Lima Belas

2 0 0
                                    

"lo gila, bener-bener gila!"

Rava hanya menaikkan satu alis nya dan menampilkan wajah kebingungannya kepada Danu yang baru saja datang sudah mengomel-ngomel tidak jelas kepadanya. 

Danu mengambil minuman Rava dan meminumnya hingga habis tak tersisa yang tersisa hanyalah es batu "cewe lo ditinggal sendirian sambil nangis, udah kaya anak ilang Rav" 

Rava masih tak merespon omongan Danu, ia malah asik memainkan game di handphone nya. Kemudian Danu merebut handphone Rava dan dimasukkan kedalam saku celana Danu.

"balikin handphone gue" pinta Rava dengan sabar

"ga sebelum lo ngomong sama gue kenapa lo sampe setega itu ninggalin Enggar sendirian" tolak Danu

"nu balikin handphone gue atau ga jadi gue traktir" Rava memberikan peringatan kepada Danu, kemudian Danu dengan wajah sebal mengembalikan handphone Rava. 

sang pemilik handphone hanya melanjutkan game nya yang tertunda oleh Danu. 

"ah anjir gara-gara lo nih gue mati" kesal Rava dan akhirnya ia mematikan handphone nya dan memasukkannya kedalam saku seragam nya. 

"lo serius? cuma karna Ilana doang lo tega ninggalin cewe lo sendirian gitu?" kali ini Danu bertanya dengan tatapan yang serius. 

"cuma karna Ilana lo bilang?"

"anjir nu, Ilana keserempet motor, tangan ama lutut nya berdarah-darah. Terus gue harus biarin dia kesakitan gitu? lo yang gila nu!" protes Rava 

"kenapa lo ngga nyuruh gue buat samperin ketempat kejadiannya si Ilana? kenapa lo nyuruh gue buat jemput si Enggar haaa?!" kali ini Danu sedikit meninggikan suaranya. Danu benar- sedang marah dengan sobat nya. 

Rava hanya diam sambil membuang muka ke arah lain. 

"sebenernya lo ada apa sih sama Ilana?" 

"tanpa lo nanya juga, lo tau gue sama Ilana itu udah sobat kentel banget" jelas Rava

"kalo cuma sahabat, lo ngga bakal sepeduli itu ama Ilana, lo gabakal ninggalin cewe lo cuma karna Ilana sahabat lo itu" Danu menekankan kata Sahabat kepada Rava. 

Lagi-lagi Rava membuang muka dari Danu dan tidak bisa merespon omongan Danu. 

Danu sedikit mendekatkan bibir nya kearah telinga Rava dan membisikkan "jangan-jangan lo suka ya sama Ilana?" kemudian ia memicingkan mata nya kepada Rava.

Rava memundurkan kepala Danu dengan telapak tangannya. Tak berniat menjawab pertanyaan Danu. 

"ayo cabut kekelas, udah mau masuk" ajak Rava dan berdiri lalu berjalan meninggalkan Danu di kantin. 

Hari ini memang untuk anak kelas 12 masuk sekolah, dikarenakan ada Penambahan Materi atau yang biasa disebut dengan PM. Jadi tidak memakai seragam, hanya baju bebas tetapi sopan. 

kemudian Danu bangkit dari duduk nya dan menyusul Rava yang sudah sedikit jauh dari hadapannya, tetapi masih bisa terlihat "wahh udah fix ini mah" teriak Danu. Rava hanya terus jalan meninggalkan Danu. 

***

PM berlangsung selama 1 jam 30 menit. Kini siswa dan siswa kelas 12 sudah berhamburan keluar kelas dan pulang ke rumah nya masing-masing atau mampir kesalah satu tempat untuk mereka nongkrong. 

Tapi tidak dengan Rava dan kawan-kawan, kini mereka sedang berada di kantin sekolah. Sedang membicarakan agenda malam minggu mereka. 

"jadi kita nanti mau ke angkringan aja apa ke tempat ngopi?" tanya Salsa. 

"udahlahh angkringan aja itu tampo aja dah biar ga banyak omong nanti malah gajadi" jelas Lauren

"anak kecil mah gaboleh maen malem, tidur aja di rumah. Takut ada yang culik" ledek Arkan. yang lain hanya tertawa dan Lauren sudah malas membalas ledekan-ledekan Arkan yang menyebalkan, jadi lebih baik diam dengan muka sinis nya. 

"yaudah tampo aja, fix. ga pake wacana" kata Ilana. 

"yaudah jam 7 kaya biasa ngumpul di rumah Ilana" jelas Danu

"oke, kalo gitu mari pulang mari lah pulang mari lah pulang, bersama-sama" Lauren sambil bernyanyi

"pulang aje lo sendiri" lagi-lagi Arkan. 

"anjir lo bisa ga sih diem. Lama-lama mulut lo gue sumpel ni pake sepatu" kesal Lauren 

"bau kaki lo" 

"Rav, gue nebeng dong. gue ga bawa motor" pinta Danu kepada Rava

"lo balik sama siapa?" tanya Rava kepada Ilana

"udah dijemput sama bang Ali sih, udah sampe juga kaya nya nih" jelas Ilana sambil memperlihatkan isi pesan dari bang ali. Rava hanya menganggukkan kepala nya. 

"yee curut, gue mau nebeng, ko yang ditanyain si bayong sih" protes Danu. 

"iyee" jawab Rava dengan irit. 

"yaudah gue jalan kedepan duluan ya, byee gaiss" Ilana pamit dengan temannya. Dan yang lain pun jalan keparkiran untuk mengambil motor nya. 

Sudah sampai di pertengahan jalan, Danu kembali bertanya kepada Rava "lo beneran suka sama Ilana?"

Rava hanya diam saja, tidak merespon omongan Danu. Padahal ia mendengar pertanyaan Danu sangat jelas, tapi ia enggan untuk menjawab nya. 

Danu pun tahu jika Rava sebenarnya mendengar suaranya, karna Danu mengeluarkan suaranya seperti setengah berteriak "cemen lo ga mau jawab, cupuu!" sengaja Danu memanas-manasi Rava. 

"apaan si lo gajelas" elak Rava

"lo cemen, cupu, gamau mengakui. Masa cowo tibang ditanya gitu aja ga berani jawab. aneh lo, cupu dasar" Danu kian memanaskan Rava

dengan lantang Rava menjawab "iya gue suka sama Ilana, kenapaa? gasuka lo?! puas?!" 

Danu hanya menganga dengan ekspresi kaget nya. 


TBC

He Is My (Boy)FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang