EPS.25

1.9K 164 22
                                    

Hari ini adalah hari kelulusan jisung, hampir sama seperti tahun lalu orang yang disukai kakaknya pergi ke negara asalnya, jisung harap chenle seperti Shotaro yang datang untuk ucapan sekaligus jujur rasa sukanya.

Tapi sudah setengah hari batang hidung chenle tidak terlihat juga, lagi pula jisung dan chenle jarang sekali saling menghubungi, alasan chenle "sebentar ya, ada skripsi yang harus aku bereskan, kau belajar sebentar lagi ujian kelulusan"

Mungkin jisung terlalu berharap chenle datang dan memberi selamat, mau berharap chenle jujur mempunyai rasa suka pun juga mereka sudah resmi berpacaran.

Dan sekarang sudah jam 1 siang, hanya sungchan yang ada di sampingnya sambil meminum jus dikit demi sedikit.

"Ada apa? Chenle? Mungkin dia sibuk jangan paksakan untuk datang dan hanya memberi selamat" ucap sungchan yang kini fokus terhadap jalanan yang penuh pejalan kaki.

"Tidak, siapa pula yang memaksa untuk datang" jawab jisung.

"Bohong sekali, dari wajahmu seperti menunggu sesuatu, aku tahu aku tahu.. kau ingin segera bertemu chenle dan berduaan karena bosan lihat aku dan shotaro setiap harinya kan? Dilarang iri!" Canda sungchan.

"Bodoh! Siapa pula yang iri?! Aku hanya bosan di rumah setiap harinya" elak jisung.

"Tapi kau sudah 18 tahun di rumah tanpa mau di ajak keluar.. bagaimana ceritanya tiba tiba bosan semenjak di tinggal chenle yang jelas jelas baru 1 tahun?" Tanya sekaligus canda sungchan.

Bagaimanapun, sungchan sebenarnya orang yang humoris tapi orang di dekatnya saja yang tidak bisa di ajak bercanda, jadi mau tidak maupun sungchan diam tanpa mengeluarkan candaan selama lebih belasan tahun.

"Ck, kau ini sombong sekali! Jika putus pun pasti kau merasakan kesepian yang benar benar sepi! Aku ramal itu! Lagi pula mau chenle datang atau tidak pun aku tidak peduli!" Ucap jisung sambil mengaduk minumannya.



"Ohh.. seperti itu ya?? Baiklah aku kembali saja" 

Jisung langsung menatap ke arah belakang dengan cepat dan menahan salah satu lengan chenle yang akan segera pergi kembali.

"Apa? Kau tidak peduli kan? Ya sudah aku mau kembali saja" tanya chenle dengan muka yang seperti marah.

"T-tidak.. aku tadi hanya.. hanya bohong."

beberapa detik hening, tapi semua berlalu begitu saja saat chenle tertawa puas.

"HAHAHAHA! kau ini masih saja Tsundere!"

Jisung menutup telinganya dengan rapat "kau ini masih saja berisik"

"Bukankah sungchan dan jisung itu yandere?" Tanya Shotaro yang baru saja datang dengan 2 es krim di tangannya.

"KAU BENAR! AKU SAMPAI TAKUT SAAT KALIAN—" teriak chenle tanpa sadar mengingat kejadian mau membeli garam.

"Diam" ucap jisung yang wajahnya dekat sekali dengan chenle.

Chenle tentu saja diam, dari pada bertindak lalu di akhiri seperti orang di balik tembok.. chenle tidak mau hal itu terjadi walaupun 100% percaya jisung sudah berubah.

"Iya iya okey, aku diam. Nih diam. Iya aku diam. Aku diam okey jangan ganggu!" Ucap chenle sebelum benar benar diam tanpa suara sedikitpun.

Mereka ber empat sering kumpul saat masih SMA, tapi baru kali ini suasana hening hanya karena chenle diam, keadaan menjadi canggung.

"Huft.. berbicara beberapa kata boleh saja jangan diam seperti itu" helaan nafas jisung terdengar jelas di telinga chenle

"tadi yang menyuruh aku diam siapa?! Tidak jelas sekali makhluk satu ini! Kau ini makhluk apa?!!"

Jisung memutar bola matanya malas, ia kira chenle kuliah di negara kelahirannya bakalan sedikit pendiam atau maximal (1 perubahan kecil di sebut maximal jika chenle ada perubahan) tidak percaya makhluk makhluk lain, ternyata tidak ada perubahan.

Pernah sekali chenle percaya meteor jatuh adalah alien yang akan menguasai bumi, terlalu kekanak Kanakan pikirnya.

"Apa boleh buat, chenle ayo kita kerumah mu yang dulu, tidak pernah ada yang mengisi bukan? Lihat ada makhluk lain atau tidak." Ajak jisung.

"Tidak tidak tidak, aku tidak percaya hantu oke.. kalaupun ada aku bakalan lari lebih dulu"

"Pokoknya hari ini kita hanya perlu bersenang senang atas kelulusan mu oke? Oh ya.. aku bawa hadiah tapi lihat dulu nilaimu" lanjut Chenle.

Jisung sebenarnya tidak berharap lebih dengan isi hadiah itu, karena setiap Chenle memberinya hadiah selalu tidak benar, ada saja alasannya dari yang salah membukus hadiah sampai barang seadanya di rumah.

Tapi tetap saja jisung ingin sesekali mengeluarkan sikap sombongnya itu!

"Nilaiku bagus bukan? Tentu saja seorang park jisung tidak pernah mendapatkan nilai kecil"

Plak

"Sombong sekali! Itu pun kalau ayah tidak menyuruh kita bersekolah kau sama saja seperti serangga!"

"Tapi serangga juga pintar! Pada dasarnya aku ini memang pintar"

"Aku jauh jauh lebih pintar, jika ragu dengan kepintaran ku ayo kita bertanding"

"Ay—"

Di tengah pertengkaran kakak beradik barusan di tenangkan oleh kekasih mereka masing masing.

"Stop! Aku tahu kalian pintar tapi jangan berbicara didepanku yang jelas jelas ada nilai merah! DAN TERNYATA KULIAH ITU MEMUSINGKAN! AKU INGIN KE SEKOLAH DASAR"rengek chenle di akhir.

"Ingin apa?" Tanya Shotaro

"Jajan telur gulung, tentu saja bersekolah kembali dan tertawa haha hihi tanpa memikirkan deadline!— ah.. maaf aku kira jisung yang bertanya hehe" ucap Chenle sopan di akhir karena bagaimanapun Shotaro lebih tua dibandingnya.

Jisung yang merasakan namanya di sebut hanya mencibir, jadi selama ini sebelum berpacaran chenle selalu teriak karena ia lebih muda, cih seenaknya.

"Sudah, habiskan saja semua nya, lalu kita pergi" ucap sungchan.









***

Kira kira lanjut? Y/g?

Ga tau sih yang penting ga gantung aja gitu, merasa bersalah sy tuh hhe.

🎉 Kamu telah selesai membaca 𝕮𝖗𝖎𝖒𝖎𝖓𝖆𝖑 [Jichen] ✔️ 🎉
 𝕮𝖗𝖎𝖒𝖎𝖓𝖆𝖑 [Jichen] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang