The end.

108 10 7
                                    

Hey sebelum baca, aku cuma mau ngasih tau, makasih buat yang udh read book ini. Sekian makasih, jumpa dilain book.
|||||||||||||••••••

   Semuanya melakukan rencana mereka dengan baik tanpa adanya halangan. Siksaan yang diterima Prometheus dipastikan sudah aktif dan sangat siap digunakan. Renjun menjaga dua bocil yang bermain di kerajaan dengan penuh kasih sayang.

    Mereka semua kembali dengan selamat setelah memperbaiki dunia yang hampir hancur, alias kiamat. Jisung merasa bangga terhadap diriny sendiri, juga terhadap teman temannya.

   "Aku tidak nyangka kita akan melakukan ini"

Haechan berteriak keras, hampir membuat gendang telinga Mark pecah. Lelaki gembul itu berlari kearah Mark lalu melompat ke dekapan Mark.

   "YAAAYYY WE DID IT!"

Mark menangkap Haechan lalu berlari memutari meja yang ada di depan nya.
 
   "Kenapa dua pasangan itu sangat aneh?"

Renjun menatap Shotaro dan Sungchan yang sepertinya tidak tahu apa apa terhadap om mereka.

   "Jeno..."

Mata Jaemin berair, mengisyaratkan untuk menangis. Jaemin berlari ke pelukan Jeno lalu menangis di dekapan nya. Jeno pun begitu, sungguh pasangan yang normal.

  Suatu keajaiban terjadi, untuk pertama kalinya...Sungchan berjalan dengan lancar ke arah mama dan papa nya lalu memeluk kedua kaki mereka.

   "CHANIE? SUNGCHAN? AAA, papa bangga sama kamu"

Untuk sekali lagi, Jeno kembali meneteskan air matanya sembari menggendong Sungchan yang sedang tertawa kecil. Sungguh menggemaskan bukan?

   Renjun menatap Yuta dengan tatapan lembut, halus dan penuh kasih sayang. Awalnya ia akan meninggalkan kekasih nya ini untuk selama lamanya, tetapi takdir mengatakan lain. Takdir mengatakan bahwa mereka akan bersama sampai maut memisahkan mereka.

  Yuta mengecup dahi Renjun lalu mengelus Surai Shotaro. Shotaro pun hanya bisa mencubit pelan pipi Renjun dengan senyum lebar yang terlukis di wajah kecilnya.

   "MOMMYY! TAWO TAYANG MOMMY!"

Shotaro memeluk leher mama nya lalu menggeleng kan kepala mamanya dengan brutal. Sungguh jelmaan bocil bar bar.

   "Ih Dede, Pelan dong...kasian bunda nya."

   Renjun sangat ingin menempeleng kepala bocil itu, tetapi ia sadar bahwa Shotaro ini sangat cengeng. Renjun hanya dapat menatap Julid Shotaro lalu mencubit pipinya gemas.

   "Njun...besanan yuk!"

  Jaemin duduk di sebelah Renjun dengan Sungchan di dekapan nya.

   "Aku ada salah apa ya kak?"

  Renjun menatap Jaemin dengan tatapan mengece nya lalu mengelus rambut Sungchan.
 
    "Ayuk Ayuk aja dah."

  Jaemin dan Renjun terkekeh, you know, layaknya ibu ibu komplek yang sedang gibahin tetangga nya.

   Tak ada angin, tak ada hujan, Haechan tiba tiba mengedor pintu disitu dan meminta perhatian dari semua orang. Semuanya menyorotkan matanya hanya pada Haechan seorang.

   Haechan dengan wajah yang ia bilang "wajah kesatria" nya berdiri tegak lalu berjalan menuju tengah ruangan dengan gerakan kaki seperti orang bari berbaris.

   Ia merongoh sakunya lalu mengangkat sebuah benda yang berbentuk seperti termometer lalu tersenyum lebar.

   "PERHATIAN SEMUANYA, DENGAN INI SAYA AKAN MENGKONFIRMASI BAHWA LEE HAECHAN SUDAH HAMIDUN!"

  Wajah Mark seakan percaya tak percaya dengan perkataan Haechan. Ia hanya bisa menutup mulutnya dengan mata yang terus menatap Haechan lembut.

   "DEMI?"

    "DEMI BAPAKNYA JENO!"

   Renjun dan Jaemin berlari ke arah Haechan lalu mengambil test pack milik Haechan dari tangan Haechan. Yak, dua garis....menandakan Haechan benar benar hamil.

   Manik Haechan dan manik hitam Mark bertemu. Rasanya memang benar adanya alam dan takdir mempersatukan mereka, sehidup semati, saat susah maupun senang.

   Mark langsung berlari dan mendekap erat tubuh mungil Haechan. Dunia seakan milik berdua, hanya mereka, yang lain ngontrak. Hati seakan dipenuhi bunga bunga dan kupu kupu, sedikit lebah karena Mark sedikit sedih saat ia akan kehilangan jatah nya selama 9 bulan.

   Keduanya menyatukan bibir mereka (w ga kuat nulis ini heh - anggur) menautkan kedua lidah yang saling menuntut. Tangan yang menggenggam satu sama lain, tidak mau melepaskan nya. Bibir yang menciptakan suara suara khas dari surga menambah suasana yang ada di ruangan itu.

  Ending yang baik untuk semuanya bukan?
Inilah kisah mereka, delapan pemuda serta beberapa pemuda lain nya yang menyelamatkan dunia dari Erebos.

  Dan untuk ini, Saya Shiny grape, akan mengatakan bahwa story' ini akan berakhir dengan ending ini. Terimakasih atas dukungan nya🙏 sekian dari saya, terimakasih.

sampai jumpa di lain work saya.

             















                          THE END~

🎉 Kamu telah selesai membaca Its Our Erebos ~Destruction By The Flame Sword~ 🎉
Its Our Erebos ~Destruction By The Flame Sword~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang