Dua Belas

9 0 0
                                    

Kini Ilana sedang menceritakan kejadian kemarin kepada Salsa. Masih jam 06.40 Ilana sudah curcol dengan salah satu sahabat nya.

"terus-terus na, siapa yang menang?" seru Salsa yang semakin semangat mendengarkan cerita Ilana. 

"ngga ada menang-menangan"

"gue yang nyuruh Rava buat udahin. Gue ngga mau dua-dua nya jadi bonyok karna gue" 

"ah ngga asik lo" keluh Salsa yang di respon oleh Ilana dengan menoyor jidat Salsa. 

Terlihat sekumpulan lelaki yang masuk kedalam kelas yaitu Arkan, Danu, Bintang, dan Rava yang menggunakan masker untuk menutupi wajah nya. Lalu disusul dengan Lauren yang hari ini terlihat sangat cantik dengan polesan liptint yang merona dan gaya rambut yang dikuncir setengah seperti Ariana Grande. 

"cantik bener neng tumben" goda Danu kepada Lauren

"yee  mata lo mah emang picek, gue mah udah cantik dari dulu" 

"ariana grandong  pas masi ngekos di ciheuleut" ledek Salsa

"susah bangettt emang orang cantik mah di hujat muluu"

***

Bel istirahat sudah berbunyi, kelas sudah sepi hanya menyisakan Ilana, Rava, dan 3 murid lainnya yang membawa bekal dari rumah. 

Ilana beralih duduk di bangku Danu, disamping Rava tepatnya. 

"coba buka masker nya" perintah Ilana kepada Rava yang kemudian melepaskan masker nya dari wajah nya. Masih terlihat memar di ujung bibir nya.

"obat nya dipake ngga?"

"lo ngga ke kantin?" kini Rava balik bertanya kepada Ilana

"orang nanya ko malah balik nanya. Jawab gue dulu" protes nya kepada Rava

"iyaaa dipakee bawell" 

Kemudian Rava kembali menggunakan masker nya dan berdiri dari bangku nya "ayo ke kantin". Yang diajak nya hanya menggelengkan kepala nya saja.

"mau nitip apa? biar nanti gue bawain" 

Lagi-lagi pertanyaan Rava hanya direspon dengan gelengan kepala saja. Tidak berniat untuk bertanya lagi, kemudian Rava pergi meninggalkan Ilana di dalam kelas. Ia menuju teman-temannya di kantin.

Sebelum menghampiri teman-temannya, Rava memesan es teh dan roti terlebih dahulu, lalu menghampiri meja yang biasa ia duduki dengan sahabat nya. 

"tumben ni biji sendirian, satu lagi manee?" yang dimaksud Danu satu lagi yaitu Ilana. Ingat, Rava dan Ilana sudah seperti sepasang biji kalau kata Danu. 

"di kelas"

"puasa die?" tanya Lauren

"idih, setan kaya dia mana mungkin puasa" tolak Arkan. 

Kini Rava membuka masker nya dan dengan pelan ia memasukkan 1 potongan kecil roti kedalam mulut nya. Arkan yang melihat wajah Rava terdapat noda memar pun heran dan bertanya "muka lo kenapa?"

Sontak saja semua nya langsung beralih menatap wajah Rava yang kini  dengan tenang nya menyeruput es teh. 

Salsa membuka mulut nya dan bersuara "abis tonjok-tonjokan sama cowo nya Ilana" 

"wihhh siapa yang menang bro?" Danu sedikit menepuk wajah Rava ke daerah memarnya. 

"sakit bego" Rava membalas nya dengan sedikit mengetuk puncak kepala Danu.

"gimana ceritanya lo bisa ketemu Ervan?" tanya Lauren. 

Kemudian Salsa menceritakan persis seperti dengan cerita Ilana yang tadi pagi kepadanya. 

"ah cemen lo. Selagi bisa diabisin mah abisin aje" seru Arkan

Walaupun Arkan dan Ilana selalu bertengkar adu mulut, tetapi Arkan sama dengan teman-temannya, masih peduli dengan para sahabatnya. 

"kalo ngga ada Ilana juga udah gue abisin tu orang" Rava masih dengan dendam nya. 

"ampe tu bocil balik lagi ama  tu cowo. Beuhhh bego nya kagak ketulungan dah" - Danu

"kalo balik lagi ama tu cowo, bodoamattt gue bakal maki-maki dia ampe kena mental" - Arkan

"terus si Anin tau ngga Rav kejadian lo sama sepupu kesayangannya itu?" Lauren kembali bertanya dan Rava hanya menggedikkan bahu nya pertanda kalau dirinya pun tidak tahu dan tidak mau tahu juga.

tringgggg

Tak terasa jam istirahat yang berlangsung dalam waktu 30 menit pun telah selesai. Murid-murid berhamburan keluar kantin dan menuju ke kelas masing-masing. 

"duluan aja, gue mau ke situ dulu" titah Rava yang sambil menunjuk ke arah warung tempat berjualan cemilan. Lalu teman-temannya pergi meninggalkan Rava sendirian yang sedang menuju ke arah warung kecil itu. 

"bu saya beli ini 5 biji yaa, ini uang nya" Rava memberikan uang kertas nya yang bernilai 10.000. Kemudian ia kembali ke kelas yang ternyata guru nya belum masuk. 

Rava memberikan cemilan itu kepada Ilana yang sedang sibuk mencatat sesuatu.

"ko bengbeng doang, coki-coki nya manaa?" protes Ilana 

"abiss"

Ilana sekarang tengah kegirangan. Karena ia sangat menyukai bengbeng. Apa lagi jika sedang galau seperti ini ia harus diberi asupan yang manis-manis, seperti bengbeng atau coki-coki. 

Diusap nya puncak kepala Ilana oleh Rava "jangan galau lagi yaa Ilanaaa"  yang disebut namanya hanya salting sambil memakan bengbeng nya. 

Walaupun hanya sepasang sahabat, Ilana tidak munafik. Ilana selalu merasakan salting seperti ini jika Rava sedang memperlakukannya dengan sangat manis. Ingat, hanya salting bukan berarti menyukai nya. 


TBC

He Is My (Boy)FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang