Chapter 19: Memadu kasih

14.2K 1.2K 7
                                    

Setelah menceritakan mimpi yang dialaminya pada Lano perasaan Nadine menjadi sedikit lebih lega dan wanita itu sekarang mulai kembali beraktivitas seperti biasa dengan status Lunanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah menceritakan mimpi yang dialaminya pada Lano perasaan Nadine menjadi sedikit lebih lega dan wanita itu sekarang mulai kembali beraktivitas seperti biasa dengan status Lunanya. Perasaan bersalah yang menyelimuti Lano sedikit demi sedikit menghilang dari pikirannya meskipun tidak sepenuhnya.

Mereka juga mendapat kabar jika Airi sedang mengandung dua minggu, menjadi peran pertama yang membuat mereka melupakan rasa sedih yang telah lalu. sementara Ane masih sibuk menebar kemesraan di setiap penjuru rumah besar itu.

"Jadi Leon itu kakakmu?" tanya Nadine saat wanita itu berada diruangan Lano dibalas anggukan oleh Lano.

"Ya, tapi dia tidak terlahir sempurna seperti diriku dia bukan warewolf murni." ucap Lano meletakkan dagunya dibahu Nadine, sekarang posisinya Nadine berada dipangkunya Lano dengan tangan melingkar pinggang sang istri dari belakang.

"Hm, aku tidak mengerti." jujur Nadine yang membuat Lano tersenyum.

"Leon adalah kakak kembaranku yang hanya beda 5 menit. Dia tidak bisa memiliki kekuatan warewolf saat pertama kali berganti sift karena ada sebuah segel yang menghalanginya dan segel itu bisa terbuka hanya ketika Leon bisa menemukan matenya dan melakukan penyatuan."

"Jika Leon telah menemukan matenya dan menjadi werewolf seutuhnya apakah dia akan menjadi Alpha dan mengeser posisimu?" tanya Nadine.

"Aku tidak tahu."

Hening, Nadine sibuk dengan pikirannya tapi buyar ketika merasakan kecupan kecupan kecil dilehernya. "Ck, aku sudah memberikanmu jatah semalam." kesal Nadine mencoba melepaskan diri dari jeratan Lano.

"Itu belum cukup."

"Lepaskan aku!"

Bukannya menuruti perkataan Nadine, Lano malah menjadi jadi membuat Nadine harus menggigit bibir bawahnya menahan suara laknat yang bisa keluar dari bibirnya. Sial! Lano benar-benar membuat dirinya terlena. Tidak tinggal diam tangan Lano masuk kedalam baju yang dikenakan Nadine dan mengusap ngusap perut istrinya itu dengan lembut.

"Lan.. ah."

Sial! Sial! Sial! Lihat Lano semakin menggelora mendengar suara laknat yang keluar dari bibir Nadine.

Dalam sekali hentakan tubuh Nadine berbalik menghadap Lano, pria itu melumat bibir Nadine lembut menggoda sang istri untuk membalas ciumannya. Nadine mencoba untuk terus mempertahankan kewarasanya tapi suaminya itu sepertinya niat sekali menggoda imannya. Lano tersenyum miring disela-sela ciuman mereka ketika Nadine membalas ciumannya.

Nadine menahan tengkuk Lano, beginilah jika Nadine sudah benar benar tergoda, wanita itu tidak akan bisa menutup imagenya lagi. Meski begitu Lano sangat menyukai Nadine yang seperti ini karena wanita itu selalu tidak sadar. Tangan Lano yang berada didalam baju Nadine mencoba membuka pengait bra wanita itu.

Brak

"KAKAK IP..... Ups."

Ane menutup mulutnya dengan tangan dan matanya terbelalak kaget. Wanita itu nyengir tanpa dosa ketika melihat Lano menatapnya seakan ingin menguliti dirinya.

"Sepertinya aku mengganggu!" Ane langsung kembali menutup pintu saat Nadine menjauhkan dirinya dari Lano.

"Sayang!" rengek Lano kesal saat Nadine membetulkan letak pakaiannya yang sedikit berantakan.

