༒︎༒︎༒︎🧜♂️༒︎༒︎༒︎
ᴅᴇsᴛɪɴʏ ᴏғ ᴛʜᴇ ᴏᴄᴇᴀɴ
༒︎༒︎༒︎🧜♂️༒︎༒︎༒︎
🌊
🌊
🌊Masih di hari yang sama. Beberapa jam sebelum tengah hari.
Seonghwa berenang dengan waswas, melakukan perjalanan jauh sendirian tanpa Yunho benar-benar menakutkan. Ia tidak menyangka Yunho justru senang berenang ke sana kemari di lautan luas ini sendirian, keberaniannya sungguh patut diacungi jempol.
Terumbu karang, Seonghwa lewati dengan cepat, setelah ini ia akan sampai di pulau. Di dalam hati, Seonghwa terus memanjatkan doa, semoga Yunho ada di sana. Ia tak tahu harus mencari ke mana lagi jika Yunho tak ada di pulau.
Sesampainya di pulau, hati Seonghwa mencelos, Yunho tidak ada. "Yunho," lirihnya.
Plak!
Seonghwa menampar pipinya sendiri, berusaha menghalau pemikiran buruk yang mulai memenuhi rongga kepala. "Mungkin Yunho tengah duduk di balik batu besar. Aku harus mendekat," monolognya, berenang pelan menuju pantai, tetapi naas, arus cepat tiba-tiba datang. Ia yang tidak siap jelas terseret arus yang deras.
Seonghwa berusaha berenang keluar dari arus, tetapi jaring rusak yang ikut terbawa arus justru membelit tubuhnya kuat. Ia tak bisa bergerak, tak mampu menggerakkan ekornya. Seonghwa kembali terseret, terombang ambing, dan terkena beberapa material yang ikut terbawa arus, memberi bekas kebiruan di atas kulit putihnya.
Gerakan memberontak terus Seonghwa lakukan, berusaha melepas jerat yang melilit, tetapi usahanya hanya memperparah keadaan, kulitnya tergores, dan mengeluarkan banyak darah.
Seonghwa mengerang, tenaganya mulai habis karena terus-terusan berusaha melawan arus. Ia terengah, matanya bergerak gelisah, arus laut membawanya mendekati bibir pantai.
Sekali lagi, Seonghwa berusaha melepaskan diri, berusaha kembali ke tengah, tetapi usahanya sia-sia, lukanya bertambah, dan kini ia sepenuhnya terdampar di pantai.
Tubuh Seonghwa bergetar takut, napasnya terengah, ia menoleh ke kanan dan ke kiri, berharap ia masih di sisi pulau tak berpenghuni. Namun, arus laut menyeretnya cukup jauh, entah di mana ia sekarang. Sisi pulau yang lain kah? Semoga sisi pulau yang lain juga tidak berpenghuni.
Seonghwa kembali bergerak panik, berusaha melepaskan diri, sesekali matanya bergerak menyisir sekitar. Ia takut setengah mati, semoga memang tidak ada manusia di pulau ini.
Namun, harapan terakhirnya pupus, ketika ia bertemu pandang dengan manusia yang baru saja keluar dari hutan.
|
Beberapa saat sebelumnya.
"Ah, akhirnya selesai~" Hongjoong kembali mengeluh, kedua tangannya memerah sakit, salah satu alatnya rusak, dimakan usia, dan patah. Ia ingin menyelesaikan jaring baru hari ini juga, sehingga dengan terpaksa ia tetap memakai coban yang patah. Ia kesulitan dan tangannya sakit karena terus-terusan menarik benang jaring dengan tangan. "Semoga Mingi ingat untuk membeli coban baru," ujarnya.
Matahari semakin terik, Hongjoong lekas merapikan peralatan. Melepas tali ris atas dari pohon, merapikan jaring, mengikatnya dan membawanya di atas bahu. Berjalan menyusuri jalan setapak, ingin segera keluar dari hutan, tinggal menerobos melewati semak-semak.
Namun, saat Hongjoong baru melangkah melewati semak, ia dikejutkan dengan Merman yang terdampar. Kondisinya tak baik, jaring membelit tubuhnya kuat, dan luka hampir menghiasi seluruh permukaan kulitnya. Merman itu tampak ketakutan saat melihatnya. Ya, itu wajar, manusia adalah makhluk yang paling kejam.
_Benar, di sisi selatan aku dengar ada banyak sekali ikan_
Hongjoong terkesiap, ada orang lain, ia tak bisa mengabaikan Merman itu begitu saja. Dengan cepat Hongjoong berlari menghampiri Merman, membentangkan jaring, dan menutupi seluruh tubuh Merman dengan jaring. Ia sendiri duduk dan berpura-pura merapikan jaring.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Destiny of the Ocean . MinYun
FanficMingi adalah manusia yang menyimpan rahasia besar. Sedangkan Yunho adalah pangeran Merman yang haus akan pengetahuan. Dipertemukan dalam ketidaksengajaan yang membawa mereka pada rasa yang lebih dalam. Kisah klise pangeran Merman dari kerajaan Mer...