Relief-Relief di Monumen Simpang Lima Gumul

6 1 0
                                    


Arka masih di Pare. Seperti biasanya jika pulang di hari Sabtu, ia akan kembali ke Surabaya di hari Senin selepas subuh. Ia tengah bersiap menuju toko dan hendak ikut travel ke Monumen Simpang Lima Gumul.

"Di mana? Aku sudah di toko, travel sudah siap dan anak-anak sudah menunggu," tulis Arka di aplikasi perpesanan yang kemudian dikirim ke Aqish.

Rehan tampak berdiri di depan minibus yang hendak membawa rombongan bersama sopir yang sudah menjadi langganan anak-anak untuk berwisata.

Berwisata menjadi rangkaian terakhir beberapa siswa kursus yang berasal dari luar kota. Destinasi wisata di wilayah Kediri dan Malang menjadi alternatif tujuan mereka. Banyak wisata alam yang bisa dijadikan referensi untuk liburan. Di Kediri terdapat monumen megah yang patut dikunjungi oleh pendatang dari luar daerah.

Untuk menuju ke monumen bersejarah itu hanya membutuhkan waktu tiga puluh menit. Jika berkendara dengan sepeda motor akan lebih cepat. Hampir seluruh peserta kursus di Kampung Inggris Pare tidak akan melewatkan menyaksikan langsung bangunan yang menyerupai Arc de Trimple di Perancis ini.

Rehan sering menjadi koordinator dan mencarikan travel untuk anak yang tinggal di kostnya. Jika hanya satu dua anak, mereka bisa ke sana dengan mengendarai ojek online. Peserta kursus di sini juga ada yang datang bersama rombongan yang jumlahnya tidak sedikit. Untuk berwisata pun mereka harus mencari travel yang juga tersedia di sekitar lembaga kursus ini.

"Arka nebeng, ya Mas, mumpung lagi di sini katanya," ucap Rehan pada laki-laki yang hendak mengemudikan minibus tersebut.

"Mas Rehan ndak ikut juga?"

"Tidak. Hari ini aku ada urusan." Rehan berkilah mencari alasan. Ia menduga jika Aqish akan diajak Arka untuk ikut travel. Meski sudah sering warga Pare berkunjung ke sana, tetapi bagi sebagian orang tidak merasa bosan untuk datang lagi.

Tidak lama kemudian Aqish datang bersama sepupunya yang masih di Pare. Sepupu Aqish sengaja menginap karena memang berencana untuk ikut ke Kediri. Semua anggota sudah berkumpul, rombongan itu berangkat menuju Kediri.

Aqish duduk di depan bersama sepupunya, sedangkan Arka duduk di kursi kecil di samping sopir. Semua kursi telah terisi rombongan siswa kursus yang berasal dari Pekalongan. Arka berlagak layaknya seorang pemandu pariwisata. Ia menghadap ke belakang ke arah para penumpang. Beberapa orang menanyakan tempat-tempat yang dilewati, Arka pun menjelaskan sepengetahuannya saja, terkadang ditambah-tambahi supaya telihat lucu. Tidak seperti Rehan, Arka selalu gagal dalam hal melawak. Aqish hanya tersenyum melihat Arka yang berusaha menghibur penumpang dari kaca spion dalam minibus.

Kemegahan Monumen Simpang Lima Gumul tampak dari kejauhan. Monumen kebanggaan orang Kediri ini beradadi Desa Tugurejo, Kecamatan Ngasem masuk wilayah Kabupaten Kediri. Meskipun demikian, sebelah barat tidak jauh dari sana sudah memasuki wilayah kota.

Kali ini Arka benar-benar seperti guide tour untuk rombongan ini. Mereka yang datang dari luar daerah pasti akan takjub dengan bangunan yang konon didirikan karena terinspirasi dari Jongko Joyoboyo – Raja Kerajaan Kediri di abad ke-15 – yang ingin menyatukan lima wilayah di Kabupaten Kediri. Persepsi ini diperkuat karena terdapat lima pintu masuk menuju monumen ini. Lima jalan yang kerap disebut simpang lima ini menuju ke arah Gampengrejo, Pagu, Pare, Pesantren dan Plosoklaten.

"Monumen ini berdiri di atas tanah seluas 804 meter persegi dan menjulang setinggi 25 meter yang terdiri dari enam lantai serta ditumpu tiga tangga dari dasar lantai," kata Arka ketika seorang perempuan bertanya, "angka luas dan tinggi monumen tersebut menunjukkan tanggal, bulan dan tahun jadinya Kabupaten Kediri yaitu pada 24 Maret 804 Masehi," lanjut Arka, tangannya berpegangan ke atas, tubuhnya sedikit miring karena minibus sedang berbelok menuju parkiran. Arka hafal betul sejarah berdirinya Monumen yang dipelopori oleh Bupati Sutrisno yang pada saat itu sepulangnya dari Perancis, Bupati Sutrisno merealisasikan pembangunan Monumen Simpang Lima Gumul.

Dongeng Perempuan Berpipi MerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang