelaki itu langsung menggenggam tangan Doyoung dan langsung sampai di mobilnya. Sebenarnya bisa saja dia langsung pulang, tapi sayang mobilnya di tinggal.

"Bagaimana ujian-mu, berhasil?" Tanya Haru sembari memakai selfbelt.

Doyoung yang masih terkejut itu, membuang nafasnya, kemudian menoleh ke arah Haru. "Kau sebenarnya, siapa?"

"Aku bertanya lebih dulu, jawab." Ujar Haru dingin, menatap tajam ke depan.

Doyoung menegak salivanya, "B-berhasil."

"Lalu, bagaimana dengan dua ujian yang kau kerjakan?" Tanya Haru, menoleh ke arah Doyoung sembari sibuk menyetir.

Sejenak Doyoung diam, merasa aneh. "Sudah ku kerjakan."

"Jawabannya sama dengan punyamu?"

Kepala Doyoung mengangguk, membuat Haru tertawa geli.

"Sebelum di serahkan, lebih baik perhatikan kembali. Siapa tau ada yang jahil mengganti jawabannya?" Ujar Haru tertawa, berhasil membuat Doyoung melotot kaget.

"Maksudmu?!"

Haru mengindik bahu saja, "I just wanna know, apa yang akan mereka lakukan saat tau nilai mereka rendah."

Doyoung hanya diam dengan tangan mengepal keras. Ingin rasanya dia menghajar lelaki di sebelahnya, namun Doyoung tau jika Haru bukan manusia. Doyoung ingin marah, Doyoung ingin membalas, tapi cukup tau jika lawannya bukan manusia.

Mereka semua iblis.

Haru terkekeh, "Kau tau? Ada seseorang yang mengatakan, jika orang yang mengatai seseorang iblis, adalah iblis sebenarnya." Lalu kepala Haru menoleh, menatap Doyoung jenaka, "Berarti kau seorang iblis?"

"Dari mana kau tau aku berfikir seperti itu?" Doyoung bertanya dingin, menatap datar Haru.

Lelaki itu menyeringai, "Tanpa ku beri tau, pikiranmu itu sudah menjawab."

"Kau iblis?"

Dengan semangat, kepala Haru mengangguk dengan tawaan menyenangkan. Doyoung tidak berkata apapun lagi, terlalu terkejut namun dia sendiri juga sudah merasa bahwa Haru memang bukan manusia, tapi iblis.

"Kenapa kau bisa ada disini?" Doyoung bertanya dengan suara pelan juga kepala sedikit di runduk-kan.

Haru terkikik, "Tentu saja untuk membawamu ke neraka nanti." Kepala Haru mendekat ke telinga Doyoung, "Kau kan budak-ku." Bisik-nya tertawa.

NIGHTMARETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang