Kini tepat jam 6.30 Ilana sudah sampai di sekolah nya, dan ia sedang duduk di parkiran. Menunggu kedatangan sahabat nya yaitu Rava. Biasa nya Rava sampai di sekolah pukul 6.45 bersama dengan Danu dan Arkan. Berarti masih ada 15 menit lagi Ilana menunggu Rava.
Terdengar suara motor yang berisik, sudah Ilana tebak itu adalah Rava, Danu, dan Arkan. Berdirinya Ilana dari tempat duduk, dan mengedarkan penglihatannya ke arah gerbang sekolah. Kemudia Ilana melihat bahwa para sahabat nya itu memasuki area lingkungan sekolah dan memarkirkan motor nya dengan rapih tepat di depan Ilana.
"widihh tumben amat nih bunda ratu udah sampe jam segini, biasanya telat mulu lo" disapa nya Ilana oleh Danu yang sambil melepaskan helm nya.
"ke kelas duluan aje yu nu, kayanya bentar lagi bakal ada perang dingin" ajak Arkan kepada Danu sambil menarik kerang baju nya Danu.
Rava enggan melihat Ilana, ia hanya membuang muka nya saja dari tadi. Sambil melepas helm nya kemudian melepaskan jaket nya lalu berjalan meninggalkan Ilana yang dari tadi berdiri di tempat. Itulah Rava, jika sudah marah akan mendadak seperti es, dingin dan tidak berniat berbicara dengan siapapun.
Tanpa pikir panjang, Ilana menyusul Rava sedikit dengan lari kecil. Nyata nya Ilana tidak bisa menandingin jalan cepat teman-temannya, jadi kadang ia lari kecil atau merengek.
"curutt maafin gue donggg"
"gue harus ngapain biar lo maafin gue?"
"gue traktir deh, atau tugas lo gue kerjain deh"
lo sama gue aja pinteran gue, belaga mau ngerjain tugas gue lo
batin Rava.
"haii Ravaa" sapa kakak kelas yang bernama Enggar, yang telah lulus dari sekolah. Kini ia sedang mengambil ijazah.
"oh hai ka" cuek Rava
"nih buat lo spesial. Semalem gue bikin cookies, cobain yaa" Enggar memberikan kotak yang berisikan cookies.
"thanks ka" lalu lanjut berjalan ke arah kelas
"giliran sama ka Enggar aja mau ngomong, sama gue ngga. Curang" - Ilana
"bacot" - Rava
sesampai nya dikelas, ternyata kelas sudah ramai dengan anak kelas. Kemudian Rava memberikan cookies yang diberi oleh ka Enggar kepada teman sebangkunya Danu kemudian ia duduk dan meletakkan tas nya diatas meja lalu menundukkan kepala nya. Siap tidur.
"masih pagii udah dapet cookies aja ni dari fans" kemudian cookies nya dimakan oleh Danu dan Arkan.
"Curutt ihh ayoo ngomong sama guee" digoyangkannya lengan Rava oleh Ilana
"bisa diem ngga sih, gue ngantuk mau tidur" tolak Rava.
"gaiss hari ini free class ya soalnya guru pada rapat" ucap ketua kelas yang bernama Sania.
tiba-tiba saja kelas menjadi ramai, bersorak ria.
"Rava Satriana! bangun ngga!" kali ini Ilana sebal, jadi ia meninggikan suara nya dan berbicara serius.
Kemudia Rava mengangkat kepala nya dan menatap dingin kepada Ilana. Jika Ilana sudah memanggil nya dengan menggunakan nama lengkap nya, berati Rava harus menatap nya. Semarah-marah nya Rava kepada Ilana, tetapi jika Ilana sudah bersikap seperti ini mau tidak mau Rava harus mengalah.
Rava masih enggan berbicara dengan Ilana
"ngomong ngga sama gue"- Ilana
"ck, kan lo yang punya salah sama gue. Kenapa jadi gue yang harus ngomong sama lo?"- Rava
teman-temannya hanya memerhatikan mereka berdua, tanpa niat ikut campur dengan urusan mereka.
"maafin gue Ravaaa, namanya orang kasmaran kan susah dikontrol nya" - Ilana melunak, terlihat dari sorot mata nya menyesal
"balikan?" - Rava
tak di jawab oleh Ilana. Sudah dipastikan berarti Ilana balikan dengan Ervan. Kemudian Rava menenggelamkan muka nya kembali ke atas tas nya, sambil mengacungkan jempol nya tepat di depan muka Ilana, karena Ilana sekarang tengah duduk dibangku nya Salsa berarti depannya Rava.
"udah bro biarin aja dia balikan sama si Ervan" kali ini Danu yang berbicara sambi memegang puncak kepala Rava.
"iya terus nanti galau nangis-nangis dateng ke gue, ganggu gue!" keluh Rava
"ihhh ngga ko, Ervan udah janji ngga bakal ngulangin kesalahannya lagii ko kata nya" bela Ilana
"yaaa tuhann tolong hilangkan teman hamba yang tolol ini" diangkat nya lengan Arkan, seperti sedang berdoa. Tetapi hanya dibalas tatapan sinis oleh Ilana.
"terus lo percaya?"- Rava
Ilana hanya menganggukkan kepala nya. Rava sudah capek dengan Ilana yang masi saja bodoh soal percintaan.
"yaudah nanti kalo lo galau jangan ke gue yaa maniss" Rava mengalah, dan mengusap puncak kepala Ilana dengan gemas. Nyata nya Rava tidak bisa marah berlama-lama dengan Ilana. Sifat Rava seperti ini hanya kepada Ilana. Padahal Rava itu biasanya kejam. Tidak memaafkan orang yang telah berbuat salah kepadanya.
"GUE DIMAAFINN ?!" teriak Ilana
"hmmm" tak berniat ngobrol dengan Ilana lagi, Rava memutuskan tidur.
"ihh sayang banget gue sama lo curutt" kemudian Ilana duduk di tempat duduk nya lagi.
****
~flashback on~
Kini Ilana sedang berada di Cafe Sementara. Masuk ke dalam dan melihat sekeliling nya sedang mencari seseorang, kemudian ia melihat lelaki yang duduk di belakang pojok, kemudia ia melangkahkan kaki nya dan menghampiri lelaki tersebut. Senyum merekah di muka nya Ilana.
"hii udah lama?" tanya Ilana kepada lelaki itu
"ngga ko, aku baru aja sampe. Aku udah pesenin kamu ice cappucino dan french fries kesukaan kamu"
"ihh Ervan, ternyata kamu masih ingett"
yap lelaki yang bertemu dengan Ilana sekarang adalah Ervan.
"yaa masih dong, masa aku lupa sama kesukaan nya kamu" dicolek nya dagu Ilana oleh Ervan. Dan hanya dibalas semunyaman salting oleh Ilana.
"cantik banget sih pacar aku hari ini" senyum Ervan sangat tulus, terlihat ganteng kalo kata Ilana.
"maafin aku yaa sayang, aku janji ngga bakal ngulangin kesalahan yang kemarin, kita balikan yaaa. maaf kemarin aku emosi jadi ngomong putus. Aku nyesel bangett" dipegang nya kedua tangan Ilana oleh Ervan.
Dengan gampang nya Ilana berbicara "iyaa aku maafin ko, lagi juga aku ngerti kamu pasti lagi emosi kan"
Ternyata benar, yang toxic itu sulit di lepaskan. Mau seburuk apapun pasangannya, akan tetap terikat. Terus-terusan disakiti lalu meminta maaf kembali dengan berlaga yang manis juga pasti akan luluh kembali.
~flashback off~
TBC
![](https://img.wattpad.com/cover/284260711-288-k924096.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is My (Boy)Friend
Teen FictionHiii, nama gue Ilana Agisti. Duduk dibangku kelas 12. Gue punya sahabat nama nya Rava Satriana, dia cowo terpopuler di sekolah karena ketampanannya banyak perempuan yang mendekatinya. Gue sama Rava udah sahabatan dari jaman SD, maka dari itu gue sam...