Wajah Nadine memerah menahan malu saat dipergoki Ane barusan, harus disimpan dimana wajahnya jika nanti bertemu Ane, wanita itu pasti meledeknya habis-habisan. "Tidak, sebaiknya kau mandi."

"Yang benar saja." kesal Lano tidak percaya.

"Malam oke." Nadine mengedipkan sebelah matanya dengan senyum geli dan beranjak keluar dari sana meninggalkan Lano sendiri.

"Sial!"

Ingatkan Lano untuk selalu mengunci pintu manapun ketika bersama Nadine.

******

Nadine memeluk erat tubuh dengan penuh bulu halus milik Luis. Wanita itu bermanja pada Luis agar bisa menghindar dari terkaman Lano, tentu saja Luis dengan senang mengiyakan berbeda dengan Lano yang menolaknya keras sampai akhirnya Nadine benar-benar mengeluarkan jurus andalannya yaitu memanggil Lano dengan panggilan 'sayang'. Nadine memang jarang memanggil Lano dengan sebutan sayang atau sebagainya jadi ketika gadis itu memanggil Lano dengan panggilan semacam itu maka Lano akan jadi diam dan terpaksa menurut.

Uh manis sekali.

"Luis aku ingin tidur denganmu malam ini boleh." pinta Nadine dengan mengedipkan matanya lucu.

Serigala itu mengangguk kesenangan berbeda dengan Lano yang meradang.

"Malam ini dia milikku." geram Lano.

"Tidak, kau setiap malam bersamanya."

"Kau bisa bersamanya lain kali."

"Egois, aku juga menginginkan dirinya."

"Ck, dasar serigala pemalas."

Luis tidak membalas ucapan Lano malah fokus pada Nadine yang menelusupkan wajahnya pada bulu tebal miliknya. Lano mengendus kesal, lihat saja wanita itu akan mendapatkan hukuman darinya.

Paginya Lano benar benar melakukan niatnya dia bangun lebih awal dari Nadine hanya saja saat gadis itu terbangun Lano pura-pura tertidur dan sempat menahan senyumannya ketika Nadine memberikan sebuah kecupan hangat di keningnya. Manis bukan? Ternyata istrinya itu suka melakukan hal-hal yang menggemaskan di belakang Lano.

Sepertinya keberuntungan berpihak pada Lano ketika Nadine keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk terlihat sekali wanita itu sedikit kesal karena dia lupa membawa pakaian dan beberapa perlengkapannya. Meskipun didalam kamar mandi mereka sudah ada beberapa pakaian tapi Nadine lebih suka menggunakan pakaian yang ada di ruangan khusus sebelah kamar milik mereka.

"Aaa!"

Nadine tersentak kaget saat Lano tiba-tiba menarik pergelangan tangannya hingga membuat dirinya jatuh di atas tubuh pria itu. "Sayang sepertinya kau lupa dengan janjimu untuk tadi malam." goda Lano mengedipkan sebelah matanya yang membuat Nadine melongo kemudian wanita itu cengengesan tidak jelas pipinya bersemu.

Padahal Nadine sudah lega karena dikiranya suaminya itu lupa.

Sembari mencoba bangkit dari tubuh Lano Nadine menjawab dengan gugup. "Ahaha iya seperti aku lupa, mungkin lain waktu." posisi ini sangat membahayakan.

"Tidak ada lain waktu kau harus menepati janjimu sayang." tangan Lano menarik handuk Nadine dan membalikan posisi mereka hingga Lano berada di atas tubuh Nadine mata wanita itu melotot kesal.

"LANOOOO!"

"Yes, Queen. I'm here."

"Sialan!"

"Bahasamu Queen!"

"Ini pagi hari, Ya Tuhan!"

"Siapa bilang ini malam, sayang."

******

Tinggal satu konflik lagi semuanya selesai....

Siapa nih yang nunggu? Coba mana suaranya☝️👆 sepi amat kayak kuburan

Gemes gak sih....

Thanks support nya🙏🙏

Voment Kalian adalah mood booster ku 😘😘

SF 1 : MY LUNA IS ANGEL(Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang