Mengungkap Rahasia (PART 1)

3 1 0
                                    

Pagi itu saat jam menunjukkan pukul delapan, Fatin berjalan tergesa-gesa melewati lobi lalu ruangan terbuka yang disekat-sekat. Orang-orang di ruang itu berkutat di depan komputer mengerjakan tugas sesuai jatahnya. Seraya berjalan, wanita yang mengenakan blus maroon dengan rok hitam selutut itu berulang kali menaikturunkan ponsel dari telingan ke depan muka. Fatin terus melakukan panggilan hingga ia masuk ke ruangan Arka.

"Maaf, Pak. Saya nyelonong masuk. Ada hal urgent yang akan saya sampaikan kepada bapak."

Arka memalingkan wajah dari layar laptop di depannya. "Iya, ada apa?"

"Model yang hari ini ada jadwal pemotretan mendadak membatalkan karena mengalami kecelakaan. Saya sudah menghubungi beberapa model langganan kita tetapi tidak bisa karena terlalu mendadak. Apa perlu diatur ulang jadwal pemotretannya. Tapi klien kita yang ini sudah mendesak untuk segera diselesaikan," kata Fatin, napasnya masih tersengal-sengal.

"Duduk dulu!" jawab Arka tenang.

Arka meraih ponsel di atas meja seketika saat ia mengingat pertemuannya dengan Salma beberapa hari yang lalu. Segera ia mencari nomor Salma di daftar kontak di gawainya. Nada berdering beberapa kali lalu terdengar seorang perempuan menyapa.

"Kak Salma ini aku Arka," ucap Arka memulai percakapan dengan Salma.

"Ohya, Arka. Aku sudah menyimpan nomor kamu juga kok. Ada apa, ya?"

"Jadi bergini, Kak," Arka menjeda ucapannya, "hari ini Kak Salma ada job tidak? Jika sedang free, maukah sampean menggantikan model saya yang membatalkan jadwal hari ini karena mengalami kecelakaan."

Salma bergumam, masih mempertimbangkan tawaran Arka. Sesaat kemudian ia menjawab, "Kebetulan hari ini aku free. Oke deh aku mau. Kirim alamat kantormu ke aku, ya!"

"Siap, Kak."

"Ohya, pemotretan jam berapa?" tanya Salma sembari menengok jam di tangannya, "soalnya ini saya masih ada kerjaan sedikit di rumah. Sekitar pukul sepuluh baru bisa jalan," lanjutnya.

"Oke gak papa, Kak. Siang jam sebelas, ya!" kata Arka memastikan.

Dongeng Perempuan Berpipi MerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang