Kini Lauren, Salsa, Ilana, Arkan, dan Danu sedang berada di kediaman rumah Rava. Sesuai dengan janji nya, Rava meneraktir teman-temannya di rumah nya. Sudah tersedia banyak makanan dan minuman.
"naa, basecamp kita pindahin ke mari ajee. Biar kita makan enak terus" seru Danu sambil memasukkan satu potong pizza kedalam mulut nya. Sedangkan Ilana hanya membalas dengan acungan jempol nya. Teman-temannya juga kini sedang memakan makanan yang sudah disediakan oleh Rava.
Ilana juga kini tengah sibuk dengan makanan nya. Biasa ia jika sedang patah hati pasti akan menjadi sedikit rakus dengan makanan, guna nya untuk menghilangkan rasa sakit hati nya.
Tiba-tiba saja Lauren menghampiri Ilana dan duduk di sebelah Ilana. Kemudian ia membisikkan sesuatu kepada Ilana. "lo kenapa sama Ervan?" Ternyata Lauren menyadari nya.
Ilana menjawab pertanyaan Lauren dengan memelankan suara nya, agar teman-temannya terumata Rava tidak mendengar nya. "balik double date kemaren, gue ribut sama Ervan"
"lahh kenapa?"- Lauren
"dia cemburu sama Rava, terus ngelarang gue buat main sama lo pada" jelas Ilana
"udah gila" ucap Lauren yang sudah tak habis pikir dengan sikap posesif nya Ervan yang sudah sangat keterlaluan menurut nya.
"terus akhirnya gue kasih tau uneg-uneg gue selama ini, dan gue permasalahin soal temen cewe nya dia yang di story itu" ucap Ilana yang tanpa ia sadari ternyata ia berbicara dengan emosi, dan memasukkan makanan ke dalam mulut nya dikunyah dengan cepat.
Rava yang ternyata dari tadi memerhatikan Ilana menghampirinya lalu memberikan gelas yang berisikan minuman berwarna orange. Disodorkannya gelas itu kepada Ilana
"makan nya pelan-pelan, kaya kagak makan dari SD aje lo" ucap Rava, kini gelas nya diambil oleh Ilana dari lengan Rava. Ilana dan Lauren berhenti membicarakan soal Ervan. Lauren mengerti, jika Ilana tidak mau Rava sampai tahu dengan masalah nya bersama Ervan.
Sebenarnya Rava mengetahui ada yang tidak beres pada Ilana. Tetapi ia enggan untuk menanyakannya, biar saja nanti Ilana yang memberitahunya. Pasti tidak akan lama Ilana untuk menceritakannya kepada Rava. Karena menurut Rava, Ilana pasti tidak akan kuat jika tidak bercerita kepada Rava sedikitpun.
"cewe lo ngga kesini Rav?" tanya Lauren kapada Rava yang hanya menggelengkan kepala nya
"kenapa?" tanya Lauren sekali lagi
"inikan acara gue sama lo pada, jadi gue ngga mau ngajak pasangan"
Lauren hanya merespon dengan menganggukkan kepala nya dan melanjutkan makannya.
"Rav, ka Enggar ngga kaya Anin kan?" alih-alih tanya Ilana kepada Rava
"untuk sekarang ngga, tapi ngga tau kedepannya. Kenapa?"- Rava
"gue takut aja ka enggar kaya Anin" - Ilana
Rava tau apa yang dikhawatirkan dengan sahabat satu nya ini. Rava juga mengerti dengan perasaan Ilana sekarang yang sedang sedih dan tidak mau kehilangan dengan orang terdekat nya.
Lalu Rava mengalihkan pandangannya yang tadi nya melihat kearah temannya yang sedang bergurau menjadi ke arah Ilana "tenang ajaa, gue selalu ada buat lo"
Kini Ilana membalas tatapan Rava, terlihat sorot mata Ilana yang sedikit sedih dan mata nya berkaca-kaca. Sungguh hari yang sangat mellow menurut Ilana. Padahal harus nya hari ini dia ceria dan senang untuk merayakan hari jadi nya Rava dengan kekasih nya. Tapi apa daya hati nya sedang tidak baik-baik saja.
Akhirnya Ilana menepis kesedihannya. Ia tidak boleh menangis ataupun bersedih. Ia harus ceria, tidak apalah menjadi badut dulu sebentar demi Rava pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is My (Boy)Friend
Teen FictionHiii, nama gue Ilana Agisti. Duduk dibangku kelas 12. Gue punya sahabat nama nya Rava Satriana, dia cowo terpopuler di sekolah karena ketampanannya banyak perempuan yang mendekatinya. Gue sama Rava udah sahabatan dari jaman SD, maka dari itu gue sam...