"Mohon untuk tidak menaruh hati pada sesama karena kita tak akan tahu bahwa kita bisa selamat."
~~~~~~~~~~~~~~~~"YAK APA MAKSUD MU HUANG RENJUN!"
Jisung mendobrak meja didepan nya dengan wajah yang mengerikan.
"Aku...akan mengundurkan diri dari sini.."
Renjun menunduk, menyembunyikan wajahnya dan matanya yang tengah mengalirkan butiran bening. Dadanya terasa sesak, hatinya terasa bercampur aduk.
"Sayang-"
"Aku melakukan ini untuk kebaikan Shotaro, aku tidak ingin dia hidup tanpa orang yang membimbing dan mengarahkan jalan hidupnya Nakamoto Yuta."
Wajah Yuta lesu, jika Renjun sudah memanggil namanya dengan nama panjang nya, ia tidak bisa melawan nya.
"Akan kuhargai pilihan mu.."
Yuta menunduk lalu menangkup tangan mungil Renjun di paha nya.Haechan menatap Renjun dengan tatapan lemas. Ia tidak pernah melihat sahabatnya menjadi putus asa seperti ini. Memang benar apa yang dikatakan Renjun. Shotaro butuh orang untuk mendidik nya..
"Aku akan ikut jika kalian menatapku seperti itu."
Renjun terkekeh kecil lalu memeluk Haechan.Mungkin, orang yang akan memimpin jalan Shotaro bukan kedua orang tuanya, mungkin.
Hari sudah mulai gelap. Semuanya sudah makan malam, membersihkan diri dan kini mereka bersiap siap. Mereka menempati Kamar mereka sesuai dengan kamar orang tua mereka. Yang sudah berkeluarga tinggal bersama sedangkan yang tidak, tidur dan beristirahat di tempat mereka masing masing.
Mereka berencana untuk pergi ke bumi keesokan paginya. Memulai misinya lalu menyelamatkan bumi.
Terjadi perubahan rencana, Jisung memutuskan untuk pergi sendiri untuk mencari pedang api miliknya. Pedang api yang sudah hilang tanpa sebab.Jisung malam ini berencana untuk melacak adanya pergerakan dari Prometheus. Tetapi hal itu, mungkin akan datang sendirinya tanpa dicari.
"DOYOUNG!BUKAKAN;"
Suara itu, suara yang Doyoung pikirkan sejak tadi. Suara milik sang pujaan hati.
Dengan tergesa, Doyoung segera berlari ke arah pintu itu dan membukakan nya.Terlihat wajah Taeil yang penuh memar dan tubuhnya yang dipenuhi darah dan luka. Dengan cepat Doyoung menggendong Taeil dan menaruh tubuh mungil itu di kasur nya.
Dengan Seksama, Doyoung merawat semua luka yang ada di perut, kaki bahkan di kepala lelaki mungil itu.
"Apa yang terjadi?"
Tanya Doyoung dengan wajah datarnya.
"Tadi ada seseorang dengan pedang ap- ITU! DIBELAKANG MU!"
Taeil meringkuk di bawah bedcover dan dengan cepat Doyoung menatap ke belakang nya."Hyung? Ada apa? Apakah Taeil Hyung baik baik saja?"
Jisung menyeret suatu pedang dengan tangan nya yang berdarah serta kaki yang pincang.
"Kau...apa tujuan mu! Kau hampir melukai nya!"
Doyoung berjalan lalu menarik kerah Hoodie milik Ji-Sung.Jisung hanya bisa diam tertegun saat sebuah pedang hampir menusuk leher nya.
"Sekarang katakan apa motif mu.."
Doyoung berada di belakang Jisung dan memposisikan pedang api itu di leher jenjang Jisung.
"Aku menyelamatkan Taeil Hyung...yang sedang ada di kasurmu bukan Taeil Hyung!"
Jisung meneguk ludah nya berat mencoba untuk menjelaskan apa yang terjadi.
"Hyung percay- WATCH OUT!"
Jisung menarik pedang itu dari tangan Doyoung lalu menusuk badan Taeil.
" APA YANG KAU LAKUKAN BODOH!"
Doyoung meneteskan air matanya lalu duduk tersungkur di lantai."Hyung, amatilah baik baik...Taeil bukan werewolf."
Jisung menggores badan Taeil dan perlahan wujud werewolf terlihat.
"DIMANA Taeil yang asli!"
Doyoung kembali menarik Hoodie milik Jisung.
"Apa yang kalian ributkan dasar bodoh.."
Taeil berdiri di depan pintu kamar Doyoung sambil menyeruput semangkuk Ramyun yang dia buat di dapur tadi.
"Kamu...maafkan aku Jisung"
Doyoung tersenyum terpaksa kearah Jisung lalu menatap Taeil dengan penuh kelegaan."Lelaki itu benar benar peduli padamu, buka hatimu Hyung."
Jisung membisikan hal itu tepat Ditelinga Taeil sembari menepuk pundak nya.
"YAK KIM DOYOUNG!"
Wajah Taeil sudah Semerah tomat. Ia bahkan tidka sanggup menatap wajah Doyoung yang tengah merapikan kamarnya dan membuang bangkai Werewolf dari balkon dan akhirnya kena omel Haechan.
"Ya?"
Doyoung menyahut perkataan Taeil dengan masih sibuk membenahi ruangan nya.
"Kau- KAU MEMBUATKU MERASA ANEH! MULAI SEKARANG JANGAN DEKAT DEKAT DENGANKU!"
Taeil menyiram kuah Ramyun itu tepat di baju Doyoung lalu berlari secepat mungkin dengan menutup wajahnya dengan tangan mungilnya.Saat ini Jisung kembali ke kamar nya dengan tubuh yang lemas. Manik coklatnya menyorot ke satu orang.
"Kembalikan pedang itu...aku sudah mengirim kehancuran kepada setiap teman mu jika kamu tidak akan mengembalikan pedang itu padaku."Dalam sekejap mata lelaki itu mengambil pedang api dari tangan Jisung.
"Prometheus."
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Anggur thingy:
Tau ga, AKU TADI MAU UP TAPI WAKTU COPAS KEPENCET KEHAPUS. tadi sempet nanges njem(っ˘̩╭╮˘̩)っ
Tapi gaapa, maafkan sy KLO dsni/bab ini cuma dikit kata.
Sy sibuk, tgs MTK sy tenggat besok Kamis sampe sekarang blm sy garapHue hue, janlup vote, komen and follow for more update
Thanks bestayy papay
Fyi ini aku ga pakai draf draf jdi, aku up, trs aku bikin bab selanjutnya di memo, baru aku copas trs up lgi jdi begitu sy nyaman nya.
Karena waktu yg di IOE 1 sy bikin make draf draf an malah ga tahan buat nge up.(bodoh sy emang)
Jdi gtu aja, yaudah enjoy bab ini yah, siap siap kedepan nya sy akan menebarkan bawang.
CANDA CANDA
Yaudah segitu aja dri saya, papayy my reader.
JAN PANGGIL W THOR, PANGGIL AJE ANGGUR PHM?
KAMU SEDANG MEMBACA
Its Our Erebos ~Destruction By The Flame Sword~
Historical FictionPedang milik Jisung yang ia tinggalkan di Olympus, membuat sang Prometheus, Titan pencuri api tergiur akan kekuatan serta kegunaan Pedang milik Jisung yang sudah jadi benda penyangga kehidupan di Olympus. ~ ~ Apa yang akan Jisung lakukan? Warn: Bxb ...