SERIES KE-1
Nadine terpaksa pindah rumah mengikuti kedua orang tuanya, mereka juga memindahkan tempat kuliah Nadine karena jarak rumahnya yang baru sangat jauh dari tempat kuliahnya yang lama.
Ayah Nadine mendapatkan tugas untuk menjalankan dan mema...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sudah satu minggu dari kedatangan Airi tempo hari. Nadine, wanita itu berlatih kekuatannya bersama Ruth setiap hari. Nadine juga sedikit bisa mengendalikan sayapnya saat ini. Itu sangat membuatnya bersemangat berlatih, karena terbang itu memang menyenangkan.
Pada awalnya, Nadine sempat mual karena belajar terbang dan dikira hamil oleh Ane. Tapi nyatanya, itu hanya reaksi tubuhnya karena baru pertama kali terbang. Lagi pula, dimana ada hamil belum seminggu sudah diketahui. Nadine sempat mendapat luka kecil saat berlatih, apalagi terbang sangat sulit, hampir membuat Nadine menabrak apa saja yang berada di depannya.
Lano menyuruh Nadine berhenti berlatih, saat mengetahui istrinya itu terluka. Tetapi, Nadine cukup keras kepala dan tetap berlatih, hingga Lano sempat mendiamkannya satu hari. Pada akhirnya Lano tidak bisa menjauh dari Nadine dan Nadine berjanji tidak akan terluka lagi pada Lano, sehingga keduanya akur kembali.
Disisi lain, Lano merasa aneh karena tidak ada pergerakan musuh sedikitpun. Malah sekarang terasa tentram dan tenang, tapi ketenangan ini malah membuat Lano risau. Takut ketika mereka lengah dan terbuai akan ketenangan ini, malah memberi kesempatan musuh menyerang mereka dengan mudah. Jadi Lano sudah mempersiapkan beberapa warrior khusus yang sudah dilatihnya secara diam diam.
Sedangkan warrior lainnya tetap berjalan semestinya, agar tidak ada yang curiga.
Beberapa hari ini Airi akrab dengan Nadine dan Ane, namun karena Nadine disibukkan dengan latihannya bersama sang mama. Jadi Airi selalu bersama Ane, mereka terlihat seperti kembar dengan tinggi yang sama dan bentuk tubuhnya yang tidak jauh beda.
Nadine baru saja selesai berlatih, ini sudah hampir malam jadi Nadine memutuskan untuk makan terlebih dahulu, kemudian mandi karena tubuhnya terasa sangat lengket.
Malamnya, Nadine mengeringkan rambut panjangnya menggunakan hair dryer. Saat mendengar langkah kaki mendekat, sebuah senyum miring terlihat dibibir wanita itu. Tepat saat pintu dibuka, dengan sengaja Nadine mengibaskan rambutnya kesebelah kanan, sehingga leher jenjang putih mulus miliknya terpampang jelas.
Lano yang baru saja masuk tersenyum miring, melihat bagaimana cara Nadine menyambutnya. Guratan lelah diwajahnya menghilang, setelah melihat Nadine baik baik saja. Wangi vanilla yang menguar dikamar itu membuat Lano lebih tenang.
Lano berjalan mendekati Nadine dan ketika sampai dibelakang wanitanya, tangannya terangkat memegang kedua bahunya Nadine yang terbuka karena gadis itu hanya menggunakan tangtop dan celana tidur. Nadine melihat Lano melalui cermin besar dihadapannya, sebelah alisnya terangkat.
"Jadi sekarang kau berani menggodaku hem?" tanya Lano terkekeh menatap bayangan mereka dicermin.
Nadine menatap Lano lugu. "Aku tidak menggodamu. Kenapa kau beranggapan seperti itu?" tanya Nadine polos.
"Lihat dia menantang kita dengan wajah polosnya." ucap Luis tertawa senang.
"Tentu saja, aku tidak akan membiarkannya tidur dengan tenang." sombong Lano.