~MILLY~
"Tuan, saya mohon... tolong jangan usir saya. Saya hanya merasa ketakutan, Tuan. Maka dari itu, saya memohon pertanggungjawaban dari Anda.", aku tetap memohon saat pria bernama Chase Clifford ini terus menyeretku berjalan keluar dari kondominiumnya.
Tapi, pria itu tetap tidak peduli. Dia terus menarik lalu mendorongku keluar melewati pintu kondominiumnya. Namun, saat pria itu hendak menutup pintu, aku bergerak lebih cepat dengan memeluk sebelah kakinya.
"Tuan, saya mohon... jangan usir saya... tolong biarkan saya menjelaskan alasan saya meminta pertanggungjawaban dari Anda..."
"Pergilah dari sini, Jalang!", pria itu berteriak marah sambil sebelah kakinya yang kupeluk berusaha melepaskan diri.
Tenaga pria itu sangat kuat, hingga saat pria itu berhasil melepaskan kakinya, aku ikut terhempas dan terdorong hingga tersungkur ke belakang.
Pria itu kembali hendak menutup pintu. Namun, aku tidak kehabisan akal.
"Jika Anda tidak bersedia menikahi saya, maka saya akan melaporkan perbuatan Anda pada polisi. Mulai dari tindakan Anda yang memaksa saya agar berhubungan dengan Anda semalam hingga perbuatan Anda yang baru saja melakukan kekerasan terhadap saya pagi ini.", kataku memberanikan diri mengancamnya.
Aku tahu bahwa apa yang kulakukan ini sangat gila dan licik. Tapi, ketakutan dalam diriku membuatku terpaksa melakukan ini. Aku tidak ingin menanggung sendiri akibat dari perbuatan kami semalam. Maka dari itu, aku harus meminta pertanggungjawaban pria itu saat ini juga untuk mencegah dia kabur atau melarikan diri dari tanggungjawabnya.
"Anda tahu bahwa di lorong lantai kondominium Anda ini terdapat kamera CCTV. Saya bisa menggunakan rekaman dalam CCTV tersebut sebagai bukti bahwa Anda telah melakukan kekerasan terhadap saya pagi ini. Saya juga bisa melakukan pemeriksaan ke rumah sakit dan minta surat keterangan dari dokter untuk membuktikan bahwa semalam Anda telah melakukan pemaksaan terhadap diri saya. Dengan adanya semua bukti tersebut, saya rasa itu sudah cukup untuk membuat Anda terjerat masalah hukum."
Sebenarnya, aku tidak bersungguh-sungguh dengan ancamanku pada pria itu. Karena aku tidak akan pernah berani menuntut atau melaporkan perbuatannya pada polisi. Tapi, aku terpaksa terus mengancamnya dengan ancaman kosong dengan tujuan agar dia bersedia berbicara dan mendengarkan penjelasanku.
Setelah mendengar ancamanku tadi, pria itu terdiam dengan wajah yang semakin memerah menahan amarah.
"Kau benar-benar wanita jalang yang licik dan sangat menjijikkan!", desisnya tajam.
Walaupun dalam hati aku merasa sangat sakit saat mendengar ucapan buruknya tentang diriku, tapi aku berusaha mengabaikan.
"Saya mohon, Tuan. Biarkan saya menjelaskan semuanya. Saya sama sekali tidak bermaksud menjebak Anda. Tapi, saya sangat ketakutan terhadap kemungkinan yang akan timbul atas apa yang Anda lakukan pada saya semalam. Maka dari itu, saya memohon kesediaan Anda agar bertanggungjawab dengan cara menikahi saya", ucapku memohon lagi.
Pria itu masih diam selama beberapa saat. Selain tatapan jijik dan merendahkan yang dia berikan padaku, pria itu juga tampak sedang menilai dan mempertimbangkan. Semakin lama, pria itu tampak semakin geram hingga beberapa kali mengeluarkan kata umpatan kasar.
"Baiklah. Kita akan membicarakan masalah ini. Sekarang, masuklah!", dia berbicara padaku masih dengan kasar.
Walaupun dalam hati aku merasa sangat bersalah dan sungkan, tapi aku tetap berjalan masuk kembali ke dalam kondominium pria itu. Untuk kali ini saja, biarkan aku menjadi wanita yang jahat dan licik. Hanya untuk kali ini saja.
Karena aku tidak tahu lagi harus melakukan apa. Hanya ini satu-satunya cara yang terpikirkan olehku untuk menolong diriku sendiri, setidaknya untuk membuatku bisa bertahan dengan tidak depresi atau gila dalam menghadapi permasalahan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fragile
RomanceBerulang kali mendapatkan penolakan dari lingkungan dan orang-orang di sekitarnya, membuat Milly Shelton berubah menjadi sosok yang rapuh. Hingga kemudian, dia bertemu dengan seorang pria tampan yang tangguh dan kuat, bernama Chase Clifford. Awal pe...