[ 14 ]

2.2K 318 221
                                    

"Ajak ayah kemana aja ya... Restoran? Boleh deh"

Indo memakai baju kasual biasa, saat memakai baju tiba tiba Indo berpikir, apa yang akan dikenakan ayahnya?? Masa ayahnya jalan jalan memaparkan roti sobeknya? Indo mah roti juga, tapi tawar.

"Paling di pilihkan TNI ya kan, h-haha"

Setelah itu Indo keluar kamar melihat Majapahit yang menunggu nya sambil membaca berkas berkas pekerjaannya, Majapahit ini mau kerja atau jalan jalan sih?

"Nusantara sudah siap?"

"Apa ayah tak bisa melihat nya?"

"Ya sudah ayo pergi"

Majapahit mana mungkin mengenakan pakaian adat saat keluar istana terutama ini demi anaknya, jadi ia memakai pakaian jas nya yang seperti saat acara Indo disekolah.

Mereka berdua naik mobil dan menuju restoran yang Indo mau, bayangkan masih pagi ke restoran, emang ada yang sudah buka? Ada lah. Selama diperjalanan Indo sibuk bermain handphone mengabaikan Majapahit dalam keadaan setengah ngantuk.

Tuk

Kepala Majapahit tersender di bahu Indo dan membuat sang empu bahh terkejut hingga menjatuhkan handphonenya.

"Ayah?"

"Zzz..."

"Euh..."

Indo mengambil handphonenya pelan lalu terdiam kaku membiarkan Majapahit tidur di bahu nya, sepertinya Majapahit masih lelah karena semalam, semalam? Semalam kalian ngapain hayo? Oke abaikan yang barusan.

"Ayah tidak tidur ya?"

Indo menatap jalanan dari jendela mobil, sebentar lagi mereka akan sampai di tujuan, rasanya tidak nyaman membangunkan ayahnya.

"Ayah, Indo sayang ayah atau tidak ya..."

"Ayah sayang Indo tidak?"

"Kata ibu, Indo harus sayang ayah"

"Mungkin Indo sayang ayah"

Indo bergumam sendiri menopang wajah nya dengan tangan kanannya (kan Majapahit di kiri).

"Nusantara sayang ayah?"

Deg!

Indo menengok ke arah Majapahit yang terbangun dan menatap Indo dengan iris merah lekat nya itu, Indo terdiam sejenak mencoba mencari alasan.

"Bukan ayah, Indo hanya buat puisi saja"

"Untuk?"

"Eee... Pak Asean"

"Ayah mu pak Asean?"

"Anggap saja begitu"

"..."

Indo tetap setia berwajah datar mengalihkan pandangan nya dari Majapahit, Majapahit sendiri bangun dan menjauh dari Indo, malu woi.

Author : kita sudah sampai, yang mulia

"Kita? Lo aja kali"

"Turun, Nusantara"

"Tanpa ayah suruh aku juga akan turun"

Sebuah restoran bintang lima, sudah pasti mereka akan ke sana. Indo sudah meminta TNI untuk menyewa restoran nya satu hari, jadi wajar saja jika sepi.

"Kok sepi?" Tanya Majapahit melihat sekeliling nya.

"Bagus dong"

"..."

Indo memilih menu begitu juga dengan Majapahit, rasanya seperti canggung sekali. Saya yang ngetik saat ini juga bingung mau ngetik apa makanya pendek, hehe.

"Ayah"

"Apa"

"Habis ini ayah mau temani Indo tidak?"

"Tentu, kemana?"

"... Makam ibu"

"..."

"..."

"Boleh"

Skip aja lah ya soalnya saya bingung mau ketik apa.

Author : AAAAA OTAKKU PANAS MEMIKIRKAN ALURNYA MAJAPAHIT BISA GA SIH LU LANGSUNG ****** AJAAA 🙄

Author : oke jangan spoiler 👍🏻

Indo berdoa di depan makam ibu nya bersama Majapahit, setelah itu Indo pergi duluan meninggalkan Majapahit, Majapahit mengelus batu makam tersebut pelan sampai akhirnya air mata nya keluar berlinang di kedua pipinya.

"Aku pergi"

Majapahit mengusap kasar air matanya dan kembali ke mobil melihat Indo yang juga menunggu nya.

"Ayah"

"Ya, putraku?"

"Ayah mau kemana?"

"Kemana yang Nusantara mau"

"Kali ini ayah yang menentukan"

"Pasar tradisional mungkin?"

"Baiklah, ayo"

"..."

Tidak biasanya Indo menurut, apalagi ke pasar tradisional. Indo tidak terlalu suka ke tempat seperti itu. Yah biarlah.

TBC

Author : /smile with sakit kepala cause writer block

HAPPY || CH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang