Lacuna

112 28 0
                                    

"Sebuah ruang hampa, dari tempat-tempat yang hilang."


🍁🍁🍁

Taehyung membaringkan Hyojoo perlahan di atas ranjang, gadis Han itu belum juga memberi tanda-tanda akan bengun. Pergerakan yang Taehyung ciptakan tak membuat Hyojoo terganggu sedikit pun. Seakan tidurnya begitu nyenyak sampai tak ingin bangun.

Melihat gadisnya tak kunjung membuka mata membuatnya merasa bersalah. Ia terlalu berambisi hingga melupakan keadaan Hyojoo. Rasa bersalah itu kian besar dengan seiringnya waktu, bahkan hanya kata maaf saja rasanya tidak cukup.

Kutukan raja iblis mulai menghantui Taehyung setiap saat.

Kesengsaraan adalah awal dari semuanya untuk sebuah penebusan. Taehyung harus menuai apa yang ia tanam dengan rasa yang hampa. Jiwa dan hatinya telah mati terkubur dalam rasa bersalah. Cinta dan kasih sayang seakan lupa bagaimana menggunakan persaan itu.

Tidak ada yang bisa Taehyung lakukan selain memberikan Hyojoo darah perek miliknya. Sesungguhnya memberikan darah perak Archangel kepada tubuh manusia itu tidak diperbolehkan namun Taehyung tidak bisa menunggu lebih lama lagi atau Hyojoo akan tetap tertidur hingga berhari-hari. Taehyung lalu menggigit bibirnya hingga terluka dan mempertemukan bibirnya dengan milik Hyojoo yang pucat, memaksa agar gadis Han itu menelan darahnya.

Butuh beberapa menit saat dirasa darahnya cukup untuk Hyojoo. Taehyung mengusap bibirnya untuk membersikan noda darah yang tersisa. Perlahan mata indah itu terbuka menyesuaikan cahaya. Kepala Hyojoo terasa berdenyut dan merasakan tubuhnya lebih ringan. Hal pertama yang ia lihat adalah bayangan wajah Taehyung tersenyum simpul padanya.

"Bagaiamana keadaanmu?" Suara husky itu menyapa Hyojoo dengan sopan. Dibantu oleh Taehyung Hyojoo mencoba bangun agar sejajar dengan pria Kim itu.

Hyojoo merasa bingung begitu menyadari bahwa ia sudah berada dikamarnya sendiri bersama Taehyung. Seingatnya ia pergi ke Museum untuk melihat lukisan aneh itu, lalu Taehyung menyuruh untuk menyentuhnya dan semuanya menjadi gelap, entah apa yang terjadi. Tetapi Hyojoo justru merasa tengah bermimpi panjang dan tidak ingin bangun. Berada di tempat yang tinggi dan menajubkan tanpa terbesit mata siapapun, dan bertemu seseorang berambut perak itu lagi.

"Apa yang terjadi denganku, Tae?" Hyojoo balik bertanya saat Taehyung menyodorkan segelas air putih.

"Kau pingsan saat di museum, minumlah." Hyojoo menerimanya lalu menimumnya hingga tandas. Rupanya lama tertidur membuat Hyojoo sangat haus, lalu memberikan gelas kosong itu pada Taehyung lagi.

"Sebelum aku pingsan sebenernya aku melihat cahaya terang menembus mataku lalu aku melihat potongan kejadian yang tidak beraturan. Dan anehnya aku juga melihat dirimu di sana bersama seorang wanita, itu seperti mimpi tapi aku juga tidak yakin." Terdengar helaan nafas dari Hyojoo, entah kenapa ia langsung memberi tahu Taehyung. Karena Hyojoo yakin lukisan itu ada hubunganya dengan Taehyung.

Jika tidak kenapa dia membawanya ke sana? Lalu menyuruhnya untuk menyentuh agar tahu jawaban yang selama ini ia cari. Sejak pertama kali menyentuhnya hidupnya jadi berubah, kejadian-kejadian aneh mulai bermunculan termasuk kedatangan Taehyung yang mengejutkan lalu Seokjin yang seperti sudah mengenal Taehyung sangat lama.

Hyojoo butuh jawaban.

"Hyojoo." Hyojoo mentapa Taehyung begitu pria itu memanggilnya lembut. Dia masih duduk di samping ranjang yang kosong.

"Mulai sekarang kau harus bisa membedakan mimpi dengan ingatan. Terkadang kenyataan itu seperti mimpi, tapi sesungguhnya itu realita." Ucapan Taehyung begitu menohon, entah kenapa rasanya Hyojoo sangat tertampar mendengarnya. Hatinya menjadi gelisah seperti ada sesuatu yang mengganjal.

ꜰᴏᴇᴅᴇʀɪꜱ || ᴋᴛʜTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang