Jisung, Chenle dan Jaehyun serta Taeyong menyaksikan itu dengan mata terbuka. Seolah dunia mereka sudah runtuh melihat sahabat nya meninggalkan dunia untuk selama lamanya.
Monster yang dibunuh Renjun adalah monster terakhir yang ada di kota itu, jadi bisa dikatakan mereka sudah menyampu bersih kawasan itu.
Haechan dan Jaemin datang dari portal yang terbuka dengan wajah gembira.
"Apakah sudah baik baik saja? Renjun, kamu dicariin Yuta sama Shotarooo"
Jaemin tersenyum sembari berjalan ke arah Chenle.
"Mana Renjun?"
Tanya Haechan.Perlahan tangan Chenle terangkat lalu menunjuk lokasi dimana Renjun tertancap.
Mata Haechan terbuka lebar menatap itu. Sedangkan Yuta? Tidak usah kau tanya lagi...dia pergi menyendiri membawa anaknya sembari menumpahkan dan meneriakan sumpah cerapah di hatinya.
Dunia Yuta seakan hancur. Orang yang ia sayangi mati di depan matanya, ia membiarkan anak nya melihat kematian ibunya. Matanya tidak berhenti mengeluarkan buliran buliran air yang terus menetes di kepala si kecil.
"Mommy? Mommy mana? Papi iyat mommy?"
Shotaro tertawa kecil lalu menatap wajah ayahnya.
"Papi keyanpa jadi tawoo watu mommy malahin tawo?"
Shotaro mencubit pipi ayahnya dan mencium pipi ayahnya.
"Mommy sudah gaada taro...sekarang hanya ada taro dan ayah."
Yuta mau tidak mau tersenyum lembut lalu menarik si kecil ke dekapan nya.Sikecil menangis keras dengan tetap mendekap sang ayah erat. Disisi lain, Jaemin dan Haechan sudah sangat lunglai seperti orang yang kosong dan hampa. Manik nya menatap manik sang sahabat yang sudah hilang.
Perlahan tubuh Renjun melebur menjadi abu dan abu itu naik keatas langit. Entah apa yang terjadi tetapi Haechan dan Jaemin hanya bisa merelakan kepergian sahabatnya.
Flashback:
"NJUN MAIN YUK!"
Haechan mengedor pintu sang tuan rumah.
"Bentar Chan lagi di main game inii"
Renjun masih fokus dengan game nya. Jaemin dan Haechan masuk kedalam rumah Renjun lalu mencabut PS 1 miliknya.Renjun Jaemin dan Haechan berjalan beriringan sembari membahas beberapa hal yang terjadi di sekolah mereka hari ini.
"Heh bocil.."
Seorang remaja menarik kerah baju Renjun dan meninju wajah Renjun.
"HEY ORANG TUA, LAWAN KAMI!".
Dan berakhir lah mereka semua terbaring di tanah.
Flashback off.Ingatan itu kembali ke benak Jaemin. Hatinya terasa sakit saat melihat Renjun dengan kondisinya mengenaskan ini.
"Kak tiway, ga bisa nyembuhi Renjun tadi?"
Haechan memeluk Taeyong erat.
"Kakak lagi ngurusin Jisung...dia luka parah"
Taeyong menunduk lalu mengelus pelan pundak Haechan serta Jisung yang sedang tertidur.
~
~
~
Malam ini mereka mendirikan camp di dekat lokasi itu untuk beristirahat, meskipun juga untuk berjaga jaga.
"Siapa yang akan berjaga pertama?"
Tanya Jaehyun.
"Saya dan Haechan."
Yuta menjawab pertanyaan Jaehyun dengan tegas lalu pergi keluar dari tenda bersama Haechan.Karena adanya masalah, listrik di kota tidak banyak yang menyala sehingga ia bisa melihat bintang bintang dilangit.
"Chan...kamu tau bintang yang disebelah situ?"
Haechan hanya menggelengkan kepalanya dengan tatapan kosong.
"Itu adalah Renjun. Kini ia tidak lagi disini bersama kita tetapi...dia akan tetap bersama kita dari kejauhan"
Buliran air kembali jatuh dari manik coklat milik Yuta maupun Haechan."Kau tau, sesuai yang aku janjikan..aku sudah memberi kehancuran pada teman teman mu, Erebos sudah kutumpahkan pada mereka, selanjutnya...pemuda J."
Suara tawa lelaki itu menggelegar mengisi pendengaran Jisung yang sedang terduduk lemah di tenda nya.
"Jika kau menyakitinya...akan kupastikan kau mati di tanganku."
Jisung tertawa sinis lalu menarik pedang api dari tangan Prometheus yang sedang lengah.
"BRENGSEK! KEMBALIKAN!"
Jisung melempar pedang itu ke arah Chenle lalu membiarkan Chenle membawa kabur pedang itu."Laksanakan dan selesaikan misi ini. Demi Renjun!"
Jaemin dan Jeno pergi membuka portal dan masuk bersama Chenle ke puncak gunung mitikas untuk mengembalikan posis pedang itu.Saat ini Chenle sedang berada di dasar laut untuk membuka pengaman pedang. Jeno dan Jaemin berada di atas gunung mitikas untuk mengembalikan pedang suci itu ketempat nya.
"CHENLE KAMI SIAP!"
Chenle perlahan mendorong roda yang seukuran badannya itu dengan kuat. Sedangkan Jeno dan Jaemin sudah bersiap.JLEB, SRAKK!!
kedua sejoli itu tertebas sebuah pedang.
Pedang api terjatuh di hadapan mereka yang sudah tidak berdaya.
"J-jaemin...jaga su-sungchan."
Memang benar adanya. Luka yang dialami Jeno lebih parah, tetapi lelaki itu terus berusaha menjaga kekasihnya.
"J-jeno jangan! Hiks!"Jeno mencoba mendorong Prometheus lalu menyambarnya berulang kali dengan petir. Sang Prometheus bisa dikatakan melemah, tetapi dengan adanya pedang api itu, kondisinya tidak semakin parah.
"ENYAHLAH KAU! AKHH!"
Jeno ambruk di atas Jaemin dengan Kondisi yang mengenaskan. Darah keluar dri mulutnya.Jeno perlahan menyebarkan darah yang dari mulutnya ke leher Jaemin. Tujuan ia melakukan itu adalah supaya sang Prometheus mengira Jaemin sudah mati. Sedangkan Jaemin sendiri?
Ia hanya bisa menangis dan memeluk Jeno yang sudah sekarat. Ia tidak bisa berbuat apa apa. Pertama sahabatnya, sekarang orang yang bisa dikatakan sebagai dunianya. Dunia nya hancur, ia ingin sekali bersamanya, tetapi...si kecil berkata lain.
"HYUNG!!"
Chenle datang tepat setelah Prometheus pergi kembali ke bumi. Chenle terdiam sembari meneteskan air mata melihat kondisi Jeno dan Jaemin.
"Dia masih hidup...panggilkan Taeyong segera..."
Jaemin masih menangis kencang melihat Jeno yang tidak berdaya.Chenle dengan cepat langsung memanggil Taeyong dan menyuruhnya untuk membawa Jeno ke tenda yang mereka buat, sedangkan Jaemin, Chenle membantunya untuk berjalan dan berdiri.
"Prometheus, mau menghabisi kami dan dia mau ia dan pasukannya hanya melawan Jisung seorang, itu yang aku ketahui dari tingkah lakunya."
Haechan menjelaskan isi pikirannya. Hatinya benar benar remuk melihat kedua sahabatnya, yang satu tak berdaya..yang satu sudah menghilang dari dekapan nya."Balaskan dendam untuk Renjun. Buktikan kalau semua ini bisa di perbaiki. BUKTIKAN KALAU KALIAN MENGANGGAP NYAWA SAHABAT KALIAN BERHARGA!"
Haechan mengigit bibirnya untuk menahan emosi.Jisung duduk di belakang tenda yang mereka buat sembari merokok.
"Apakah aku belum membunuhnya?"
Tanya sang Prometheus.
"Diamlah bedebah, ada saat nya kau akan mati di tangan ku."~~~~~
TEBAK JENO MATI PA GA?
FEELING SY GAENAK.TAPI BOONG
Tungguin sj lh anjm
Jan nebak nebakINGAT SY SUKA BIKIN PLOT
Love uuuu reader❤️❤️meskipun kalian sider aku tetep sayang sama kalian (tapi boong gblk g mngkn sy suka ma sider anj)
Yaudah gty aja dari saya yah naks pungoet sekalian.
😚😘🥰MAAF SY SLOW UPDATE
NI CERITA SUMPA SY AKSHAJD TAKUT KALIAN COMPLAIN SAMA ENDINGNYABtw ini masj bab brp? 7?8? Waw, emang ga sebanyak yang di IOE 1 tapi disini cerita nya lebih spesifik.
SEKAIN TERIMA GAJI, BYEEEE
KAMU SEDANG MEMBACA
Its Our Erebos ~Destruction By The Flame Sword~
Historical FictionPedang milik Jisung yang ia tinggalkan di Olympus, membuat sang Prometheus, Titan pencuri api tergiur akan kekuatan serta kegunaan Pedang milik Jisung yang sudah jadi benda penyangga kehidupan di Olympus. ~ ~ Apa yang akan Jisung lakukan? Warn: Bxb ...