Prolog

466 63 5
                                    

Semua yang ada dalam cerita adalah fiksi belaka. Hanya sebuah imajinasi dari sang penulis yang disalurkan lewat cerita. Tidak ada hubungannya dengan sumber manapun

 Tidak ada hubungannya dengan sumber manapun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁🌺🍁

Sebagai seorang mahasiswa jurusan arkeolog Han Hyojoo sudah tak asing lagi dengan kegiatan penelitian. Berpetualang mempelajari kebudayan zaman terdahulu adalah kegiatan yang paling menyenangkan bagi Hyojoo, sebab dengan itu ia akan menemukan sebuah fakta yang tersembunyi dibalik sejarah. Begitupun tentang makhluk yang di yakin banyak orang hanya mitos, seperti makhluk mitologi ataupun makhluk immortal yang sering kita kenal. Hyo Joo sangat yakin bahwa di dunia ini ada makhluk selain manusia, sebab Tuhan tak hanya menciptakan manusia saja. Keyakinanya itu membawanya pada kecintaan terhadap penelitian dengan rasa penasaran yang besar.

Hari ini sesuai jadwal Hyo Joo dan timnya akan mengadakan sebuah penelitian di sebuah Museum tua yang jauh dari kota. Tempatnya sedikit jauh dari keramaian letaknya pula di atas bukit yang harus menaiki ribuan anak tangga. Sebelum kesini Hyo Joo sempat merasa aneh karena letak Museum ini tidak seperti kebanyak Museum lainya walaupun wisatawan yang datang cukup banyak. Perasaan aneh itu segera Hyo Joo tepis agar tidak mengganggu penelitiannya.

Setelah menaiki anak tangga yang melelahkan kini terpampang jelas bangunan tinggi seperti bangun-bangunan Yunani kuno. Khas sekali dengan nilai sejarah baik dari ukiran maupun warna putih sebagai cat bangunan. Terdapat delapan pilar besar yang menyongsong pondasi begitupun pintu besar nan tinggi sebagai akses masuk. Kedatangan merekapun langsung disambut oleh pria paruh baya berkaca mata dengan rambut sebagian telah beruban, perawakanyapun tinggi dan tegap. Pria tua itu berkata dirinya adalah seorang juru kunci sekaligus penjaga Museum. Selain ramah ia juga pandai dalam menjelaskan setiap benda koleksi disini, hingga para mahasiswapun mudah memahaminya.

Tak ada yang menonjol disini setelah Hyojoo masuk semuanya tampak biasa saja seperti museum-musem pada umumnya. Ruangan besar yang memiliki beberapa lorong di dalamnya, sementara di setiap lorongnya terdapat karpet merah yang tergelar. Lalu beberapa ornamen cantik di setiap sudut sebagai penunjang, serta orang-orang yang sibuk mengamati objek yang ada disini menjadi pemandangan umum. Selain yang menempel di dinding ada pula yang tersimpan di kotak kaca disertai dengan penjelasan asal musal benda tersebut.

Namun atensi Hyo Joo tak sengaja mengarah pada lorong yang sengaja mereka lewati. Diantara lorong-lorong disini, lorong sebelah kiri dekat dengan patung Dewa Yunani tampak sepi tak ada yang memasukinya, seperti sengaja di lewatkan.

Tanpa Hyo Joo sadari kakinya melakah kesana seolah ada sesuatu yang menariknya untuk menulusi lorong itu. Lantai marmer berlapis red karpet yang ia pijaki tampak berdebu walaupun semuanya terlihat bersih dan rampi. Sepanjang kakinya melangkah nerta beningnya tak menemukan apapun selain hiasan dinding yang tampak singkron dilihat, dan ukiran cantik pada pilar  yang menempel di dinding. Anehnya di sini tidak ada satupun benda peninggalan yang di pajang.

Tak disangka ternyata Hyo Joo sudah tertinggal jauh dari timnya. Berada seorang diri di ruangan sedikit gelap hanya disinari cahaya matahari yang melintas di atap bangunan yang terbuat dari kaca. Di sana terpampang lukisan besar sejajar dengan posisi tubuhnya berdiri.

Entah kenapa rasa penasaran itu muncul tanpa menghiraukan rasa takutnya akan tersesat di dalam sini. Matanya menelisik seluruh permukaan lukisan yang sangat cantik penuh dengan nilai estetika. Siapapun yang melihatnya akan terpana oleh keelokan coretan abstrak ini. Jika ada lukisan seindah ini kenapa harus disembunyikan? Pikir gadis bermarga Han itu. Hyojoo sendiri tak bisa menebak lukisan apa ini yang jelas di dalamnya ada makna tersembunyi, seperti lukisan-lukisan zaman dahulu yang memiliki makna yang dalam dan tersembunyi. Namun Hyojoo bisa melihat gambar sayap yang meringkup menutupi tubuh seseorang diantara coretan tak beraturan, setidaknya hanya itulah yang Hyo Joo pahami.

Lama mata itu memandang jauh, seakan jiwanya tersedot hingga tangan lentik itupun mulai bergerak di atas sayap gambar tersebut. Mengelus permukaannya dengan hati-hati. Iris beningnya terlampau terpesona begitu dalam sampai Hyojoo melupakan segalannya. Hatinya terasa tentram dan berdesir dengan sendirinya seolah melihat pria tampan yang begitu menggagumkan. Akan tetapi di satu sisi ia merasakan sebuah kesedihan yang mendalam disertai peyesalan yang tak berujung. Begitu menyakitkanya sampai dirinya ingin menangis tanpa sebab.

"Hyojoo apa yang kau lakukan disini?"

Kim Mingyu.

Suara itu adalah milik pria tampan satu timnya yang berhasil menyadarkan Hyojoo dari dunia hayalnya. Tubuhnya berbalaik menghadap persepsi di sana tengah menatapnya heran. Bukankah dia tadi bersama juru kunci kenapa tiba-tiba ada disini? pikir Hyo Joo menerawang sekitarnya yang tampak asing. Hyojoo tidak sadar seperti ada yang menuntunya.

Kebingungan itu masih melanda dirinya tatkala langkah pemuda Kim itu membawanya kembali. Namun beberapa meter kakinya melangkah tubuhnya berbalik menatap lukisan itu untuk terakhir kalinya sebelum benar-bergi dari sana. Entahlah ada sebuah magnet yang berusaha menariknya. Jiwanya seakan tertinggal.

Tak lama setelah kedua manusia itu pergi lukisan itupun bersinar terang. Sangat terang sampai menyilaukan mata siapapun yang melihatnya. Dari cahaya putih itu mulai terbentuk sebuah sayap yang berkilau menembus atap banguna kaca di atas. Perlahan-lahan cahaya itu berubah wujud menjadi manusia berambut perak dengan kedua sayap besar di balik punggung kokohnya. Memikiki iris begitu tajam dengan warna iris abu kebiru-biruan yang indah ditambah rahang tegas dikedua disisinya, begitu pula bibir ranum sedikit tebal itu begitu menggoda.

"Finalmente me encontraste y yo te encontre"

(Akhirnya kau menemukanku dan aku menemukanmu)

Pria bersayap itu menyeringai di balik wajah tampan rupawannya. Seringaian yang mematikan dan penuh arti itu kontras dengan mata elangnya yang memesona. Usai mengatakan itu tiba-tiba muncul kembali sebuah cahaya dari atap kaca di atasnya. Dua bola cahaya berubah wujud di depan pria itu menjadi sosok dua pria tampan yang bersayap pula. Wajahnya berseri diantara  rambut abu-abunya dan satu lagi berambut coklat.

"Bienvenido de nuevo Raphael," ucap keduanya memberi salam hangat.

(Selamat datang kembali Raphael)

"Gracias por la bienvenida Kenzie y Samael."

(Terimakasih atas sambutanya Kenzie dan Samael)

Dari sinilah semuanya akan dimulai...

Note : Foederis dalam bahasa Latin artinya pertemuan atau sebuah pertemuan

Jangan lupa vote dan coment

ꜰᴏᴇᴅᴇʀɪꜱ || ᴋᴛʜTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang