Enjoy 🤍
[⭐️+💭]
"DIO MAU IKUT NGGA? AYAH , BUNDA SAMA ABANG UDAH SIAP INI" teriak seorang laki-laki berumur hampir berkepala empat.
"ISS AYAH YANG SABAR DONG! DIO LAGI PAKAI CD INI" balas sang anak dari lantai dua dengan nada kesal.
"YAUDAH, KALAU LAMA AYAH TINGGAL LHO. BUUBAAYY...." teriak Alex dengan nada yang terkesan mengejek.
Suara keduanya menggelegar didalam mension.
Sang Bunda hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan Suami dan Anak yang tak pernah akur ini.
"Ayah jangan teriak-teriak lah, malu di dengar sama Mba Yanti sama Mang Asep." Kata Bunda.
Mba Yanti adalah seorang art yang bekerja sudah hampir 20 tahun lamanya di keluarga mereka. Sedangkan Mang Asep adalah seorang Satpam di mension mereka.
Tio yang sedari tadi mendengar teriakan Ayah dan Adiknya itu merasa pusing kemudian duduk di sofa sambil memijat pelipisnya. Heran, mengapa Ayahnya suka banget menjahili adiknya.
10 menit kemudian, terdengar suara larian dari lantai dua. Dio berlari menuruni tangga sambil menenteng sepatunya.
"Dio jangan lari, nanti jatoh astaga" kata Liana ketika melihat anak keduanya lari terbirit-birit menuruni tangga dengan tangan yang menenteng sepatu.
"Bunda Dio capek, Ayah ngeselin." Kata Dio sambil menyandarkan kepalanya dibahu Bunda.
Bunda yang melihatnya pun kasihan sambil mengelus pundak Dio dengan lembut. Sedangkan Alex? Tertawa melihat Dio yang kecapean akibat ulahnya.
"Yaudah, karena pesawat adek kalian take-off 1 jam setengah lagi, ayo kita makan terlebih dahulu sebelum berangkat." Kata Alex kemudian ngacir ke ruang makan dengan cepat karena bentar lagi....
"AYAAAAHHHHHH" Dio ngamuk.
Sedangkan Alex tertawa mendengar amukan anaknya itu.
🚗💨
Mereka sedang dalam perjalanan menuju bandara. Tio yang menyetir dan Ayah yang duduk di kursi samping pengemudi. Sedangkan Bunda dan Dio duduk di kursi penumpang belakang.
Alex cekikikan melihat wajah Dio yang masih kesal dengannya. Menjahili anaknya memang hobi Alex, terutama menjahili Dio. Sebab anak itu mudah marah dan kesal yang membuat Alex makin menjadi-jadi bertingkah.
"Tiati muka kamu cepat keriput gara-gara lama cemberut lho." Jahil Alex pada Dio.
"Dio ngga mau tau, pulang nanti Ayah harus beliin Dio Pizza lima box." Kesal Dio.
Tio yang mendengarnya pun mendengus pelan. Kadang ia heran, Dio ini umur 23 atau 5 tahun sih.
"Iya deh iya, Ayah beliin." Kata Alex
10 menit kemudian, mereka telah sampai di Bandara.
"Abang, coba telpon adik kamu, dia ada dimana. Kan seharusnya pesawat mereka take-off lima belas menit yang lalu." Suruh Bunda yang langsung diangguki oleh Tio.
Baru saja Tio ingin menelpon adiknya tapi-
"BUNDAAAAA"
"AYAAAH"
Ayah, Bunda, Tio dan Dio pun berbalik mencari suara yang terdengar familiar bagi mereka dan ....
'Bruukk'
"Bunda, Lio kangen." Kata seorang gadis yang tiba-tiba memeluk Bunda.
"Cio juga kangen sama kalian." Susul seorang anak laki-laki berusia 17 tahun kemudian memeluk Alex.
"Wahh, anak-anak Ayah udah gede yah. Ayah juga kangen sama kalian berdua." Kata Alex sambil membalas pelukan Cio.
"Lio sini peluk Kakak. Kakak kangen tau." Kata Dio pada adik bungsunya sambil merentangkan kedua tangannya.
"Huwaa Lio kangen sama abang." Kata Lio kemudian memeluk Tio. Dio yang sedari tadi merentangkan kedua tangannya pun perlahan turun sambil menatap sedih kearah adik perempuan satu-satunya itu.
"HAHAHAHA kasihann." Kemudian terdengar suara tawa mengejek siapa lagi kalau bukan Alex pelakunya.
Liana yang berada disamping Alex pun mencubit perut suaminya.
"A-aduh sa-sakit, Bund." Keluh Alex.
"Suka banget sih ngejahilin anak sendiri." Kata Liana sambil menatap suaminya tajam. Yang ditatap hanya menyengir sambil mengelus pelan perutnya yang habis dicubit.
"Kak Dio kasihan, sini peluk sama Cio aja." Kata Cio sambil memeluk kakaknya yang dibalas oleh Dio.
"Nanti kakak beliin es krim deh sepuas Cio." Kata Dio sambil melirik kearah Lio yang masih setia memeluk Tio.
Dio sengaja membesarkan suaranya karena tahu kalau Liona itu gadis maniak es krim.
"Ihhh Lio mau juga." Kata Liona kemudian berjalan mendekati Dio dengan tangan terbuka lebar bersiap memeluk Kakaknya.
"Ngga boleh, sana minta sama Abang aja. Tadi kan kamu peluk Abang bukan Kakak." Kata Dio dengan suara yang sengaja dibuat-buat.
"Udah-udah, ayo pulang. Lio sama Cio harus istirahat besok hari pertama kalian sekolah." Lerai Bunda.
Mereka berenam pun berjalan keluar dari bandara menuju parkiran mobil.
🚗💨
Diperjalanan pulang, Liona sedari tadi tak henti-hentinya menceritakan pengalaman-pengalamannya selama tinggal di Amerika.
"Perasaan tadi ada yang janji nih beliin Kakak pizza lima box." Sindir Dio yang langsung didengar oleh Alex.
"Ayah kira kakak udah lupa. Abang mampir ke restoran Pizza bentar yah. Bayi gede rewel soalnya tuh." Kata Alex.
Sesampainya dirumah, mereka pun langsung berkumpul di ruang keluarga.
"YEAY PESTA PIZZA." Teriak Liona.
"Dih yang dibeliin siapa yang girang siapa." Sindir Dio.
"Cio, anterin satu box ke Mba Yanti sama Mang Asep yah." Pinta Bunda yang langsung diacungkan jempol oleh Cio.
"Bang, nyalain TV dong." Pinta Dio pada Tio.
Tio yang disuruh pun menatap datar kearah adiknya itu kemudian melakukan perintah sang adik.
(Demi menghindari pertengkaran -Tio).Mereka pun akhirnya nobar sambil makan pizza.
Thank you for voting n commenting, guys <3!
KAMU SEDANG MEMBACA
MARVELION
Fanfictie[do not copy this story, plagiarism is expected to stay away]. This story is purely from my imagination! Happy reading, I hope you enjoy this story. 💌 Sucitra Aulyanis, 2021.