༒︎༒︎༒︎🧜♂️༒︎༒︎༒︎
ᴅᴇsᴛɪɴʏ ᴏғ ᴛʜᴇ ᴏᴄᴇᴀɴ
༒︎༒︎༒︎🧜♂️༒︎༒︎༒︎
🌊
🌊
🌊Masa kini.
Abad pertengahan.Suara deburan ombak saling bersahutan di tepi pantai, diiringi suara burung-burung camar yang beterbangan mencari makan.
Pria tinggi bersurai cokelat madu itu dengan santainya berdiri di tepi pantai dan memejamkan mata, menikmati air laut yang menyapu lembut kedua kakinya.
"Yak! Song Mingi! Jangan berdiam diri saja di sana! Cepat bantu aku!!"
Pria bersurai cokelat madu yang dipanggil Mingi itu menoleh, ia terkekeh pelan, menghampiri pria lain yang tengah berusaha menaikkan perahu -yang biasa digunakan untuk menangkap ikan- ke daratan.
Mingi memegangi salah satu batangan cadik yang terhubung dengan perahu kemudian mendorongnya bersama-sama sampai perahu itu sepenuhnya naik ke daratan.
Setelahnya, Mingi memeriksa hasil tangkapan kakaknya. "Wah Kak Hongjoong, tangkapanmu hari ini tiga kali lebih banyak dari kemarin," komentar Mingi, ia dengan sigap mengeluarkan tiga barrel berukuran sedang yang penuh terisi ikan.
Pemuda yang dipanggil Hongjoong hanya tertawa pelan, tidak langsung menanggapi ucapan adiknya. Ia masih sibuk menyimpan jaring pada tempat khusus di samping rumah sederhana mereka.
Hongjoong kemudian mengambil gerobak kecil yang akan digunakan untuk membawa ikan ke pasar, setelahnya ia kembali berjalan menghampiri Mingi.
"Aku hanya beruntung, arus laut sedang tenang, sehingga tangkapanku lebih banyak," balas Hongjoong setelah sampai di dekat Mingi. "Dan sialnya kau tidak ikut berlayar bersamaku, Mingi. Aku lelah sekali karena harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk mengangkat jaringnya," omel Hongjoong dan memukul main-main bahu adiknya.
Mingi tertawa, kedua tangannya membentuk gestur meminta maaf karena semalam ia menolak ajakan Kakaknya untuk melaut.
Tangan cekatan Mingi kembali bergerak untuk membuka salah satu tutup barrel, ia mengeluarkan beberapa ikan yang menurutnya berukuran besar dan memasukkannya ke dalam kembu -bakul kecil berbentuk seperti tabung untuk menyimpan ikan.
Mingi memberikan kembu yang sudah diisi ikan itu pada Hongjoong yang sejak tadi menguap lebar. "Kakak istirahat saja hari ini, aku yang akan menjual ikannya di pasar." Dengan cepat Mingi mengangkat satu persatu barrel penuh ikan itu dan meletakkannya pada gerobak yang tadi Hongjoong bawa.
"Baiklah nanti-eh Mingi kenapa sedikit sekali ikan yang disimpan? Kita tidak akan melaut dua sampai tiga hari ke depan karena tangkapan hari ini banyak. Kamu mau makan apa jika ikannya dijual semua?!" Dengan gemas Hongjoong menoyor kepala adiknya setelah melihat ke dalam kembu yang hanya terisi dengan empat ikan.
Mingi mengaduh, memegangi kepalanya dramatis dan kembali tertawa. "Kakak tenang saja. Selama Kakak melaut, kerjaanku gak cuma rebahan kok, aku ini kan bukan manusia mageran." Mingi menaik turunkan alisnya, sedangkan Hongjoong hanya mengernyit bingung.
"Semalam aku berburu di hutan hehe, aku dapat 4 ayam hutan besar-besar," lanjut Mingi, ia tersenyum lebar saat melihat raut wajah terkejut kakaknya.
"Benarkah?! Wah hebat," puji Hongjoong, ia tidak berlebihan memuji, karena menangkap ayam hutan itu sulit sekali, gerakan mereka sangat cepat juga pandai bersembunyi. Dan Mingi bilang dia berhasil menangkap empat ekor, wah.
Mingi mengangguk bangga, "adikmu ini memang hebat, sangat bisa diandalkan huahahahahha," songongnya.
Hongjoong hanya memasang wajah speechless, dan mengangguk-anguk supaya cepat selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Destiny of the Ocean . MinYun
Fiksi PenggemarMingi adalah manusia yang menyimpan rahasia besar. Sedangkan Yunho adalah pangeran Merman yang haus akan pengetahuan. Dipertemukan dalam ketidaksengajaan yang membawa mereka pada rasa yang lebih dalam. Kisah klise pangeran Merman dari kerajaan Mer...