Its Our Erebos The Deadly Tree

68 11 0
                                    

"Prometheus."
~~~~~~~~~~~~~
Pagi ini seperti biasa, Jaemin dan Renjun memasak untuk para bujang yang tidak tahu diri ini. Haechan tidak mau ikut memasak bersama dengan Renjun dan Jaemin,karena terakhir dia membuat smores di dekat Tartarus, smores itu sudah tidak ada wujud nya,jadi mungkin Mark memiliki trauma tentang itu.

Semua orang di kastil itu kebingungan dengan Jisung yang semalam hilang entah kemana.
  "Bocah ini, bisa bisanya dia pergi meninggalkan kita saat kita sudah akan menjalankan rencana kita."
Jaemin membanting sendok di meja lalu mengomel. Sang suami yang melihatnya hanya bisa menghela nafas dan langsung menarik tangan mungil istrinya.
   "Jisung bilang bahwa dia akan mencoba mencari Prometheus, dan kudengar sudah sangat banyak sekali kasus para monster di bumi jadi kita harus segera."

Jisung plesdisk:
Pukul 03.00 pagi. Matahari belum bangun dari tidur nya, Jisung terpaksa terbangun karena mimpi buruknya.

Mimpi buruk itu berisikan sebuah pedang yang berlumuran darah, genangan genangan darah yang terkumpul di tanah, dan yang terakhir adalah seorang lelaki bertubuh besar membawa sebuah pedang sudah berlumuran darah.

Dapat dilihat nya bagaimana orang orang tersiksa di dunia dan para penghuni Olympus yang sudah tinggal tulang.

Jisung tidak dapat melihat itu lagi, sudah hampir terbawa jauh hati dan pikiran nya di mimpi buruk dan menyakitkan itu.

Hal yang paling menyakitkan untuknya adalah saat ia melihat...kekasihnya tertancap disebuah pohon dengan kayu runcing. Hal itu benar benar menyakitkan untuknya.



Jisung bergegas mengambil pedang yang ia buat di bumi lalu pergi keluar dari kastil.

Sebuah bayangan hitam muncul didepan nya begitu saja, dentingan pedang terus bersautan di telinganya.
Plesdisk off.

   "SIALAN!"
Jisung masuk kedalam kasti lalu mengambil satu paha ayam goreng lalu memakan nya dengan emosi.
  "Ih kasian ayamnya."
Jungwoo menarik tangan Jisung dengan mata yang berkaca kaca.
  "Jungwoo-ssi..jangan terlalu lebay"
Pemuda yang terlihat dewasa itu dengan cepat menarik Jungwoo ke dekapan nya.

  "Ada apa Ji?"
Tanya Jaemin dengan wajah khawatir.
  "Kita pulang sekarang, Prometheus sudah mulai melaksanakan rencana nya."
Jisung meneguk habis satu botol Wine lalu pergi mengambil beberapa senjata.

   "Siapa yang tidak memiliki senjata?"
Tanya Jisung.
   "S-saya!"
Yang yang mengangkat tangan nya. Dengan cepat Jisung melemparkan sebuah tombak besi ke arah tangan Yang yang, dan langsung di tangkap oleh yang yang.
  "Sialan! Kenapa berat sekali!"
Yang yang mendelik kearah Jisung lalu mencuci piringnya dengan wajah asam.

    "Njun, rencana awal gimana?"
Tanya Jeno pada Renjun yang sedang menyuapi Shotaro.
   "Kaya awal aja, taro di earth ring terus Jisung bakalan nyari si bajingan itu."
Jawab Renjun jelas pada mereka.
   "Bagaimana caranya?"
    "Aku sudah menaruh sebuah pelacak di leher belakang nya...setidak nya pelacak Olympus tidak seburuk itu."
Jisung menyengir lalu memakan sepotong apel yang Jaemin kupas awalnya untuk Sungchan.

  "Owm jiji nacal! Om Jiji cuchan gigit ni!"
Sungchan merangkak lalu memukul pelan kaki Jisung.
   "Ututut Sungchan sama om Mark aja yaaa"
Mark tersenyum lebar lalu memposisikan si kecil di dekapan nya.
   "Mateuu! Om mateuu Bawu!(om Mark bau)"
Haechan terkekeh pelan lalu menggendong Sungchan lalu membawanya ke balkon. Menggendong Sungchan seperti saat monyet dalam film lion king menggendong Simba.



Disinilah mereka, di tempat tinggal mereka pada mulanya.
  "Home sweet home."
Jaemin tersenyum hangat sembari mengelus paha embul milik Sungchan.
  "Maybe no-"

Johnny berjalan pelan masuk ke arah perkotaan yang padat dan pemandangan tidak terduga melintas bebas dimatanya.
  "Ini bukan home sweet home- LANGSUNG PERGI KE CINCIN BUMI SEKARANG! AKU DAN DOYOUNG AKAN MENGATASI INU!"
Johnny melemparkan portal milik nya dan langsung berlari untuk melawan monster yang sudah membakar hampir setengah kota.

Jisung hanya bisa diam menatap hal itu. Lautan darah yang persis dengan mimpinya. Jeritan orang orang menyelimuti seluruh telinga nya.

Mata Jisung terarah pada suatu pohon yang sudah tumbang setengahnya. Persis sama seperti di mimpinya, saat dimana Chenle tertusuk pada pohon itu.
Pikirannya kacau dan melebur entah kemana mengingat hal itu.

Jaemin, Renjun, Chenle dan lainnya sudah ada di tiap cincin bumi dengan area yang ditugaskan untuk menjalani misi. Jisung? Dia membantu mengevaluasi kota.

Seorang nenek menghampiri Jisung lalu menggenggam tangan nya erat.
  "Son of Ares, kamu terlambat."
Nenek itu semakin menggenggam erat tangan Jisung dengan meneteskan air matanya.
  "Apa yang anda maksud, cepatlah masuk ke bus, aku akan menjaga anda.."
Jisung tersenyum canggung.
   "Salah sasaran bodoh"
Nenek itu tertawa lepas lalu mengubah wujudnya menjadi sebuah minotaur.

   "Here we go again."
Jisung mengambil pedang biasa miliknya dan langsung membelah minotaur yang sudah berancang ancang untuk menerkamnya. Minotaur itu terbelah menjadi dua dan tubuhnya perlahan meleleh.

Pedang itu adalah pedang api normal yang di buat untuk cadangan perang. Jisung mencuri itu dari ruang bawah tanah kerajaan milik Jeno.

Jisung perlahan mendekat ke salah satu cyclop lalu melompat ke arah punggungnya. Menikam wajah dan kepala cylop itu dengan brutal lalu turun dengan darah.

Disisi lain, yang lainnya sudah berada di posisi awal masing masing. Bersiap menghadapi kekacauan yang dikarenakan kelalaian mereka dalam menghadapi tantangan ini.
 
  "CHENLE! PERGI KE TEMPAT JISUNG SEKARANG DAN BANTU DIA"
Jaemin berteriak sambil mencoba menyerang sirena dengan mendekap Sungchan.

Chenle bergegas ke lokasi tempat Jisung berada dan langsung membantu Doyoung. Chenle terlihat panik saat melihat kondisi Jisung yang bisa dikatakan mengenaskan.

Duduk dibalik batu dengan wajah yang penuh sayatan serta tusukan di bagian pundak.
   "Jisung, bertahanlah! Aku akan menghubungi Taeyong."
Dengan cepat Chenle menghubjngi Taeyong dan Jaehyun. Keduanya langsung menghampiri Jisung dan Chenle.
  "Ini bukan luka parah, jangan khawatir Chenle."
Taeyong membuka jaket Jisung lalu melihat luka sayatan yang lumayan dalam.

Terlihat di belakangnya, seekor minotaur sudah bersiap menyingkap Chenle. Jisung teringat mimpi nya. Disaat dimana Chenle dilempar oleh mahluk itu dan menancap di pohon itu.

   "Chenle-"
Alangkah terkejutnya saat tubuh Chenle yang sudah siap terangkat tiba tiba terganti dengan tubuh mungil Renjun didekapan sang minotaur. Ia menancapkan sebuah pedang panjang.

Tentunya hal itu membuat sang minotaur mengamuk brutal dan....

JLEBB

Sang pohon, mengubah penerima takdir.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Jan mewek, saya yang nulis ini sj depresot sendiri😇🙏

PEN NANGIS GSIE? AUTHOR NYA SAPE NJEM KOK BIKIN MATI ANAK ORANG.

W minta maap udh bikin ini anak orang pindah alam.

EMANG CERITANYA SENGAJA DIBIKIN GNI PLS😇🙏

Maap banget ya prend

Its Our Erebos ~Destruction By The Flame Sword~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang