Bonus part untuk kalian..
Terlihat 4 pria dewasa yang berkumpul di suatu ruangan kerja. Mereka tampak seperti orang yang pusing dan lelah.
Bagaimana tidak pusing dan lelah jika beberapa hari ini mereka dibuat pusing sekaligus kesal dengan acara ngidam istri mereka yang tidak masuk akal. Kadang istri mereka mengidam pada tengah malam tepat saat semua orang sedang tertidur istirahat karena lelah aktivitas siang hari.
"Bangunkan aku saat sudah sore." ucap Leon merebahkan tubuhnya disofa yang berada diruang kerja milik Lano.
"Aku sebaiknya kembali kedapur, aku harus mengecek untuk persiapan makan malam." ucap Caesar sigap padahal ini masih jam 3 siang, yang lain memaklumi karena Caesar dulunya adalah Chef padahal Lano tidak mempermasalahkannya dan menyuruhnya menjadi kepala panglima tapi ditolak.
Tidak lama setelah kepergian Lano, suara pintu diketuk menghentikan aktivitasnya membaca berkas bersama Stev.
"Masuk!"
"Ada apa?" tanya Stev karena sepertinya Lano tidak ingin diganggu sama sekali.
"Maaf Beta, saya ingin memberitahukan pada Alpha jika Luna menginginkan berkuda. Kami melarangnya karena takut Luna terluka dan mempengaruhi kandungannya tapi Luna mengancam jika tidak diizinkan maka dia akan mogok makan."
"Dimana Luna sekarang?" tanya Lano datar membuat keduanya kaget.
Tentu saja Lano akan cepat bergerak ketika yang mereka bahas menyangkut Lunanya.
"Di kandang kuda Alpha."
"Kak kau yakin ingin berkuda?" tanya Ane tidak yakin melihat Nadine mengusap seekor udah putih jantan yang sangat gagah.
Nadine mengangguk mantap tak ada keraguan dalam dirinya. "Aku ingin jalan-jalan di sekitar pack dan melihat tempat yang bagus." alasan Nadine yang membuat Ane menghembuskan nafas berat, sungguh dirinya juga tergoda.
"Terlalu dekat denganmu membuatku mengidam hal-hal yang aneh." ungkapan jujur dari Ane membuat Nadine tertawa tanpa dosa.
"Bukankah kau ikut senang?"
Ane memanyunkan bibirnya sebal. "Sayangnya itu memang benar."
Nadine kembali tertawa, dia tidak tahu kenapa dirinya mengidam hal-hal aneh dan membahayakan kandungannya tapi itu nalurinya sendiri dan Nadine tidak bisa berhenti sampai keinginannya itu terpenuhi.
"Aku tidak mengizinkanmu berkuda, Queen." ucap Lano datar yang datang bersama Stev dibelakangnya.
Nadine merenggut kesal. "Tapi aku ingin. Aku ingin berjalan-jalan dengan kuda."
"Tidak, Queen." mata Lano berkilat tajam.
Nadine mengendus kesal dan menarik kuda itu menjauh bersamanya. Lano yang melihat itu langsung menghalangi langkah Nadine hingga membuat istrinya itu mengerang kesal.
"Aku tidak akan pernah mengizinkanmu berkuda sendiri dalam keadaan seperti ini." desis Lano kesal mencengkeram tangan Nadine membuat wanita itu meringis.
Mata Nadine berkaca-kaca, entah kenapa dirinya menjadi sesensitif ini dikasari sedikit saja dirinya akan mudah menangis. Lano menghembuskan nafas berat, dia tidak suka ketika melihat istrinya itu menangis.
"Kau menyakitiku!" tunjuk Nadine pada tangannya yang sedikit memerah akibat cengkraman Lano.
"Maafkan aku." Lano membawa tangan Nadine ke bibirnya dan memberikan sebuah kecupan singkat disana.
"Aku hanya ingin berkuda.""Baiklah, kita akan berkuda."
"Kita?" bingung Nadine.
Lano menganggukkan kepalanya. "Ya kita, kau dan aku. Aku tidak akan mengizinkan mau berkuda sendirian."
"Tapi aku ingin sendiri." rengek Nadine.
"Sayang... Berkuda denganku atau tidak sama sekali." bujuk Lano lembut berharap istrinya itu luluh.
"Baiklah!"
"Pintar!" puji Lano mengacak rambut Nadine.
*****
Nadine mengusap lembut perutnya yang sudah membuncit besar perkiraan dia akan melahirkan seminggu lagi tapi entah kenapa Nadine merasa jika dia akan melahirkan hari ini maka dari itu dia tidak ingin berjauhan dengan Lano.
Senyum Nadine terbit melihat Lano yang tampak serius mengerjakan tugasnya sambil membaca berkas-berkas yang selalu membuat Nadine pusing. Dirinya pernah membantu mengerjakan tugas suaminya itu namun mereka berakhir dengan tubuh setengah bugil yang hampir dipergoki oleh Stev untung saja Lano dengan cepat berteleportasi ke kamarnya.
Mengingat itu membuat pipi Nadine bersemu.
Lano juga menolak pergi untuk pertemuan para Alpha dari seminggu yang lalu karena tidak ingin meninggalkan Nadine. Manis sekali bukan suaminya itu jadi semakin sayang hehe.
Wajah Nadine berubah tidak enak, dia meringis kemudian memegang perutnya. "Akh."
"Sayang kau kenapa?" panik Lano menghampiri Nadine yang tampak kesakitan.
"Kau pipis?" tanya Lano polos.
Plak
"Itu ketuban pecah bodoh bukan pipis." gemas Nadine menjitak kening Lano kesal.
"Cepat panggil tabib." gemas Nadine melihat Lano panik tapi tidak ada pergerakan sama sekali.
"Untuk apa?"
"Untuk membunuhmu."
"Hah?!"
"Bodoh! AKU AKAN MELAHIRKAN."
Lano menatap haru bayi berjenis kelamin laki-laki yang berada di dalam gendongannya, dengan kulit yang masih berwarna kemerahan namun tidak melunturkan wajahnya yang terlihat sangat tampan meski masih bayi.
"Kau sudah memberinya nama?" tanya Nadine lemah tersenyum haru melihat putra mereka.
Lano mengangguk tersenyum bangga. "Jupiter."
"Hanya Jupiter?" bingung Ren yang ikut melihat cucunya.
"Jupiter Manurion Alxander putra dari Derlano Alxander dan Nadine Sieranta."
*****
Semoga kalian suka dengan bonus chapter nya...
Jangan lupa tinggalkan jejak...
See you dicerita yang akan datang.
2021
KAMU SEDANG MEMBACA
SF 1 : MY LUNA IS ANGEL(Revisi)
Hombres LoboSERIES KE-1 Nadine terpaksa pindah rumah mengikuti kedua orang tuanya, mereka juga memindahkan tempat kuliah Nadine karena jarak rumahnya yang baru sangat jauh dari tempat kuliahnya yang lama. Ayah Nadine mendapatkan tugas untuk menjalankan dan mema...