Bab 3

192 42 7
                                    

~CHASE~

Saat ini, aku sedang berada di sebuah bar yang terletak di kawasan pusat kota Redmond. Bar tempatku berada saat ini tidak terlalu ramai, mungkin hanya ada sekitar sepuluh sampai lima belas orang pengunjung, jadi suasananya tidak bising. Selain tempatnya yang nyaman, musik yang diputar juga merupakan jenis musik yang menenangkan. Aku jadi merasa sedikit lebih baik setelah duduk selama kurang lebih satu jam di sini.

Selama duduk di bar ini, aku sudah menghabiskan satu botol minuman beralkohol. Tapi, aku sama sekali belum mabuk. Itu karena toleransi alkoholku cukup tinggi. Selain itu, aku juga tidak berniat untuk mabuk karena aku masih ingat bahwa aku harus pulang menyetir malam ini.

Walaupun minumanku di botol sudah habis dan hanya menyisakan minuman yang ada di gelas, tapi aku masih enggan untuk pergi dari bar ini. Aku tetap duduk di bar sambil memainkan gelasku yang berisi minuman alkohol seraya menatap kosong ke arah jalanan tempat berlalu lalang berbagai macam kendaraan yang lewat di depan bar. Hingga kemudian, ingatan tentang bagaimana Greta bercumbu mesra dengan pria brengsek selingkuhannya tadi kembali memenuhi pikiranku.

Benar-benar brengsek!

Aku kembali merasa kesal setelah mengingat hal itu. Rasanya masih sulit untuk menerima kenyataan bahwa Greta telah mengkhianatiku.

Sejak awal, aku sudah mengatakan pada Greta bahwa aku tidak menerima pengkhianatan dalam bentuk apapun. Apalagi, aku adalah seorang tentara militer. Aku memegang teguh prinsip bahwa kesetiaan dan kejujuran adalah hal yang sangat penting. Karena hal itulah yang berulang kali diajarkan padaku saat aku masih menjalani pendidikan militer.

Aku sangat setia pada hal atau seseorang yang menurutku berharga dan kucintai. Karena selain menunjukkan sikap moral, itu juga merupakan wujud dari integritas seseorang.

Perselingkuhan yang dilakukan oleh Greta ini adalah kejadian pertama kalinya aku dikhianati oleh seorang wanita. Tentu saja aku merasa sangat marah, terkejut dan tidak terima. Harga diri dan egoku terasa seperti diinjak dan dipermainkan oleh wanita itu. Apalagi, wanita itu adalah wanita yang kucintai. Namun, kini rasa cintaku pada Greta sudah terbakar habis oleh api amarah dan rasa kecewa.

Mungkin, orang-orang akan menganggapku membual saat aku mengatakan bahwa aku sudah tidak mencintai Greta. Bagaimana mungkin aku bisa melupakan Greta hanya dalam hitungan jam setelah aku mendapatinya berselingkuh?

Tentu saja aku bisa. Aku adalah seorang tentara. Bukan tentara biasa, melainkan tentara pasukan khusus paling elit dan berbahaya di Amerika Serikat. Pengalaman, karakter dan integritasku dalam kemiliteran sudah tidak perlu diragukan atau dipertanyakan lagi. Aku sudah menjalani berbagai macam pelatihan dan misi yang paling berbahaya, baik di Amerika maupun di benua lain. Aku sudah terlatih untuk bisa mengendalikan pikiran, hati, emosi hingga agresi. Aku sudah benar-benar terlatih mengendalikan diriku sendiri.

Jadi, perkara perselingkuhan yang dilakukan oleh Greta merupakan hal kecil jika dibandingkan dengan pergulatan emosi yang pernah kualami ketika aku sedang bertugas atau menjalankan misi.

Aku memang masih marah pada Greta atas perbuatannya yang mengkhianatiku. Tapi, cukup dengan melampiaskan kemarahanku sebentar saja, seperti minum minuman beralkohol ini misalnya, aku akan segera baik-baik saja. Aku sangat yakin itu.

Aku menandaskan sisa minuman beralkohol yang ada di dalam gelasku. Lalu, aku mengeluarkan kunci mobil dari dalam saku jaketku dan bersiap untuk pulang. Namun, tepat ketika aku hendak berdiri, aku melihat ponselku yang ada di atas meja bar berdering dan layarnya menyala. Lalu, terpampang nama Greta yang sedang menelponku.

"Brengsek! Untuk apa jalang itu menghubungiku lagi?", umpatku kesal.

Tanpa berpikir lagi, aku langsung menolak panggilan darinya. Tidak hanya itu, aku juga langsung memblokir nomor ponselnya dengan tujuan agar dia tidak bisa menghubungiku lagi.

Dari yang sebelumnya sudah merasa tenang dan lebih baik, kini aku kembali merasa marah dan kesal.

Ini semua gara-gara Greta jalang itu!

Bahkan, menyebut namanya dalam hati saja membuatku merasa jijik.

Jadi, aku mengurungkan niatku untuk pulang dan memilih untuk kembali duduk lalu memesan satu botol minuman beralkohol lagi.

"Berikan aku satu botol minuman lagi!", ucapku pada bartender yang berdiri di seberang meja bar tidak jauh dariku.

"Baik, Tuan.", balas bartender itu.

Tidak membutuhkan waktu yang lama bagi bartender itu untuk menyiapkan dan mengantarkan pesananku. Setelah tutup botol minuman yang kupesan dibuka oleh bartender, aku langsung menuangkan minuman itu ke dalam gelas hingga penuh. Lalu, aku meneguk minuman itu hingga gelasku kosong.

Aku tidak peduli jika aku akan mabuk malam ini. Karena yang terpenting bagiku adalah aku harus segera mengenyahkan Greta serta pengkhianatan yang telah dia lakukan dari pikiranku. Dengan begitu, besok aku akan bisa kembali menjadi diriku yang normal dan penuh kendali tanpa ada perasaan kesal yang berhubungan dengan wanita jalang itu lagi.

***

Hai... 😁

Sudah sampai chapter 3 dari novel ini nih...

Bagaimana menurut kalian? Apakah sampai chapter ini kalian sudah memiliki gambaran akan dibawa ke mana alur cerita ini selanjutnya? 😉

Btw, novel ini sedikit berbeda dari novel-novel karya Author sebelumnya yaa...
Di novel ini, Author memasukkan sedikit unsur military yang mana itu menjadi profesi si lead male yang merupakan seorang tentara (ini berbeda dari kebanyakan profesi para lead male di novel karya Author yang lain 😁)

Sebenarnya, Author mendapatkan ide untuk menulis novel ini gara-gara Author menonton acara reality show yang tayang di UK, judulnya SAS : Who Dares Wins... 😁
(Bagi kalian yang mungkin ingin tahu atau ingin lebih memahami karakter Chase Clifford, kalian bisa ikut menonton acara reality show yang Author sebutkan di atas wkwk)
Karena Author mendapatkan inspirasi tentang bagaimana karakter Chase ya dari salah satu tentara yang menjadi pelatih di acara reality show itu tadi hehe 😁

Di novel ini memang ada unsur militernya, tapi bukan berarti novel ini akan bergenre action atau military-romance ya...

Bukaaaannn... wkwk

Seperti kebanyakan novel karya Author yang lain, novel ini akan bergenre contemporary-romance.

So, don't expect too much from this novel 😁
(misalnya kalian berharap akan ada scene action, perang dsb wkwk)

Yang sudah pernah membaca novel karya Author yang lain, pasti sudah tahu kalau typical novel karya Author itu alur dan konfliknya ringan.

Jadi, kira-kira alur novel ini nanti juga akan ringan seperti itu 😉

Oke?

See you in the next chapter 😚

FragileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang