"Aku adalah bagian dari dirimu yang
hilang."
°°°°°°°°°°°°
Taehyung duduk di tepi tempat tidur, memandangi Hyojoo yang tertidur lelap.
"Kau begitu rapuh, namun juga begitu kuat...
Aku tidakan pernah meninggalkanmu lagi," gumamnya pelan, nyaris tak terdengar.
Ia tahu bahwa Hyojoo telah melalui banyak hal, dan tanggung jawabnya untuk melindungi gadis ini semakin besar. Tanpa sadar, Taehyung mengelus lembut rambut Hyojoo sebelum akhirnya meninggalkan kamar dengan langkah berat.
Pagi harinya, Hyojoo terbangun dengan keringat yang membasahi tubuhnya. Nafasnya tersengal, dan matanya terbuka lebar dalam ketakutan. Ia baru saja terjaga dari mimpi yang sangat nyata, mimpi yang membawa ingatannya kembali ke masa kecilnya.
Dalam mimpinya, Hyojoo melihat kecelakaan beruntun di Saju yang merenggut nyawa banyak orang, termasuk ibunya. Ia teringat bagaimana suara benturan keras, teriakan panik, api dan aroma bensin bercampur darah memenuhi udara. Hyojoo kecil, duduk di kursi belakang mobil, melihat pemandangan mengerikan itu dengan mata terbelalak. Mobil mereka tiba-tiba di tabrak dari belakang dan tubuh kecil Hyojoo terpental keluar. Ia merasakan sakit yang luar biasa, darah mengalir deras dari lukanya.
Ketika Hyojoo hampir menyerah pada kegelapan, sebuah keajaiban datang. Cahaya hangat dan lembut menyelimuti tubuhnya, dan senyuman hangat itu membawa Hyojoo pada kesadaran. Ia merasa seolah-olah ada kekuatan yang luar biasa menyelamatkannya, memberinya kesempatan kedua untuk hidup.
"Ibu," gumamnya.
"Apa ini ingatakan yang aku lupakan? Kenapa bisa..."
Hyojoo duduk di atas ranjang dengan keringat dingin membasahi wajahnya. Nafasnya masih terengah-engah, dan matanya memandang kosong ke arah dinding. Pikiran-pikiran dari mimpi itu masih membekas di benaknya, membuatnya merasa bingung dan ketakutan.
"T-Tidak mungkin...," gumamnya sambil menggenggam erat selimutnya. "Apa yang sebenarnya terjadi waktu itu?"
Selama ini Hyojoo tidak bisa mengingat kejadian itu sama sekali pasca kecelakaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ꜰᴏᴇᴅᴇʀɪꜱ || ᴋᴛʜ
FanfictionIni semua berawal ketika aku menyentuh lukisan kuno di sebuah meseum tua tempat untuk objek penelitianku sebagai mahasiswa jurusan arkeolog. Tak disangka, ternyata sentuhanku itu sudah ditunggu ratusan tahun lamanya untuk membebaskan makhluk yang d...