~CHASE~
Seperti yang sudah kuduga, orang tuaku benar-benar menginap di rumahku. Jadi, malam ini aku terpaksa harus tidur sekamar dengan Milly.
Saat ini, Milly sedang mandi. Sedangkan, aku sedang duduk berselonjor di atas ranjang sambil membaca buku. Sekitar lima menit kemudian, terdengar suara pintu kamar mandi terbuka. Lalu, terlihat Milly berjalan keluar sambil mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk kecil yang dipegangnya.
Saat ini, Milly mengenakan gaun tidur berlengan panjang sepanjang lutut berwarna pink. Walaupun model pakaian yang dia kenakan sama sekali tidak seksi, tapi entah kenapa dia terlihat seperti sedang menggodaku.
Tapi, kemudian aku sadar dan mengingatkan diriku sendiri bahwa Milly adalah seorang wanita jalang. Jadi, pakaian apapun yang dia kenakan pasti itu dia tujukan untuk menggoda para pria di sekitarnya, termasuk untuk menggodaku.
Benar-benar wanita jalang murahan!
Karena terlalu sibuk menilainya dalam hati, aku sampai tidak tahu kapan Milly berjalan ke arahku. Yang kutahu saat ini adalah dia sudah duduk di pinggir ranjang sebelahku.
"Apa yang kau lakukan? Dan kenapa sekarang kau duduk di pinggir ranjangku?", ucapku tidak senang atas perbuatannya.
Milly mengerutkan dahi tampak tidak paham dengan maksud ucapanku.
"Ini sudah malam. Dan aku sudah mengantuk. Itu sebabnya aku duduk di ranjang karena aku bersiap ingin tidur.", jawabnya dengan sedikit ragu.
Seketika, aku tersenyum sinis merendahkannya.
"Percaya diri sekali kau! Apa kau pikir aku akan mengizinkanmu tidur di ranjangku? Asal kau tahu, aku tidak sudi tidur seranjang dengan wanita jalang seperti dirimu. Seharusnya, kau sadar akan siapa dirimu sebelum memutuskan duduk di ranjangku."
Seketika, Milly berdiri dari ranjang lalu menatapku. Jika dilihat dari sorot matanya, dia tampak terluka. Tapi, aku tidak peduli. Aku sudah tahu bahwa dia memasang ekspresi seperti itu hanya untuk menarik simpatiku. Karena dia adalah jalang yang sangat licik dan pandai memainkan ekspresi untuk menarik perhatian dan simpati dari orang lain. Begitu orang lain itu merasa bersimpati padanya, maka dia akan langsung menjebak orang tersebut agar masuk ke dalam perangkapnya. Seperti yang sudah dia lakukan padaku selama ini.
"Lalu, aku harus tidur di mana? Di kamar ini tidak ada sofa.", tanyanya.
"Kau bisa tidur di lantai.", jawabku ringan. Kemudian, aku meraih salah satu bantal yang ada di ranjangku lalu kulemparkan bantal itu ke arah tubuhnya. "Gunakan bantal itu dan tidurlah di lantai.", imbuhku.
Milly menangkap bantal itu lalu menunduk dan terdiam selama beberapa saat. Kemudian, dia berjalan sekitar dua meter dari ranjangku lalu mendudukkan dirinya di lantai. Milly menata bantal yang kuberikan dengan menepuknya pelan beberapa kali. Baru setelah itu, dia berbaring.
Aku meliriknya sekilas dan melihat dia mulai memejamkan mata. Sepertinya, dia memang mengantuk dan bersiap untuk tidur. Dan entah kenapa, sekarang aku juga jadi ikut mengantuk. Aku meletakkan buku yang tadi kubaca ke atas nakas di sebelahku. Lalu, aku membaringkan tubuhku di ranjang. Hingga tidak lama kemudian, aku tertidur.
***
Aku baru saja keluar dari kamar mandi saat pintu kamarku terbuka. Lalu, terlihat Milly masuk ke dalam kamarku dengan kedua tangannya penuh memegang banyak tas belanjaan.
"Chase...", sapanya seraya tersenyum ketika melihatku yang berdiri di depan pintu kamar mandi.
Aku tidak membalas sapaannya dan tetap memasang ekspresi dingin seperti biasa.
Senyuman Milly secara perlahan memudar dan ekspresinya tampak malu karena sapaannya yang kuabaikan. Hingga beberapa saat kemudian, dia berjalan menuju ke sudut kamarku di mana tas dan barang-barangnya berada. Lalu, dia mulai membuka dan mengeluarkan barang-barang dari dalam tas belanja yang tadi dia bawa.
"Apa kau senang karena kini tujuanmu telah tercapai?", aku bertanya untuk menyindirnya.
Milly menghentikan kegiatannya lalu menoleh dan menatapku bingung.
"Aku tahu bahwa tujuanmu memaksaku agar bertanggungjawab dengan cara menikahimu adalah karena kau ingin memanfaatkanku, atau kekayaanku lebih tepatnya. Kau sengaja mencari mangsa seorang pria kaya. Lalu, begitu kau mendapatkannya, kau akan menguras kantong pria itu dan menggunakan uangnya untuk bersenang-senang. Seperti yang sedang kau lakukan saat ini.", ucapku seraya tersenyum merendahkannya.
"Aku tidak..."
Belum sempat Milly menyelesaikan ucapannya, aku sudah memotongnya.
"Sekarang, kau pasti senang karena orang tuaku menginap di sini. Kebetulan, orang tuaku sangat menyayangimu. Kau pasti akan menggunakan hal itu untuk menjalankan aksimu. Dengan bersikap seolah-olah kau adalah menantu yang baik, kau akan membujuk mereka agar memberikan apa yang kau inginkan, seperti meminta mereka agar membelanjakan barang-barang itu untukmu misalnya. Apa kau tahu? Selain wanita jalang, kau juga golddigger yang sangat handal.", aku berkata dengan ekspresi kagum yang kubuat-buat untuk menyindirnya.
Ekspresi Milly terlihat terluka sekaligus tidak terima atas ucapanku
"Aku tidak seperti yang kau tuduhkan. Dan bukan aku yang minta dibelikan barang-barang ini. Melainkan, ibu mertua yang mengajakku berbelanja dan memaksa membelikanku semua barang ini.", dia membela diri.
"Aku tidak percaya.", balasku ringan dan acuh. "Orang tuaku bersikap baik padamu karena saat ini orang tuaku masih belum tahu wanita seperti apa dirimu yang sebenarnya. Sedangkan, aku sudah tahu. Dan yang perlu kau catat adalah aku tidak akan tertipu lagi oleh rencanamu yang licik. Kau boleh saja berhasil menjebakku dalam pernikahan ini. Tapi, aku tidak akan pernah memberikan apa yang kau inginkan. Kau harus bersyukur karena aku masih mengizinkanmu tinggal dan makan secara gratis di rumahku ini. Namun, selain hal itu, kau tidak akan mendapatkan apapun dariku. Aku tidak akan membiarkanmu mengeruk harta kekayaanku ataupun kekayaan keluargaku. Jadi, catat dan ingat itu baik-baik!"
Setelah mengucapkan kalimat itu, aku langsung berjalan ke arah lemari lalu mengambil pakaian dan kembali lagi masuk ke dalam kamar mandi dengan mengabaikan Milly yang saat ini masih diam menatapku.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Fragile
Storie d'amoreBerulang kali mendapatkan penolakan dari lingkungan dan orang-orang di sekitarnya, membuat Milly Shelton berubah menjadi sosok yang rapuh. Hingga kemudian, dia bertemu dengan seorang pria tampan yang tangguh dan kuat, bernama Chase Clifford. Awal pe...