Chapter 21 - War (berlanjut)

425 77 76
                                    

༒︎༒︎༒︎🧜‍♂️༒︎༒︎༒︎
ᴅᴇsᴛɪɴʏ ᴏғ ᴛʜᴇ ᴏᴄᴇᴀɴ
༒︎༒︎༒︎🧜‍♂️༒︎༒︎༒︎
🌊
🌊
🌊

Para manusia berjatuhan sepanjang ia melancarkan serangan, sampai sebuah kapal menghadang laju renangnya. Yunho berhenti, dan mendongak menatap dua manusia di depan kapal yang terlihat tak asing. "Kau ... "

"Hai manis? Kita bertemu lagi. Bagaimana perasaanmu saat aku lempari dengan senjata besar, heum? Apa kau ketakutan?" goda Jihoon, mengerling nakal pada Merman yang ia ketahui bernama Yunho.

Yookwon pun ikut melambaikan tangan, sembari menyeringai dengan menyebalkan.

Yunho sendiri kini melebarkan mata, mereka berdua adalah nelayan yang dulu melemparinya dengan senjata besar. Bukankah mereka tak ingat karena tengah mabuk parah? Dan lagi, mereka selama ini bukan nelayan? Mereka juga bajak laut yang mengikuti Kapten Ho?

"Kenapa? Kau terkejut melihat kami ternyata bajak laut? Anggota perompak?" goda Jihoon lagi dan tertawa keras. Kembali menatap Yunho, dan menyeringai puas melihat raut bingung yang Yunho tunjukkan "Apa kau mengira kami tengah mabuk?" ujarnya lagi.

Jihoon menyandarkan kedua tangan pada tepi kapal, menatap Yunho dan tersenyum miring. "Ya, tak sepenuhnya salah. Kami memang menghabiskan satu drum kecil rum, tapi asal kau tahu saja, kami ini ... sangat kuat minum, kami bahkan pernah menghabiskan dua tong besar rum dan sama sekali tak mabuk.

Dan ya, bisa kau tebak, kami hanya pura-pura mabuk. Konon, duyung suka sekali mencari nelayan yang mabuk untuk ditenggelamkan, untuk itulah kami minum-minum di tengah laut.

Ya sayang, kami sepenuhnya sadar. Cukup mengejutkan bertemu lagi denganmu di pasar, kami ini ... sangat beruntung, bukan? Hahahhaa," tawa menggelegar Jihoon kembali terdengar, diiringi suara Yookwon yang juga tertawa tak kalah kerasnya.

#Flashback
.
.
Jihoon melepas tali pengikat pada perahu dengan mulut yang terus menggerutu. Memprotes kenapa mendapat pekerjaan yang begitu membosankan. "Ah, kenapa aku harus melakukan pekerjaan ini juga?" protesnya lagi pada udara.

"Hentikan omong kosongmu. Kau menikmatinya, bukan? Bersantai sembari minum? Dasar tak tahu malu," sarkas Yookwon.

Jihoon tertawa kencang, apa yang Yookwon ucapkan memang benar. Kapten tahu saja apa yang mereka berdua sukai, minum-minum di tengah lautan itu sungguh nikmat. "Ayolah, jangan kaku begitu, di mana selera humormu?" balas Jihoon, ikut mendorong perahu.

|

"Sepertinya di sini cukup," ujar Yookwon. Kembali melipat peta, dan menyimpannya dengan aman. "Hei! Jangan minum tanpa aku!" protesnya, mengambil gelas dari tangan Jihoon dan menenggak habis isinya. "Waahhh, ini nikmat sekali."

Mereka terus minum, minum dan minum. Satu drum kecil tanpa sadar telah mereka habiskan.

"Aku mulai bosan," Jihoon kembali berujar, menyandarkan punggung pada badan perahu. Misi ini memang menyenangkan, lebih banyak menganggurnya dan tak perlu bekerja keras.

Hanya saja, mereka hanya dapat membawa tiga drum kecil rum karena perahu yang kecil, jika sudah habis, mereka hanya bisa duduk diam, membosankan.

"Diamlah, masih ada dua drum lag—"

Kciprak

Ucapan Yookwon terpotong kala indra pendengar menangkap bunyi yang ganjil. Mereka kompak menoleh, seketika kaget dengan mulut terbuka, ada Merman, tepat di depan mereka, berenang dengan asiknya, bahkan tak menyadari kehadiran mereka.

"Duyung!" teriak mereka spontan, berdiri dengan cepat sampai perahu bergoyang-goyang.

Senjata besar di bagian bawah kapal, Jihoon ambil dan lekas melemparkannya ke arah Merman tadi, berhasil menggores lengannya. Membuat Merman yang terkejut itu berenang pergi dengan begitu cepatnya. "Meleset, padahal yang aku incar ekornya."

[✔] Destiny of the Ocean . MinYunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang