Chapter 5: Mencoba Menerima

26.4K 2.5K 65
                                    

Ane mendengus kesal, saat dirinya tertidur pulas bersama Nadine

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ane mendengus kesal, saat dirinya tertidur pulas bersama Nadine. Kakaknya, Lano membangunkannya dan menyuruh gadis itu untuk pindah kamar lain.

Tentu saja Ane menolak keras, tapi Lano mengancamnya jika dia tidak pindah, maka Ane tidak akan diizinkan lagi untuk kedunia manusia. Itu hal yang sangat Ane tidak inginkan terjadi, dunia manusia sudah menjadi separuh jiwanya. Karena, Ane merasa bebas dan tidak terkekang walaupun Ane tahu jika Lano selalu mengirim pengawal untuk menjaganya dari jauh.

Sementara Lano tidak tidur, dia memandang wajah cantik Nadine tanpa bosan. Kenapa Nadine memiliki kecantikan diatas rata rata untuk ukuran manusia biasa, gadis itu malah terlihat seperti Dewi. Lano menarik tubuh Nadine supaya semakin merapat padanya, dengan hati hati supaya gadis itu tidak terganggu.

"Apa kau tidak penasaran dengan perkataan Leon?" tanya Lano pada Luis.

"Tidak, jikapun itu terjadi aku akan menjaga Nadine dengan segenap jiwaku agar dia selalu berada disampingku."

"Ya kau benar, tapi ngomong ngomong aku belum memperkenalkan diri padanya." Lano terkekeh geli.

"Sial, itu salahmu. Seharusnya sekarang mateku sudah mengenal diriku."

"Mate kita." ralat Lano.

Tidak ada balasan dari Luis, Lano kemudian memejamkan matanya dan mengusul Nadine kedunia mimpi.

******

Pagi harinya Nadine terbangun tanpa siapapun disampingnya. Nadine memutuskan untuk mandi dikamar Ane, sepertinya Nadine harus meminjam pakaian Ane, karena pakaian yang dipakainya sekarang kurang nyaman.

Saat keluar dari kamar mandi, Nadine menemukan Ane yang cemberut dengan Lano yang tampak datar bersidekap dada. Apa yang terjadi diantara dua bersaudara itu pikir Nadine.

"Ane aku meminjam pakaianmu."

Ane hanya mengangguk tanpa berkata apapun dan keluar dari kamarnya.

"Ada apa dengannya?" bingung Nadine pada Lano, tapi hanya dibalas tanda tidak tahu dari Lano.

Lano menarik Nadine sehingga tubuh gadis itu menempel padanya. "Aku merindukanmu." ucap Lano kemudian mengecup bibir Nadine singkat.

Nadine mendelik, dan mencubit pinggang Lano kesal. "Kita bahkan hanya berpisah beberapa jam."

"Satu menit tanpa dirimu itu baikan satu bulan tanpa dirimu. Apalagi jika satu jam, sayang."

"Lebay." cibir Nadine melepaskan pelukan Lano dan melangkah keluar dari kamar Ane.

Lano hanya terkekeh mendengar penuturan Nadine.

SF 1 : MY LUNA IS ANGEL(Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang