Bagian 13 (Faris Junior)

463 27 3
                                    

Aku menutup mataku dengan lengan tangan kanan ku, tak terasa air mata ku mengalir dengan sendirinya membasahi pipi putih ku, suara TV menyamarkan tangisan ku.

" Ah aku tak bisa nangis terus kayak gini, kamu jangan cengeng bintang, menangisi sesuatu yg tak kan mungkin kamu miliki, aku tak mau faris melihat ku menangis seperti ini" (Batin ku.)

Aku pun mengelap air mata ku, dan kembali duduk, ku rasa mataku sudah merah dan bengkak, aku berdiri dan berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci muka ku, setelah mencuci muka aku pun minum untuk menghilangkan  dahaga ku.

Tok tok tok....

Ada yg mengetok pintu kos ku, ku rasa itu adalah faris, aku menghela nafas panjang, aku berjalan ke depan menuju pintu.

Clek...

Dan benar saja itu faris yg sedang berdiri dangn baju kaus dan celana pendeknya memakai ransel, dia juga membawa sesuatu yang entah apa itu.

" Masuk ris.. "

Berusaha terlihat biasa saja tapi suara ku parau layaknya orang abis nangis.

" Iya "

Faris langsung masuk dan duduk di atas karpet depan TV.

" Aku bawain kamu donat " Sambil menyodorkan kotak donat.

" Waahh makasih yah ris " Balas ku dg mengambil donat yg di kasih faris.

" Cobain deh, enak tau aku biasa beli di situ "

" Nnti aja aku belum lapar " Dengan wajah lesu aku menjawabnya.

Terdengar faris menarik nafas panjang.

" Kmu kenapa ntang? Kenapa kmu nangis dan sedih "tanya faris khawatir.

Aku cuma menundukan kepala, tak mungkin aku ngasih tau klw aku sedih karena kak Bima.

" Ngk pp ris, aku cuma rindu sama ibu ku " Mencari alasan lain agar faris ngerti.

" Yah kalau rindu  tinggal tlp aja atau vidio call " Lembut faris sambil memegang pundaku.

Aku baru sadar kalau faris ngk tau sola keluarga ku, dan tentang ibu kandungku yang sudah tiada.

Aku mengangkat kepala ku dan tersenyum lebar yang di paksakan.

" Ngk bisa tlp atau VC ris, cuma bisa ketemu langsung aja kapan pun aku mau " Candaan ku ke faris.

" Yaudah klw gitu temui aja ibu mu langsung klw kangen " Balas faris dg wajah serius.

" Kmu mau bantu aku? " Jawab ku dg wajah yang masih tersenyum.

" Pasti aku mau bantu kamu apapun itu " Kekeh faris.

" Yaudah kamu ambil piso di dapur ris " Jawab ku yg masih tersenyum.

" Piso buat apa? " Faris masik bingung dg ucapan ku.

" Bunuh aku " Balas ku dengn wajah senyum lebar.

Deg...

Faris terdiam kaget tak percaya dg ucapan ku.

Sontak Faris memeluk ku dg erat.

" Maafin aku yah, aku ngk tau kalau ibu mu udah ngk ada " Sambil mengusap belakang kepala ku.

Aku ngk nyangka Faris bisa langsung peka kayak gini, biasanya teman teman  ku masih lemot mikirnya klw aku becandain kayak gini, aku bercanda kayak gini karna aku ngk mau teman teman ku merasa kasihan padaku.

" Ku kira kmu ngak bakalan ngeh sama ucapan ku ris "

Faris mempererat pelukanya.

" Jangan berfikiran gitu lagi apalagi mau bunuh diri, pokoknya jangan kalau kamu sedang rindu sama ibu kamu " Ucap Faris yang kepalanya berada di sebelah telinga ku.

Bintang Untuk Bima (BL) SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang