༒︎༒︎༒︎🧜♂️༒︎༒︎༒︎
ᴅᴇsᴛɪɴʏ ᴏғ ᴛʜᴇ ᴏᴄᴇᴀɴ
༒︎༒︎༒︎🧜♂️༒︎༒︎༒︎
🌊
🌊
🌊Pagi berikutnya.
Hutan.Mingi berjalan menuju ke tempat Hongjoong berdiri-dengan kedua tangan yang penuh dengan ranting pohon. Sejak tadi mulutnya terus menggerutu, Kakaknya itu sungguh sangat tidak manusiawi, pagi-pagi buta Hongjoong sudah menyeretnya ke hutan untuk mencari kayu bakar.
"Berhenti merengut begitu, Mingi. Sangat tidak cocok dengan muka sangarmu," sarkas Hongjoong dan memukul pelan punggung Mingi dengan ranting kecil.
Mingi mengaduh dengan sangat dramatis, tetapi itu hanya menambah jumlah pukulan yang Hongjoong berikan di punggungnya.
"Dasar tidak sadar umur," sambung Hongjoong lagi.
"Dasar Kakak pendek tidak berperasaan," balas Mingi dengan pelan, tetapi sepertinya masih bisa didengar oleh Hongjoong, karena detik berikutnya kepala Mingi dihantam ranting kecil yang tadi Hongjoong gunakan untuk memukul punggung Mingi. "Jahat banget," rengek Mingi.
Namun, beberapa saat kemudian mereka berdua justru tertawa keras bersama, siapapun yang melihat pasti akan menganggap mereka gila.
"Dasar." Hongjoong kembali melanjutkan kegiatannya, mengikat ranting dan dahan pohon-yang ia kumpulkan-dengan tali tambang agar mudah dibawa.
Hongjoong mengangkat satu ikat kayu bakar ke atas bahunya, setelahnya Hongjoong sedikit berjongkok untuk mengambil satu ikat lagi, tetapi gerakannya didahului Mingi.
"Sisanya biar aku yang bawa!" teriak Mingi, berlari keluar hutan dengan membawa tiga ikat kayu bakar sekaligus.
Hongjoong hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. "Astaga, terkadang aku lupa jika kekuatan Mingi itu setara gorila," komentarnya dan berjalan menyusul Mingi.
Ya, tidak akan tersusul juga sih -,- mungkin sekarang Mingi bahkan sudah sampai di rumah.
⛵
Setelah berjalan beberapa menit, Hongjoong akhirnya keluar dari hutan. Dari kejauhan ia melihat asap mengepul dari arah dapur, sepertinya Mingi sedang membuat sarapan.
Beberapa saat kemudian Mingi muncul dari pintu dapur dengan mulut penuh terisi ikan bakar. Mingi sedikit terlonjak kaget saat matanya bertemu pandang dengan Hongjoong.
"Hehe," kekehnya karena ketauan sarapan lebih dulu sebelum Kakaknya kembali. Mingi berjalan menghampiri Hongjoong, dan mengambil alih kayu bakar yang Hongjoong bawa.
"Sarapan milik Kakak ada di meja," lapornya, berjalan cepat ke samping dapur dan meletakkan kayu bakar tadi di atas tumpukan kayu yang sebelumnya Mingi bawa.
Hongjoong hanya mengguman sebagai jawaban, ia duduk di bangku panjang dekat pintu dapur untuk merapikan tambang yang tersisa.
"Oh iya Kakak." Mingi menatap Hongjoong yang juga tengah melihat ke arahnya. "Hari ini aku tidak ada kegiatan, jadi aku akan kembali masuk ke dalam hutan untuk mencari Ayam." Tambang berukuran kecil mingi masukkan ke dalam saku celana-untuk mengikat kaki Ayam nanti saat sudah tertangkap.
Kemudian Mingi mendudukan dirinya di samping Hongjoong dan membantu Kakaknya merapikan tambang. "Kakak ada pekerjaan tidak? Kalau ada, aku bisa bantu dulu sebelum pergi," lanjutnya.
Hongjoong menggeleng. "Tidak ada, kau boleh langsung pergi." Sebenernya ada sih, hari ini Hongjoong berniat memberbaiki jaring ikan yang beberapa bagian sudah sobek, tetapi itu bisa Hongjoong kerjakan sendiri.
Mingi mengangguk singkat, berjalan masuk ke dapur untuk mengambil sesuatu.
"Ah Mingi," panggil Hongjoong setelah Mingi keluar dari dapur. "Aku akan pergi ke pasar untuk membeli beberapa roti, dan mungkin beberapa barang lain yang aku butuhkan. Jadi saat kau kembali dan aku tidak ada, itu berarti aku belum pulang."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Destiny of the Ocean . MinYun
FanfictionMingi adalah manusia yang menyimpan rahasia besar. Sedangkan Yunho adalah pangeran Merman yang haus akan pengetahuan. Dipertemukan dalam ketidaksengajaan yang membawa mereka pada rasa yang lebih dalam. Kisah klise pangeran Merman dari kerajaan Mer...